Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg akhirnya harus merasakan hasil yang sangat minor akibat keputusan yang telah diambilnya.
Seperti yang telah kita saksikan bersama, target utama yang dibebankan oleh PSSI kepada sang pelatih, yakni lolos ke putaran final Piala Asia U-23, akhirnya urung terealisasi.
Dalam pertarungan di grup J babak kualifikasi, anak asuhnya yang hanya mampu menduduki posisi runner-up grup, gagal menjadi salah satu dari 15 tim yang lolos ke putaran final. Bahkan, laman Suara.com beberapa waktu lalu menuliskan, apa yang ditorehkan oleh Timnas Indonesia U-23 kali ini merupakan hasil terburuk sepanjang keikutsertaan mereka di kualifikasi AFC U-23.
Memang, ada banyak faktor yang mendalangi kegagalan dari seorang Gerald Vanenburg bersama Timnas Indonesia U-23 ini. Namun salah satu yang paling membuat kita selaku penggemar Timnas Indonesia cukup menyayangkan adalah, rasa terlalu percaya diri alias overconfidence dari sang pelatih dalam melakukan pemilihan pemain.
Dalam data skuat yang dilansir oleh laman transfermarkt, Gerald Vanenburg terlihat tak menyertakan pemain-pemain kaya pengalaman sekelas Marselino Ferdinan, Justin Hubner ataupun Ivar Jenner. Padahal kita ketahui bersama, ketiga pemain ini merupakan pemain kunci saat Indonesia membuat sejarah di Piala Asia U-23 pada edisi tahun 2024 lalu.
Yang membuat agak disayangkan adalah, tidak dipanggilnya deretan pemain tersebut lebih dikarenakan pelatih Gerald terlalu percaya dengan kualitas pemain yang dia pilih. Bukannya meremehkan pada pemain yang menjadi pilihan sang pelatih, namun untuk menghadapi persaingan dalam level apapun, tentunya sebuah tim membutuhkan para pemain terbaik yang mereka miliki.
Dilansir laman Suara.com (14/7/2025), pelatih berkebangsaan Belanda tersebut juga pernah menyinggung perihal dirinya tak akan memanggil para pemain sekelas Marselino, Ivar maupun Justin Hubner dalam skuatnya. Bahkan saat itu, pelatih Gerald juga menyebutkan bahwa dirinya juga tak memasukkan nama Rafael Struick untuk mengisi skuat di Piala AFF U-23, karena dirinya sudah percaya dengan kualitas para pemain yang dia pilih.
Alasannya saat itu adalah karena pemain-pemain ini fokus untuk membela Timnas Indonesia senior di laga uji coba bulan September. Namun, alasan itu tentunya tak bisa dijadikan sebagai harga mati.
Karena kita tahu, dalam sebuah federasi, tentunya ada kompromi-kompromi berdasarkan prioritas dan target yang dimiliki oleh tim. Terlebih, baik Timnas Indonesia senior maupun Timnas Indonesia U-23 sama-sama berada di bawah naungan PSSI, sehingga akan sangat mudah bagi pelatih Gerald untuk menarik Marceng, Ivar maupun Hubner untuk bergabung dengan tim yang dibesutnya.
Dan pada prinsipnya, siapapun pemain Timnas, akan selalu "nurut" ke mana dirinya dipanggil, tanpa bisa menolak. Namun sayangnya prevelige tersebut tak digunakan oleh pelatih Gerald. Pasca gagal di final Piala AFF U-23, sang pelatih tak banyak melakukan perubahan komposisi pemain dalam skuatnya.
Nama-nama berpengalaman masih saja tak dipanggil karena rasa percaya dirinya yang terlalu tinggi itu. Hingga akhirnya, apa yang telah diputuskannya itu menjadi sebuah blunder fatal, di mana Skuat Garuda Muda gagal lolos ke putaran final Piala Asia U-23 setelah sebelumnya menduduki posisi empat terbaik gelaran.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS