- Kekecewaan fans dipicu ekspektasi tinggi usai prestasi gemilang edisi sebelumnya.
- Ekspektasi itu lahir karena transformasi besar Timnas di bawah Shin Tae-yong.
- Timnas U-23 gagal lolos ke Piala Asia setelah kalah tipis dari Korea Selatan.
Nasib yang cukup tragis dialami oleh Timnas Indonesia U-23 pada akhir kampanye mereka di babak kualifikasi Piala Asia U-23. Bertekad untuk mengalahkan Korea Selatan agar mampu mendapatkan satu tiket ke putaran final turnamen tahun depan, mereka justru menuai kegagalan di depan publiknya sendiri.
Kekalahan satu gol dari raksasa sepak bola benua asal Asia Timur tersebut membuat Doni Tri Pamungkas dan kolega harus menahan langkah mereka ke turnamen sesungguhnya. Dengan hanya koleksi 4 poin hasil dari 3 laga yang dijalani, anak asuh Gerald Vanenburg tersebut terlempar dari persaingan, bahkan di jalur runner-up terbaik sekalipun.
Kegagalan Timnas Indonesia U-23 melaju ke putaran final gelaran tahun depan, tentunya membawa kekecewaan bagi para pendukungnya. Namun jika kita selami lebih dalam lagi, sejatinya kekecewaan yang dirasakan oleh barisan setia pengawal Skuat Garuda justru terjadi karena ulah STY dan kita sendiri.
Lha kok bisa? Penjelasan singkatnya seperti ini ya teman-teman.
Sejatinya, kekecewaan kita karena gagalnya Pasukan Muda Merah Putih melaju ke turnamen yang sesungguhnya, lebih dikarenakan tingginya ekspektasi yang terbangun dalam diri kita sendiri. Pasalnya, sepertimana yang dituliskan oleh laman AFC, pada turnamen edisi terakhir di Qatar tahun lalu, Indonesia U-23 berhasil menciptakan sebuah sejarah besar, yakni dengan mencapai babak semifinal dengan statusnya sebagai tim debutan.
Pun demikian halnya dengan Timnas Indonesia yang berada di level lainnya, seperti Timnas Indonesia U-20 maupun Timnas Indonesia senior. Dalam lima tahun belakangan ini, tim-tim tersebut bertransformasi menjadi kekuatan baru yang membanggakan publik sepak bola nasional, dan menumbuhkan optimisme di kalangan pendukungnya.
Dengan capaian-capaian positif yang didapatkan oleh Timnas Indonesia U-23, senior maupun level lainnya membuat para pendukung setianya merasa yakin bahwa Timnas kesayangan mereka itu memiliki prospek cerah, bisa mengalahkan lawan manapun, dan bisa bersaing di turnamen-turnamen level benua, bukan lagi regional.
Dan hal inilah yang pada akhirnya memupuk keyakinan tinggi para penggemar akan skuat Timnas Indonesia. Dan semua sudah tahu, pencapaian-pencapaian itu terjadi karena didalangi oleh sosok bernama Shin Tae-yong di belakang layar.
Jadi, ketika saat ini kita merasa kecewa karena kegagalan-kegagalan yang didapatkan oleh Skuat Garuda, hal itu tentu karena "ulah" dan "kesalahan" dari STY. Mengapa dulu dia membangun Timnas Indonesia dengan serius dan meningkatkan level permainan Timnas kita, sehingga pada akhirnya kita sebagai penggemarnya memiliki standar yang begitu tinggi terhadap mereka?
Andai saja dahulu STY adalah pelatih yang biasa-biasa saja dan tak menaikkan level Timnas yang kita miliki, tentunya standar kita kepada mereka tak akan setinggi saat ini. Sehingga ketika kita mendengar kabar adanya kegagalan yang menyelimuti tentu kita bisa memaklumi dan merasa biasa-biasa saja.
Kalau seperti ini, sepertinya semua memang "salah" dari STY dan diri kita sendiri bukan?