Ucapan salah seorang mantan pesepak bola nasional Malaysia untuk meniru program naturalisasi Indonesia tampak mulai dijalankan. FAM (PSSI-nya Malaysia) secara diam-diam melakukan langkah tersebut.
Ungkapan pesepak bola Malaysia tersebut didasarkan pada hasil jeblok Harimau Malaya dalam Piala Asia 2023. Empat belas pemain naturalisasi yang mereka bawa, tidak memberi efek signifikan terhadap penampilan tim.
Hal berbeda justru terjadi pada timnas Indonesia. Shin Tae-yong sukses memadukan para pemain naturalisasi dengan pemain lokal. Hasilnya, timnas Indonesia mampu tembus babak 16 besar Piala Asia 2023.
Langkah FAM tersebut dari ucapan Sekretaris Jendral FAM Datuk Noor Azman Rahman baru-baru ini.
“Kami telah mengidentifikasi beberapa pemain keturunan Malaysia, namun kami terbuka terhadap informasi pemain keturunan Malaysia lainnya,” ucap Noor Azman seperti dikutip New Straits Times, Rabu (14/2/2024).
Ucapan Sekjen FAM ini menunjukkan bahwa mereka mulai mengubah cara pandang terhadap pemain naturalisasi. Selama ini mereka tidak mengharuskan adanya garis keturunan Malaysia pada pemain yang akan dinaturalisasi.
Hal ini sangat berbeda dengan apa yang diminta Shin Tae-yong pada PSSI. Shin Tae-yong selalu meletakkan garis keturunan sebagai syarat utama termasuk pula umur.
Malaysia tampaknya melakukan apa yang telah dilakukan Indonesia. Dalam catatan FAM terdapat beberapa target. Di antaranya adalah Ethan Wheatly (Manchester United U-21), Daniel Batty (Manchester City U-21), dan Jason van Duiven (PSV Eindhoven U-18).
Langkah meniru yang dilakukan Malaysia tidak hanya masalah garis keturunan saja. FAM juga menyerahkan keputusan naturalisasi pada Kim Pan-gon, sang pelatih.
Hal ini pula yang dilakukan PSSI selama ini. Arus naturalisasi pemain timnas Indonesia bersumber dari Shin Tae-yong. Ketika pelatih asal Korea Selatan ini menunjuk pemain yang dibutuhkan, barulah PSSI bergerak.
Dampak dari langkah ini adalah para pemain naturalisasi yang masuk benar-benar sesuai dengan kebutuhan tim. Sehingga dapat dipastikan pemilihan pemain sangat ditentukan penilaian sang pelatih pada tim yang tengah ditanganinya.
Langkah Malaysia ini menjadi warning bagi Indonesia dan tim-tim Asia Tenggara lainnya. Jika apa yang dilakukan berjalan lancar, bukan tidak mungkin Malaysia akan kembali meramaikan persaingan di Asia Tenggara.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS