Mantan klub Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaeman yang berkompetisi di Liga Polandia, Lechia Gdansk dikabarkan tengah mengalami masa-masa sulit. Hal tersebut bermula dari dibelinya klub yang kini mentas di kasta kedua Liga Polandia itu oleh Mada Global.
Sepertimana disadur dari laman sports.tvp.pl, Mada Global yang mengakuisisi Lechia, sejauh ini memiliki reputasi yang tidak cukup baik di mata para pendukung Lechia karena seringkali keputusan yang dibuat berorientasi pada keuntungan perusahaan, bukan klub.
Maka tak mengherankan jika pada akhirnya barisan suporter Lechia melakukan protes keras kepada pihak klub, karena mensinyalir klub kebanggaan mereka akan hanya akan dijadikan tujuan investasi oleh Mada Group, alih-alih untuk memperbaiki prestasi klub yang saat ini tengah berjuang di tier kedua liga domestik.
Bahkan, tak hanya melakukan protes, para suporter klub yang identik dengan warna hijau putih tersebut juga melakukan aksi nyata dalam menyuarakan protes dan kekecewaan mereka. Disadur dari akun twitter @PSN_Futbol, barisan suporter setia Lechia Gdansk ini melakukan sebuah hal yang visioner dalam menunjukkan protesnya.
Bukannya mengosongkan stadion atau bahkan melakukan aksi anarkis lainnya, para suporter justru mendirikan sebuah klub baru yang diberi nama TLG Baltia Gdansk. Uniknya, klub yang didirikan oleh para suporter tersebut bukan hanya klub-kluban yang bersifat tandingan, namun para suporter menindaklanjutinya dengan memprogram klub tersebut menjadi sebuah klub profesional.
Hal ini dibuktikan dengan didaftarkannya klub TLG Baltia Gdansk tersebut ke pihak federasi, dan akan memulai petualangan di kompetisi profesional di kasta kedelapan liga Polandia. Tak hanya itu, demi memperkuat komposisi dalam manajemen dan kepelatihan klub, pihak TLG Baltia Gdansk secara resmi juga menunjuk asisten manajer Lechia Gdansk saat ini, Maciej Kalkowski untuk menjadi pelatih utama skuat klub tersebut.
Wah, ternyata protes terhadap klub bisa juga dilakukan dengan cara yang elegan ya! Tak perlu demo atau melakukan aksi anarkis, namun dengan cara membuat klub baru juga bisa. Kira-kira, bisa diterapkan di Indonesia atau tidak ya?