Katalog dalam platform streaming Netflix kini diramaikan dengan film orisinal dan berlisensi yang terus bermunculan. Di sisi lain, makin banyak pilihan justru bikin kita melewatkan banyak judul menarik yang sebenarnya sangat layak ditonton.
Padahal secara kualitas deretan film tersebut sudah dapat pengakuan dari para kritikus. Hal ini terbukti dari rating tinggi yang tercetak di situs Rotten Tomatoes.
Karena minim sorotan media dan nyaris nggak terdengar di media sosial, film-film ini pun tenggelam di antara deretan judul populer lainnya.
Kamu juga hampir pasti nggak akan menemukannya di laman depan Netflix. Jadi, satu-satunya cara untuk menemukannya adalah dengan mencarinya secara manual.
Untuk itu, artikel berikut ini bakal membahas 3 rekomendasi film di Netflix dari berbagai genre yang mungkin belum kamu ketahui, tapi layak banget masuk watchlist.
1. See You Yesterday (2019)
Dikisahkan CJ (Eden Duncan-Smith) dan Sebastian (Dante Crichlow) adalah dua sahabat sekaligus murid paling jenius di Bronx High School of Science, salah satu sekolah elite di New York City.
Cerita dibuka di penghujung tahun ajaran mereka, saat keduanya tengah sibuk menyempurnakan mesin waktu buatan sendiri. Target mereka jelas: menang di expo sains dan dapat tiket masuk ke universitas bergengsi.
Setiap kali pulang sekolah, mereka kembali ke sebuah sudut Brooklyn yang keras, di mana kemampuan bertahan hidup jauh lebih penting daripada nilai tinggi di rapor.
CJ tinggal bersama ibunya yang menyambung hidup dengan membuka jasa salon rumahan, dan kakaknya, Calvin (Astro), yang kerja cuci piring di restoran cepat saji.
Keduanya masih berusaha bangkit dari kehilangan sang ayah yang gugur saat bertugas di militer. Sementara Sebastian dibesarkan oleh kakek-nenek yang hangat dan suportif.
Bersama CJ, ia menghabiskan waktu luang di garasi, memperbaiki ponsel dan laptop demi ngumpulin modal untuk proyek mereka.
Setelah beberapa kali percobaan gagal, mesin waktu mereka akhirnya berhasil digunakan untuk kembali ke satu hari di masa lalu.
Tapi bukannya membawa kemajuan, justru ada peristiwa yang berubah dan menewaskan seseorang dalam insiden tragis dengan polisi rasis yang bertindak brutal.
Saat mereka kembali ke masa kini, CJ ngotot untuk melakukan perjalanan lebih jauh ke belakang demi mencegah tragedi itu. Sayangnya, keputusan itu malah membuka pintu ke kematian lain.
Sifat CJ yang mudah terpancing emosi, cenderung impulsif, dan sering mengambil keputusan gegabah bikin situasi kian kacau. Mereka terjebak dalam lingkaran tragedi yang tak kunjung selesai.
Semua ini berakar dari realita hidup di lingkungan kelas bawah, tempat anak muda yang kehilangan arah mudah terjerumus ke kriminalitas, dan aparat cenderung memperlakukan siapa pun sebagai pelaku kejahatan.
2. His House (2020)
His House mengisahkan Bol dan Rial Majur adalah pasangan muda asal Sudan Selatan yang tengah mencoba memulai hidup baru di Inggris.
Setelah berhasil melarikan diri dari kengerian perang sipil di negara asal mereka, keduanya kini menjalani status sebagai pengungsi dan berharap bisa mendapatkan kewarganegaraan Inggris.
Namun proses menuju status tersebut tidak mudah. Sebagai bagian dari syarat pengajuan, mereka dipindahkan ke sebuah apartemen tua dan kumuh di pinggiran London.
Tapi begitu menempati unit tersebut, mereka mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang janggal.
Bukan hanya soal kondisi bangunan yang tak layak huni atau lingkungan sekitar yang dipenuhi sampah, tapi juga kehadiran ‘sesuatu’ yang tak terlihat.
Suara-suara aneh mulai terdengar di malam hari, dan perlahan, muncul penampakan yang menyeramkan. Bagi Rial, ini bukan sekadar gangguan biasa.
Ia percaya mereka sedang diikuti oleh apeth, sosok dari legenda Afrika. Rial melihat ini sebagai tanda bahwa mereka harus meninggalkan Inggris.
Tapi Bol berpikir sebaliknya. Ia yakin mereka harus bertahan dan menghadapi teror tersebut, demi kehidupan baru yang sudah susah payah mereka perjuangkan.
3. Mudbound (2017)
Mudbound menyoroti dua keluarga di Mississippi (satu kulit putih, satu kulit hitam) yang harus bertahan hidup selama dan setelah Perang Dunia II.
Keluarga McAllan dipimpin oleh Henry (Jason Clarke), dan keluarga Jackson dipimpin oleh Hap (Rob Morgan). Kedua keluarga tersebut tinggal bersebelahan.
Meski sama-sama menanti kepulangan seorang veteran perang, hubungan mereka jauh dari kata bersahabat.
Keadaanlah yang memaksa mereka untuk saling bergantung satu sama lain demi bertahan di masa yang keras dan penuh tantangan ini.
Jamie McAllan (Garrett Hedlund) dan Ronsel Jackson (Jason Mitchell), dua veteran muda yang pulang dengan luka batin dan pandangan baru setelah perang, menjalin pertemanan secara diam-diam.
Di sisi lain ketegangan terus membesar karena kehadiran sang kakek McAllan (Jonathan Banks) yang secara terbuka memelihara kebencian rasial, ditambah kondisi mental Jamie yang semakin tak stabil akibat trauma perang.
Semua ini membawa konflik ke titik puncak yang memperlihatkan betapa dalamnya luka kebencian antar-generasi dan betapa sulitnya membangun harapan atas kehidupan bersama yang damai dan setara.