6 Persepsi Tentang Kesehatan Mental yang Perlu Diperbaiki

Hernawan | Desy
6 Persepsi Tentang Kesehatan Mental yang Perlu Diperbaiki
Ilustrasi kesehatan mental (unsplash.com/@fairytailphotography)

Banyak pandangan orang yang sebenarnya masih salah tentang kesehatan mental. Hal ini menimbulkan stigma, diskriminasi, dan isolasi terhadap orang-orang dengan gangguan mental.

Banyak yang menganggap bahwa orang dengan gangguan mental perlu dihindari dan dijauhi dalam masyarakat. Penerimaan masyarakat yang masih sulit ini, membuat mereka terkadang merasa sulit untuk mendapatkan pengobatan yang baik. Terlebih lagi masih minimnya fasilitas kesehatan jiwa di berbagai daerah di Indonesia.

Banyak orang yang tidak menyadari pentingnya kesehatan mental dan cenderung meremehkannya. Masih terdapat persepsi yang salah di masyarakat, beberapa di antaranya yakni:

1. Mengganggap Semua Orang di Sekitar Baik-baik Saja

Ada beberapa orang yang masih beranggapan bahwa tidak ada anggota keluarga, teman, atau rekan kerja yang memiliki masalah kesehatan mental. Padahal, masalah kesehatan mental jauh lebih umum daripada yang banyak orang bayangkan.

Berdasarkan pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan, prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas, mencapai sekitar 14 juta orang. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia, mencapai sekitar 400.000 orang di Indonesia.

2. Menganggap Depresi Hanya Terjadi pada Orang Dewasa

Masih banyak orang yang berpikir bahwa gangguan mental hanya dialami oleh orang dewasa dan tidak akan menyerang anak-anak. Namun, hal ini merupakan pandangan yang salah besar.

Faktanya, diperkirakan bahwa masalah kesehatan mental dapat dialami mulai pada usia 14 tahun. Banyak faktor yang bisa menyebabkan orang mengalami masalah kesehatan mental. Beberapa pemicunya seperti depresi, faktor lingkungan, atau dapat dikarenakan faktor genetik.

3. Menghakimi Bahwa Orang yang Mengalami Masalah Kesehatan Mental adalah Orang Lemah

Terjadinya gangguan mental pada seseorang bukanlah salah siapa-siapa. Kondisi tersebut dapat terjadi pada siapa pun, tidak memilih ras, bangsa, agama, maupun status ekonomi. Kita tidak perlu merasa malu dan bersalah. Jangan pernah mengatakan bahwa orang yang sedang mengalami masalah kesehatan mental karena memang dirinya lemah.

Hal itu hanya akan memperburuk keadaan dan membuat penderita menjadi tertekan. Kita harus memahami bahwa masalah kesehatan mental dapat disebabkan oleh beragam faktor, seperti genetik, lingkungan, dan perubahan besar dalam hidup seseorang.

4. Seseorang dengan Gangguan Mental Lebih Baik Menyembunyikannya

Banyak orang dengan gangguan kesehatan mental lebih memilih untuk menyimpan dan menyembunyikan kondisi yang sedang mereka hadapi. Sebab, di masyarakat banyak stigma negatif soal kondisi mereka.

Upaya yang dapat kita lakukan untuk menghilangkan stigma ini yaitu mendiskusikan bersama tentang isu kesehatan mental secara terbuka, kepada masyarakat luas.

5. Gangguan Mental Menjadi Pemicu Terjadinya Tindak Kekerasan

Tidak jarang, orang-orang yang berpandangan bahwa penderita gangguan mental cenderung bertindak secara tidak terkontrol, agresif, dan kasar. Namun, kenyataannya tidak seperti demikian. Banyak tindak kekerasan berasal dari orang tanpa gangguan mental. Justru para penderita gangguan mental, biasanya adalah orang-orang yang menjadi korban di dalam tindak kekerasan.

6. Gangguan Mental Tidak Dapat Dicegah

Terkadang kita masih menganggap bahwa gangguan mental tidak bisa dicegah. Memang gangguan mental dapat muncul kapan saja, dan terjadi kepada siapapun. Akan tetapi bukan berarti tidak bisa dicegah.

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko terkena gangguan mental. Upaya yang bisa kita lakukan untuk megurangi risiko terkena gangguan mental sejak dini yaitu dengan berusaha menjalani gaya hidup sehat, mengenali dan memperhatikan tanda serta gejala dari gangguan mental.

Penting untuk membuka mata dan memberi perhatian terhadap masalah kesehatan mental ini. Pandangan yang salah terhadap orang-orang dengan masalah kesehatan mental ini masih banyak terjadi di masyarakat.

Kita bisa membantu menghilangkan stigma yang salah tersebut dengan berpikir lebih terbuka dan menganggap bahwa isu-isu kesehatan mental bukanlah hal yang tabu maupun perlu disembunyikan.

Ketika kamu menjumpai keluarga, teman, atau bahkan diri sendiri menghadapi masalah kesehatan mental, tidak perlu menyembunyikannya dan merasa malu. Kamu bisa menemui psikolog untuk membicarakan masalah yang sedang kamu hadapi atau memanfaatkan layanan konseling online yang sekarang banyak tersedia.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak