Keluarga dari para pemain tim nasional Iran yang mengikuti Piala Dunia 2022 diduga menerima ancaman berupa hukuman penjara hingga siksaan. Dilaporkan oleh Mirror, ancaman yang ditujukan bagi keluarga pemain itu berlaku apabila timnas Iran gagal “menjaga sikap” menjelang turnamen Grup B melawan Amerika Serikat pada Rabu besok. Termasuk jika mereka ikut melakukan protes terhadap rezim Iran dengan berbagai cara.
Media melaporkan bahwa pemain Iran sempat dibawa ke sebuah pertemuan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) namun tak diketahui pembicaraan apa yang mereka lakukan. Hal itu terjadi setelah para pemain Iran menolak untuk ikut menyanyikan lagu kebangsaannya saat laga melawan Inggris beberapa waktu lalu, sebagai bentuk dukungan mereka bagi demonstran Iran yang berjuang untuk melawan rezim otoriter di negaranya.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Mirror pada Selasa (29/11/2022) pemain sepak bola internasional Iran, Voria Ghafouri sempat ditangkap dengan alasan menodai reputasi tim nasional dan menyebarkan propaganda melawan negara tepat sehari sebelum Iran vs. Wales.
Baca juga: Blak-Blakan Pinkan Mambo Ceramahi Pernikahan LesLar Minta Rizky Billar Ceraikan Lesty Kejora
Akhirnya, pada pertandingan melawan Wales para pemain kembali menyanyikan lagu kebangsaannya. Lagu kebangsaan Iran diketahui mengandung arti seruan untuk pendirian Republik Islam selamanya.
Penampilan Iran pada gelaran Piala Dunia kali ini berada di bawah bayang-bayang gejolak politik besar di Teheran, Iran.
CNN melaporkan bahwa gerak-gerik timnas Iran di Piala Dunia ternyata juga diawasi langsung oleh rezim Iran. Mereka mengirimkan ratusan orang yang menyusup di antara suporter seolah ikut memberikan dukungan padahal hal tersebut guna mengawasi para pemain lebih dekat. Mereka bahkan akan menambah jumlah mata-matanya hingga ribuan orang.
Demonstrasi besar-besaran di Iran terjadi setelah seorang wanita muda berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini meninggal dunia dengan sangat mencurigakan. Sebelumnya, Mahsa Amini sempat ditangkap oleh polisi moral Iran karena dianggap tidak mematuhi aturan negara tentang penggunaan kerudung yang benar. Namun pihak kepolisian membantah dugaan melakukan tindak kekerasan.
Baca juga: Terkuak! Ini Alasan Jungkook BTS Tampil Sendiri di Pembukaan Piala Dunia 2022
Mulai saat itu berbagai protes mulai terjadi di seluruh penjuru negeri. Tak jarang demonstrasi berakhir ricuh dan bentrok dengan aparat, bahkan hingga kini dikabarkan ada ratusan korban meninggal dunia yang mayoritas perempuan pada peristiwa tersebut.
Video yang mungkin kamu lewatkan.