Rumah Tangga pasangan Kartika Putri dan Habib Usman bin Yahya kembali menjadi sorotan publik. Diketahui keduanya tengah menantikan kehadiran anak ketiga mereka, dan Kartika Putri tengah memasuki usia kehamilan trimester kedua.
Namun, pernyataan sang suami, Habib Usman, terkait masalah ngidam yang lumrah dialami ibu-ibu hamil justru mengundang komentar publik. Pasalnya, ia menyebut bahwa ngidam itu merupakan salah satu tipu daya setan.
"Karena saya sudah kasih tahu ke dia kalau ngidam itu tipu daya setan. Makan yang ada, kalau nggak ada ya cari, tapi jangan yang susah," ujar Habib Usman seperti dikutip dari suara.com pada Rabu (1/10/2025).
Pernyataan tersebut sontak membuat publik meninggalkan berbagai macam respon, termasuk mengasihani Kartika Putri.
Klarifikasi Kartika Putri soal Pernyataan Suami 'Ngidam Tipu Daya Setan'

Menanggapi hal tersebut, Kartika Putri akhirnya mengeluarkan pernyataan atau klarifikasi melalui unggahan Insta Story di akun Instagram pribadinya pada Selasa (30/9/2025).
Dalam postingannya, Kartika ikut membela sang suami dan menjelaskan maksud sebenarnya mengenai pernyataan Habib Usman yang menyebut ngidam sebagai tipu daya setan.
"Padahal ngidam yang dimaksud beliau adalah: mau rambutan tetangga (nyolong), tengah malam minta makanan yang susah pas dibeli tidur (mubazir). Minta di luar kemampuan suami, minta yang menyulitkan diri atau orang lain," jelas Kartika Putri.
Tak hanya itu, Kartika Putri pun merasa komentar para warganet yang mengasihani dirinya sangatlah lucu, lantaran mereka mengira sang suami tak perhatian dan melarangnya ngidam. Padahal pada kenyataannya sang suami justru memperlakukan dirinya dengan penuh perhatian dan kasih sayang selama ia hamil.
Kejadian ini juga membuat Kartika Putri bersyukur dan semakin yakin bahwa keputusannya untuk mundur dari dunia media sosial adalah hal yang tepat menurutnya. Karena makin ke sini komentar seseorang makin liar dan serem menurutnya.
Kartika Putri juga menyebut orang bisa komen semaunya dan seenaknya, seolah tak memilki pertanggungjawaban di dunia dan akhirat. Ia menyebut banyak komentar hinaan dan bully-an datang dari media sosial ketika orang-orang melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Tanpa mengetahui kebenaran yang ada.
Namun, ketika komentar jahat itu dilaporkan, maka mereka baru minta maaf dan menangis, serta berpura-pura menyesali perbuatannya. Mental seperti itulah yang sangat disayangkan oleh Kartika Putri. Ia juga berharap kita semua terjaga dari dosa jariyah seperti ini, serta mengingatkan kita untuk banyak-banyak bersolawat dan istighfar.