Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto dan Ujian Taraf Serap Ilmu yang Didapatkan dari Shin Tae-yong

Sekar Anindyah Lamase | M. Fuad S. T.
Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto dan Ujian Taraf Serap Ilmu yang Didapatkan dari Shin Tae-yong
Nova Arianto bersama mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (Instagram/Nova Arianto)

Pekan-pekan awal bulan November 2025 tampaknya akan menjadi masa yang cukup menyibukkan seorang Nova Arianto. Pasalnya, dimulai tanggal 4 November mendatang, segala rangkaian persiapan yang dilakukannya bersama anak-anak Timnas Indonesia U-17 akan menjalani waktu-waktu penghakiman.

Setelah memastikan satu tempat di Piala Dunia U-17 edisi 2025 melalui jalur prestasi beberapa bulan lalu, anak-anak Garuda Muda yang berada di bawah bimbingan Nova Arianto langsung melakukan persiapan intensif.

Tak hanya di dalam negeri, persiapan juga dilakukan oleh eks asisten pelatih Shin Tae-yong tersebut di luar negeri. Tujuannya jelas, agar Pasukan Muda Merah Putih mampu berbicara banyak di turnamen yang menjadi idaman para pemain sepak bola muda di seluruh penjuru dunia tersebut.

Sepertimana dalam dunia pendidikan yang akan selalu ada ujian untuk menakar taraf serap seorang murid terkait materi yang telah diajarkan, maka hal serupa juga akan dialami oleh Nova Arianto bersama Timnas Indonesia U-17 di perhelatan Piala Dunia nanti. 

Bukan hanya sorotan terhadap hasil akhir pada setiap laga yang nantinya dijalani, para pendukung setia Timnas Indonesia tentu saja juga pastinya akan menyoroti permainan yang bakal diperagakan oleh Timnas Indonesia U-17, yang mana selama ini sangat identik dengan pola permainan yang dikembangkan oleh Shin Tae-yong.

Bukan untuk menghakimi coach Nova dan tim, namun hasil yang didapatkan oleh Nova Arianto beserta pasukannya di Piala Dunia mendatang, akan lebih bijak jika dijadikan sebagai sarana untuk menilai, sampai sejauh mana ilmu yang didapatkan oleh eks pemain PSIS dan Persib Bandung tersebut dari STY.

Jika di skala senior Shin Tae-yong mampu merubah Timnas Indonesia yang semula biasa-biasa saja menjadi salah satu kekuatan yang disegani di kancah persepakbolaan Asia atau bahkan menjadi sebuah kekuatan baru yang diperhitungkan, maka kini kita sebagai pencinta Timnas juga menunggu hasil utak-atik yang dilakukan oleh Nova Arianto ini.

Meski ujian ini tak lagi menentukan masa depan sang pelatih, karena PSSI dan Erick Thohir sudah menggaransinya untuk naik kelas ke Timnas Indonesia U-20, namun bagi para penggemar kebanyakan yang rindu dengan sang mentor, tentu sangat menantikan buah racikan dari coach Nova ini.

Pasalnya, ketika kenikmatan untuk menyaksikan tim polesan STY sudah digerus sepihak oleh federasi, maka harapan untuk kembali bisa menyaksikan pola-pola permainan khas arsitek lapangan hijau asal Korea Selatan itu kini hanya tersisa di Timnas Indonesia U-17 yang diasuh oleh sang murid, Nova Arianto.

Kita sebagai pencinta sepak bola nasional sejatinya tak berharap muluk-muluk, hanya ingin kembali bisa menyaksikan pola permainan atraktif sepertimana yang telah diperagakan oleh Pasukan Garuda ketika masih dipegang oleh STY, tak lebih.

Dan harapan itu kini tersemat pada diri Nova Arianto yang mana dengan segala ilmu yang didapatkan dari STY, dirinya mampu memberikan permainan atraktif nan progresif seperti yang pernah diperlihatkan oleh Timnas Indonesia sebelum kedatangan Patrick Kluivert. 

Nantinya, semakin mirip permainan yang diterapkan oleh Timnas Indonesia U-17 dengan gaya khas STY, maka dapat diasumsikan atau bahkan disimpulkan taraf serap coach Nova atas ilmu yang diberikan oleh sang mentor berada di level yang memuaskan. Pun demikian pula ketika yang terjadi di lapangan adalah kebalikannya. 

Kira-kira, sampai sejauh mana nih taraf serap ilmu yang didapatkan oleh coach Nova Arianto dari Shin Tae-yong sang mentor kesayangannya? Jawabannya tentu kita harus menunggu beberapa hari lagi.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak