Seiring dengan berlangsungnya gelaran Piala Asia U-20, nama Justinus Lhaksana turut pula mencuat ke permukaan. Namun sayangnya, bukan karena sebuah pencapaian yang positif, nama coach Justin justru muncul ke permukaan karena komentarnya yang bernada provokatif.
Semuanya berawal ketika pria berdarah Belanda ini memberikan statemen nyeleneh saat dirinya melakukan live reaction and live commentary AFC U-20 antara Indonesia melawan Iran di kanal YouTube Justinus Lhaksana.
Pada momen tersebut, Koci menyatakan bahwa kebobolan melalui bola udara yang dirasakan oleh Indonesia, bukan karena salah pelatih, namun karena fisik pemain yang memang kalah tinggi dan besar.
"Bukan salah pelatih, itu!" ujar Koci.
"Crossing-crossing susah lah. Kita kalah body aja. Lu lihat kualitas kita dong. Emang postur kita segitu," sambungnya di momen lain pasca Timnas Indonesia U-20 kebobolan kali kedua melalui bola atas.
Namun sayangnya, semua komentar coach Justin terkait body dan postur tubuh yang dimiliki oleh para pemain Indonesia tersebut terbantahkan dengan telak saat Indonesia bertemu dengan Yaman di laga ketiga grup C.
Sebelumnya, Justin kukuh menyatakan bahwa bola-bola udara akan menjadi kelemahan bagi Timnas Indonesia karena memang para penggawa Garuda Nusantara kalah fisik dan postur jika dibandingkan dengan pemain Iran dan Uzbekistan.
Sehingga, di mata pria berkaca mata tersebut, kebobolan melalui skema bola udara adalah sebuah hal yang lumrah karena memang sudah kalah modal fisik.
Namun, di laga melawan Yaman, semua argumen itu terpatahkan dengan sangat telak. Pada menit ke-42 pertandingan, ada sebuah momen ketika Adel Qasem yang menurut laman forzafootball memiliki tinggi badan 161cm, justru unggul bola udara ketika melawan tiga pemain Indonesia sekaligus.
Dalam tayangan ulang video yang diunggah oleh kanal YouTube AFC Asian Cup (19/2/2025) Adel Qasem sukses mengungguli lompatan dari Kadek Arel, Sulthan Zaky dan Mufli Hidayat dan memberikan ancaman ke gawang Indonesia melalui jumping header yang dilepaskannya.
Padahal, jika kita melihat data yang ada di laman transfermarkt.com, Kadek Arel sendiri memiliki tinggi badan 185cm, kemudian Sulthan Zaky memiliki tinggi 184cm, dan Mufli Hidayat 172cm. Tak ada satupun dari ketiganya yang memiliki tinggi di bawah Adel Qasem, namun semuanya kalah saat melakukan duel udara melawannya.
Lantas, apakah dengan bukti nyata ini menyalahkan postur dan fisik pemain sepertimana yang dikatakan oleh coach Justin adalah sebuah hal yang bisa dibenarkan? Tentu saja tidak bisa!
Jika memang kalah fisik tak akan mampu memenangi duel udara, tentunya Adel Qasem tak akan bisa menang ketika adu lompat dengan Kadek Arel, Sulthan Zaky, dan Mufli Hidayat bukan?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS