Timnas Indonesia U-17 berhasil mengamankan kemenangan kedua di laga lanjutan fase penyisihan grup C gelaran Piala Asia U-17 di Arab Saudi.
Setelah menghempaskan tim favorit Korea Selatan di partai pembuka, Putu Panji dan kolega berhasil mengamankan tiga poin penuh di laga kedua saat berhadapan dengan Yaman U-17.
Menyadur laman AFC, pada laga tersebut, Indonesia mencampakkan sang lawan dengan skor telak 4-1, di mana Pasukan Muda Merah Putih unggul melalui dwigol Evandra Florasta, serta masing-masing satu gol dari Zahaby Gholy dan Fadly Alberto Hengga.
Uniknya, di balik kemenangan telak Indonesia atas Yaman tersebut, pelatih Nova Arianto terlihat bebeapa kali melakukan keputusan aneh. Ingin tahu apa saja keputusan aneh yang dilakukan oleh Nova Arianto di laga melawan Yaman tersebut?
Mari kita ulas bersama!
1. Bermain dengan Tempo yang Mengambang
Menyadur laman match report AFC maupun transfermarkt, di laga kedua melawan Yaman U-17 kemarin, Nova Arianto kembali memainkan formasi andalan yang dipelajarinya dari STY, yakni 3-4-3 simple.
Trio Algazani, Putu Panji dan Mathew Baker kembali menjadi andalan di lini pertahanan Indonesia dalam skema permainan defensif tersebut.
Namun, yang aneh di sini adalah, meskipun coach Nova menerapkan permainan defensif, namun di lapangan, dirinya menginstruksikan para pemainnya untuk bermain dalam tempo yang "mengambang", bukan lambat ataupun cepat.
Dalam sebuah pertandingan sepak bola, skema permainan defensif kerap kali identik dengan permainan lambat untuk membuat lawannya frustrasi, dan baru akan memainkan skema permainan yang cepat ketika mereka melakukan serangan balik.
Namun tidak demikian halnya di laga melawan Yaman ini. Meskipun Indonesia cenderung bermain bertahan, namun mereka menjaga tempo permainan berjalan agak cepat dan bukan dalam kategori lambat.
2. Tarik Keluar Para Pencetak Gol
Keanehan kedua yang dilakukan oleh coach Nova di laga melawan Yaman adalah, dirinya menarik para pencetak gol timnya di awal babak kedua.
Sepertimana yang kita ketahui bersama, Timnas Indonesia unggul dua gol di akhir babak pertama setelah Zahaby Gholy dan Fadly Alberto Hengga menciptakan gol di rentangan 25 menit pertama permainan berjalan.
Lazimnya, para pencetak gol akan dipertahankan oleh seorang pelatih karena dinilai telah menemukan ritme permainan terbaiknya di lapangan.
Namun ternyata tidak. Meskipun Gholy dan Fadly Alberto menciptakan gol, keduanya ditarik keluar di awal babak kedua, untuk digantikan oleh Rafi Rasyiq dan Fandi Ahmad.
Hasilnya pun tak mengecewakan. Rafi Rasyiq bahkan menjadi pemain paling berperan dalam proses terciptanya gol ketiga Indonesia yang diciptakan oleh Evandra Florasta dari titik penalti pada menit ke-85.
3. Tarik Keluar Pemain Pengganti
Bukan hanya mengganti para pemain yang menciptakan gol, ternyata coach Nova juga melakukan keputusan aneh dengan menarik keluar pemain pengganti.
Sejatinya, seorang pemain pengganti akan dipertahankan oleh seorang pelatih hingga akhir pertandingan jika pemain tersebut tak mendapatkan masalah ketika menjalani sebuah pertandingan.
Namun tidak demikian halnya dengan coach Nova di laga melawan Yaman ini. Pada menit ke-90+4, Fandi Ahmad yang masuk menggantikan Fadly Alberto, justru ditarik keluar oleh mantan asisten Shin Tae-yong ini dan menggantikannya dengan Ilham Romadhona.
Usut punya usut, ditariknya Fandi Ahmad ini sendiri tak lepas dari kontra strategi coach Nova karena Yaman memasukkan Abdullah Zaeed, sang gelandang penguasa lini tengah, sehingga dirinya harus "melawannya" dengan memasukkan Ilham Romadhona yang lebih defensif dan juga tangguh dalam mengcover lini tengah timnya.
Nah, itulah beberapa strategi aneh yang dilakukan oleh Nova Arianto di laga melawan Yaman U-17. Ada yang mau ditambahkan?