Induk sepak bola Indonesia, PSSI dan pemerintah Indonesia benar-benar mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menyongsong perhelatan Piala Dunia U-17.
Seperti yang kita ketahui bersama, induk sepak bola dunia, FIFA mendaulat Indonesia untuk menjadi tuan rumah perhelatan kelompok umur 17 tahun yang akan dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2023 mendatang.
Sehubungan dengan hal itu, baik PSSI maupun pemerintah mulai mengadakan inspeksi terhadap stadion-stadion yang diproyeksikan untuk menjadi venue pertandingan, termasuk Jakarta International Stadium atau JIS di dalamnya.
Namun sayangnya, dalam inspeksi awal yang dilakukan, JIS setidaknya harus dibenahi dalam tiga hal utama jika ingin memenuhi standar sebagai tuan venue Piala Dunia U-17.
Hal pertama yang perlu dibenahi dari JIS adalah sarana pendukung transportasi. Menurut lansiran dari laman Suara.com, JIS sendiri saat ini masih memiliki permasalahan di bidang transportasi, di mana akses menuju stadion utama masih sulit untuk dilakukan karena masih berbasis pada ketergantungan pada moda transportasi umum.
Hal ini juga diperparah dengan minimnya lahan parkir yang tersedia di sekitar stadion, sehingga akan menyulitkan para suporter yang hadir dengan membawa kendaraan roda empat ataupun roda dua.
Hal kedua yang harus dibenahi oleh JIS adalah pintu akses stadion. Dalam keterangannya, Erick Thohir sang ketua umum menyatakan bahwa akses keluar dan masuk bagi para suporter, masih belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh FIFA, sehingga ditakutkan akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
Bahkan, dalam keterangannya, Erick Thohir menyatakan bahwa faktor keselamatan suporter merupakan hal yang palih utama, sehingga harus disediakan akses yang layak bagi mereka untuk keluar ataupun masuk, termasuk ketika terjadi sebuah kegentingan.
Hal ketiga sekaligus terbaru yang harus segera dibenahi oleh JIS adalah mengenai rumput yang digunakan. Dalam inspeksi yang dilakukan oleh Kementerian PUPR, disebutkan bahwa rumput JIS tak siap untuk Piala Dunia U-17.
Bahkan, Basuki Hadimuljono, menteri PUPR Indonesia menyatakan bahwa pihaknya akan mengganti semua rumput yang ada di stadion.
"Menurut evaluasi ahlinya yang juga mengevaluasi 22 stadion, termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang. Kita akan ganti semua rumput tersebut sesuai ahlinya," ujar Basuki.
Lantas, apakah ini adalah sebuah upaya penghapusan karya seorang Anies Baswedan? Tentu saja tidak! Karena bagaimanapun, baik Anies maupun pemerintah memiliki tugasnya masing-masing dalam menyukseskan Piala Dunia U-17 ini.
Anies adalah sang inisiator pembangun JIS, sementara pemerintah dan PSSI merupakan pihak yang memperbaiki kekurangan-kekurangan dari karya Anies tersebut.
Sebagai masyarakat kebanyakan, kita hanya bisa berharap, semoga saja semuanya lancar hingga penyelenggaraan ya!