Depresi didefinisikan sebagai suatu gangguan mental dengan perubahan suasana hati mendalam yang membuat seseorang merasa sedih dan kehilangan motivasi hidup secara terus-menerus. Menurut World Health Organization, depresi telah mempengaruhi sekitar 5 persen orang dewasa di seluruh dunia.
Sedangkan berdasarkan data yang dihimpun dari Riskesdas tahun 2018, menyebutkan bahwa ada 12 juta orang penduduk di Indonesia dengan rentang usia diatas di atas 15 tahun yang mengalami depresi.
Lebih parahnya lagi, Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes tahun 2016, mencatat adanya data bunuh diri yang mencapai 1.800 orang per tahunnya, dimana 47,7% korban bunuh diri adalah pada usia 10-39 tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.
Tentu hal ini harus menjadi perhatian khusus karena memang gangguan kesehatan mental seperti depresi selalu berkaitan dengan kasus bunuh diri.
Biasanya penanganan kasus depresi menggunakan terapi dan pengobatan, namun sayangnya tidak semua orang dengan kasus depresi bisa sembuh hanya dengan terapi dan pengobatan saja. Hal itulah yang menjadi landasan bagi para peneliti untuk menemukan pendekatan baru melalui diet, seperti yang dikutip pada laman medicalnewstoday.com.
BACA JUGA: Berduaan di Mobil, Foto Mikha Tambayong dan Deva Mahenra Bikin Publik Salfok: Pengantin Baru
Lantas apakah hal itu menunjukkan tingkat keberhasilan yang signifikan?
Hasil riset pada beberapa tahun terakhir ternyata menemukan fakta bahwa pemilihan makanan sehat yang kaya akan sayuran, buah, dan biji-bijian dapat membantu memperbaiki gejala depresi.
Misalnya, dari studi yang dilakukan oleh University of Technology Sydney menemukan fakta bahwa pada pria berusia 18-25 tahun yang melakukan diet Mediterania dalam kurun waktu tertentu, mengalami penurunan gejala depresi yang diderita olehnya.
Pola diet Mediterania ini berfokus pada konsumsi buah, sayur, biji-bijian dan lemak sehat, serta menghindari asupan lemak jenuh, lemak trans, gula tambahan, serta olahan dari biji-bijian seperti pasta dan roti putih.
Selain itu, studi dari Nature Communications melihat adanya hubungan antara mikrobiota usus dan gejala depresi. penelitian tersebut menemukan bahwa ada 13 jenis bakteri di usus yang berhubungan dengan gejala depresi.
Singkatnya, melalui penerapan diet yang seimbang dan bervariasi dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri di usus serta mencegah atau memperbaiki masalah kesehatan termasuk depresi.
BACA JUGA: Liburan ke Eropa, Penampilan Syifa Adik Ayu Ting Ting Jadi Sorotan: Hijabnya Hilang
Studi lain dari Plos One menyatakan bahwa suplemen magnesium yang merupakan salah satu mineral sekaligus antioksidan memiliki fungsi yang baik dalam mengatasi gejala depresi serta stres oksidatif.
Lebih lanjut, penelitian dari BMC Medicine juga berhasil menemukan fakta bahwa kelompok yang mengonsumsi makanan sehat mengalami penurunan tingkat depresi hingga 32 persen. Sementara kelompok lainnya yang tidak mengonsumsi makanan sehat, hanya mengalami penurunan sebesar 8 persen saja.
Kesimpulannya, penggunaan diet sehat seperti diet Mediterania dan diet gizi seimbang dinilai mampu menurunkan gejala depresi yang dialami oleh seseorang.
Penggunaan diet ini juga bisa diterapkan oleh setiap orang sebagai dukungan dalam terapi dan pengobatan. Tentunya dengan pendampingan langsung dari para ahli yang kompeten agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.