Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap sepak bola memang tidak pernah mati. Tak hanya untuk tim nasional, klub juga kerap mendapatkan dukungan yang besar dari para suporter.
Persija Jakarta jadi salah satunya. Saat skuad Macan Kemayoran menjamu Persita Tangerang di Jakarta International Stadium (JIS), laga ini memecahkan rekor sebagai pertandingan BRI Liga 1 2024/2025 dengan penonton terbanyak.
Melansir ligaindonesiabaru.com, ada 28.027 suporter memadati tribun di tepi lapangan. Angka tersebut melampaui jumlah penonton di partai kandang Persija sebelumnya, yakni saat menyambut PSS Sleman pada Sabtu (21/12/2024).
Kala itu sebanyak 27.522 penonton hadir langsung. Selain dua laga di atas, bentrok Persija vs Persis Solo juga berhasil memasuki top lima jumlah penonton terbanyak karena dihadiri 25.057 orang.
Carlos Pena, pelatih Persija Jakarta mengungkap kehadiran suporter di JIS memberikan efek positif terhadap daya juang anak asuhannya. Sehingga Macan Kemayoran berhasil meraih kemenangan meyakinkan 2-0 pun atas Persita Tangerang ia pun menyampaikan rasa terima kasih terhadap antusiasme para suporter.
“28.000 (penonton) tapi terasa seperti 50.000 karena mereka menciptakan atmosfer yang luar biasa. Mereka bernyanyi saat kami menyerang dan saat Persita menyerang kami. Mereka mendorong kami. Mereka sangat membantu kami. Saya berterima kasih banyak. Saya bilang kemarin kami akan memberikan 100 persen di laga ini. Kami sangat senang dan kemenangan ini untuk mereka,” paparnya.
Fabio Lefundes Terpesona dengan Atmosfer JIS
Meski tim asuhannya menelan kekalahan pahit dan gagal membawa pulang tiga poin yang dibidik, ada pelajaran berharga bagi tim racikan Fabio Lefundes.
“Selamat untuk Persija atas kemenangannya, tentu ini laga berat untuk kami, tetapi kami punya keuntungan yaitu bermain dengan atmosfer yang baik di sini,” kata manajer sepak bola asal Brasil tersebut.
Mengenai kekalahan yang diterima, Lefundes menilai anak asuhannya banyak mendapatkan peluang. Bahkan nyaris mampu mencetak gol lebih dulu daripada tuan rumah, tetapi gagal dimanfaatkan dengan baik.
“Setelah itu Persija punya peluang saat situasi sepak pojok, lalu kami lengah, dan mereka baru bisa mencetak gol saat menit ke-46 atau 47. Itu waktu yang tepat untuk mereka dan waktu yang buruk untuk kami. Lalu di babak kedua kami bermain dengan baik juga tetapi gagal memanfaatkan peluang sekitar 2-3 kali,” tuturnya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS