High School Musical (2006) merupakan film produksi Disney Channel Original Movie (DCOM) yang dirilis pada 20 Januari 2006. Film yang disutradarai oleh Keny Ortega berhasil menjadi film terlaris di Amerika pada masanya dan telah ditonton oleh seluruh orang di dunia.
Film lawas dengan produksi yang memukau ini menjadi pintu pembuka untuk sekuel lainnya, yakni High School Musical 2 (2007) dan High School Musical 3: Senior Year (2008). Seluruh sekuel High School Musical berhasil meraih pendapatan tertinggi dan hingga saat ini menjadi film yang selalu ditonton ulang oleh seluruh generasi.
Menelisik proses pembuatan film lawas ini, dalam kanal YouTube DVDXtras (2024) Keny Ortega mengungkapkan bahwa diperlukan proses yang panjang dalam pembuatan film High School Musical.
“Dimulai dari pencarian dancer, recording lagu, berlatih koreografi, shooting, dan akhirnya proses editing untuk menyatukan semua bagian,” kata Keny.
Proses pembuatan film ini memakan waktu yang cukup panjang, diperlukan tenaga yang ekstra dan dedikasi penuh dari para aktor.
“Lebih dari 600 orang mengikuti audisi, proses seleksi para aktor tidak seperti audisi tradisional, mereka harus bisa berakting sambil menyanyi, menari dan harus bisa menghubungkan ketiga ide tersebut untuk benar-benar melahirkan karakter serta penampilan yang seru dan menyenangkan,” kata Keny.
“Kami harus menjalani latihan menari dan menyanyi yang intens selama dua minggu penuh agar dapat membentuk karakter dalam diri,” tambah, Zac Efron Salah satu pemain dalam film ini.
Film yang dibintangi oleh Zac Efron sebagai Troy dan Vanessa Hudgens sebagai Gabriella, dua karakter utama yang sedang menjalani masa-masa penemuan jati diri di SMA East High, dengan beragam hobi serta bakat yang mereka miliki.
Pada sekuel kedua, cerita berlanjut dengan tantangan musim panas di sebuah resort, di mana mereka harus mengatasi konflik antara pekerjaan, persahabatan, dan percintaan.
Film ini diakhiri pada sekuel ketiganya, yang menceritakan tentang perjalanan mereka untuk fokus pada persiapan kelulusan, di mana Troy dan Gabriella harus memutuskan masa depan mereka dan menghadapi perpisahan dengan masa SMA nya.
Dengan menggabungkan berbagai genre, yakni drama sebagai genre utama dan romance serta musikal sebagai sub-genre membuat film High School Musical memiliki daya tarik yang kuat, terutama bagi para penonton remaja.
Berdasarkan Buku Ajar Filmologi Kajian Film (2022), Astuti menyebutkan bahwa film drama memiliki lima ciri, dan tiga diantaranya dimiliki oleh film High School Musical, yakni:
1. Plot atau alur cerita sangat kuat
Alur cerita dalam sekuel film High School Musical, dari sekuel pertama hingga ketiga mengikuti perjalanan karakter utama dalam perjalanan di masa SMA dengan menghadapi berbagai konflik yang terjadi.
Masing-masing sekuel memberikan perkembangan cerita yang logis dan runtut, sehingga membuat penonton terikat pada kisahnya.
2. Mengusik emosi penonton: sedih, gembira, dan marah
Film High School Musical memicu berbagai emosi para penonton, dimulai dari kegembiraan para karakter ketika menjalani masa SMA hingga ketegangan ketika mereka harus memilih keputusan yang sulit dan kesedihan saat akan menghadapi perpisahan.
3. Karakter, latar waktu, dan tempat sangat realistis
Karakter para remaja di SMA East High terasa relatable karena alur cerita yang menggambarkan masalah-masalah yang sering dialami remaja pada umumnya.
Dengan menggunakan latar sekolah, pesta musim panas, dan kehidupan sehari-hari berhasil memberikan nuansa yang nyata dan dekat dengan penonton.
Sebagai film dengan sub-genre musikal, emosi penonton diperkuat dengan lagu-lagu yang mendukung dan selaras dengan adegan, salah satu lagu yang paling terkenal adalah "We're All In This Together".
Berdasarkan Buku Ajar Filmologi Kajian Film (2022), dalam film musikal, musik menjadi tema utama dan dominan dengan penambahan gerak dan lagu yang dimainkan oleh para aktor dan aktris.
Unsur musikal dalam film High School Musical menjadi elemen kunci yang memperkuat emosi dan pesan cerita, karena setiap lagu dapat mencerminkan konflik, perasaan, dan perkembangan karakter secara efektif.
Seiring dengan perkembangan cerita, elemen romance semakin mendalam, terutama dalam hubungan Troy dan Gabriella.
Adegan-adegan manis dan interaksi romantis mereka, ditambah dengan momen-momen penuh ketegangan emosional, membuat penonton merasa terhanyut dan ikut merasakan getaran cinta yang tumbuh di antara kedua karakter tersebut.
Kabarnya, popularitas film ini tidak pernah pudar. Meskipun merupakan film lawas buatan Disney, setiap generasi selalu menyukai seluruh sekuel film High School Musical.
Lagu-lagu yang catchy dan mudah didengar, serta alur ceritanya yang slice of life dan relatable dengan kehidupan di SMA, membuat film ini terus diminati. Lagu-lagunya seolah tak lekang oleh waktu, sering digunakan, dan tetap digemari hingga kini.
So, apakah kamu tertarik untuk menonton seluruh sekuel dari film High School Musical, atau film ini masih menjadi favoritmu hingga saat ini?
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE