Hati-Hati Sulthan Zaky! Liga Kamboja Tak Sepenuhnya Ramah kepada Pemain Indonesia

Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Hati-Hati Sulthan Zaky! Liga Kamboja Tak Sepenuhnya Ramah kepada Pemain Indonesia
Pemain PSM Makassar yang kini abroad ke Liga Kamboja, Sulthan Zaky (Instagram/sulthanzky)

Langkah besar ditempuh oleh pemain muda Indonesia dan PSM Makassar, Sulthan Zaky di musim kompetisi 2025/2026. Pemain yang menjadi andalan di beberapa level Timnas Indonesia kelompok umur tersebut dipastikan bakal menjalani karier abroad pertamanya dengan bergabung bersama klub Kompong Dewa yang berkontestasi di Liga Kamboja.

Dilansir laman Suara.com (4/8/2025), Sulthan Zaky yang belum genap berusia 20 tahun, terkonfirmasi akan bermain selama satu musim dengan klub asal Kamboja tersebut dengan status sebagai pemain pinjaman.

Sepertimana data yang tertera di laman transfermarkt, tiga pihak yang terlibat, yakni Sulthan Zaky, PSM Makassar dan Kompong Dewa, sepakat untuk menjalin ikatan kerja sama yang dimulai pada 1 Agustus 2025 hingga 30 Juni 2026 mendatang.

Keputusn ini sejatinya cukup positif bagi karier seorang Sulthan Zaky. Pasalnya, dengan usianya yang masih belia, dirinya sudah berani untuk bermain jauh dari kampung halamannya, dan menanggalkan segala zona nyaman yang didapatkannya bersama PSM Makassar yang tak lain dan tak bukan adalah klub tempat dirinya dilahirkan.

Sulthan Zaky Harus Tetap Berhati-Hati, Liga Kamboja Tinggalkan Kesan Tak Ramah kepada Pendahulunya

Meskipun di mata para pemain sepak bola profesional Indonesia Liga Kamboja bukanlah tujuan utama untuk menjalani karier luar negeri karena mindset yang masih menganggap kasta liga di sana lebih rendah daripada di dalam negeri, namun sejatinya kompetisi sepak bola di negeri yang berada di kawasan semenanjung Indochina ini tak bisa dianggap remeh.

Pasalnya, liga yang satu ini juga memberikan sebuah pengalaman pahit kepada salah satu bintang Timnas Indonesia U-19 yang juga sekaligus senior dari Sulthan Zaky, Muhammad Rafli Mursalim.

Berdasarkan data dari laman transfermarkt.com, Muhammad Rafli Mursali yang merupakan pemain bintang di Timnas Indonesia U-19 era Indra Sjafri periode 2017 hingga 2019 mengalami kegagalan yang nyata saat memperkuat salah satu klub Liga Kamboja, Nagaworld FC pada musim 2023/2024 lalu.

Rafli Mursalim yang bermain gemilang bersama Timnas Indonesia U-19 dengan catatan 11 gol dari 15 laga, sama sekali tak bisa dikatakan berhasil saat berkarier di Liga Kamboja. Bagaimana tidak, dalam catatan laman transfermarkt, Rafli yang didatangkan oleh Nagaworld dari Gresik United, hanya bermain dalam 5 pertandingan saja dengan durasi 152 menit bermain.

Meskipun Rafli menghiasi penampilannya dengan lesakan 1 gol, namun catatan bermainnya sebagai mantan pemain bintang Timnas Indonesia U-19 sangatlah mengenaskan. Pasalnya, dalam lima laga tersebut, Rafli hanya bermain dengan durasi 152 menit saja, di mana jika dirata-rata, dirinya hanya bermain selama 30 menit saja dalam setiap pertandingan yang dijalani.

Faktor-faktor sejarah yang tak memihak seperti inilah yang harus juga diwaspadai oleh Sulthan Zaky yang di musim ini memutuskan untuk berkarier di Liga Kamboja. Karena meskipun secara strata iklim kompetisi sepak bola di sana tak sekeras di tanah air, namun banyak faktor yang bisa membuatnya tak bisa tampil maksimal di sana.

Sekarang coba kita ingat-ingat, sebagai seorang penyerang, Rafli Mursalim dikenal memiliki kualitas yang cukup apik di usia mudanya. Bukan hanya garang di depan gawang lawan, Rafli juga dikenal sebagai seorang petarung dan pekerja keras yang memiliki tipikal permainan berbeda dengan sang kompatriot, Hanis Saghara Putra.

Untuk dribbling, kecepatan hingga shoot power pun Rafli memiliki atribut yang cukup baik. Namun, semuanya seolah tak berguna ketika dirinya memutuskan untuk berkarier di Liga Kamboja. Alih-alih menjadi pemain utama di Nagaworld, pihak klub justru membuat Rafli menjadi pemain yang tak memiliki klub di akhir kebersamaan mereka.

Dan sekali lagi, Sulthan Zaky harus waspada dengan hal-hal seperti ini. Perbedaan iklim, budaya dan kultur kompetisi antara Indonesia dan Kamboja, harus benar-benar bisa diatasi dengan baik oleh Sulthan Zaky.

Karena jika tidak, maka bukan tak mungkin karier pahit seperti yang dialami oleh Rafli Mursalim, juga akan menimpa bek tengah yang menjadi masa depan persepakbolaan Indonesia tersebut. 

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak