Pemanfaatan Media oleh Produsen Hiburan Kpop dan Lahirnya Sub-Kultur Fandom

Tri Apriyani | Tiara
Pemanfaatan Media oleh Produsen Hiburan Kpop dan Lahirnya Sub-Kultur Fandom
Ilustrasi Korea Selatan (Shutterstock)

Korea Selatan atau yang dikenal sebagai negeri ginseng merupakan negara yang terletak di daerah semenanjung Korea, Asia Timur. Setelah terjadinya perang saudara di semenanjung Korea, Korea terbagi menjadi dua yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.

Pada tahun 1948 Korea Selatan secara resmi berdiri menjadi negara republik. Setelah kemerdekaan, Korea Selatan terus menerus berkembang dalam berbagai macam bidang maupun  investasi dalam pemenuhannya menjadi negara maju.

Walaupun di awal kemerdekaan Korea Selatan menjadi salah satu negara termiskin di benua Asia, namun dengan berkembangnya inovasi serta usaha untuk menumbuhkan perekonomian selama beberapa dekade membuat Korea Selatan menjadi bangsa dengan kecepatan pertumbuhan ekonomi tercepat. Marsus (2014) menjelaskan bahwa PDB perkapita Korea Selatan mengalami kenaikan sekitar 14,6 kali lipat dalam rentang tahun 1960-2012.

Mengutip dari Kompas  Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi menjelaskan bahwa Korea Selatan membangun perekonomian awalnya lewat pengembangan pada industri dasar seperti besi, baja, dan petrokimia, lalu setelah reformasi melebarkan industri ke manufaktur, dan sekarang ini Korea Selatan mengembangkan jasa, digitalisasi, serta industri kreatif.

Tak bisa dipungkiri bahwa dengan adanya era globalisasi dan kemudahan akses dalam teknologi komunikasi berdampak pada pesatnya kemajuan industri kreatif Korea Selatan. Umar Hadi menjelaskan dalam Kompas (money.kompas.com) bahwa melalui popularitas yang digaungkan lewat korean wave, K Brand (produk dari Korea) memiliki penguatan brand produk yang berdampak pada peningkatan ekspor produk-produk asal Korea Selatan.

Hallyu atau korean wave dalam bahasa inggris adalah istilah yang sekarang ini banyak digunakan untuk merujuk pada popularitas hiburan dan budaya Korea di seluruh Asia dan bagian lain dunia. Sekarang ini ketertarikan akan korean wave telah meluas ke budaya, makanan, sastra, dan bahasa tradisional Korea, dan yang paling banyak dikenal adalah industri hiburan nya yaitu ‘K-pop’ (Korea Pop).

Mengutip dari Kompas (kompas.com) terdapat 4 faktor yang membuat pasar K-pop mendunia dan populer yang diantaranya ialah:

  1. Penyanyi K-Pop sebagian besar didasarkan pada visual serta tampilan fashion yang diperlihatkan oleh member grup.
  2. Kepribadian serta bakat para member grup yang mumpuni dan bercitra baik mampu menarik para penggemarnya, serta Bahasa pada lagu yang bercampur membuat penggemar lebih mudah untuk menyatu dengan lagu yang dinyanyikan.
  3. Melodi yang candu, di mana aransemen lagu dibuat semenarik mungkin sehingga mudah untuk diingat dan didengarkan.
  4. Adanya koreografi yang dilakukan oleh member grup selama menyanyikan lagu, hal ini membuat para penonton semakin tertarik untuk menonton pertunjukan yang dilakukan oleh member grup K-pop.

Selain keempat faktor tersebut, sebagian besar kesuksesan mereka juga disebabkan oleh strategi pemasaran digital yang menarik yang dimanfaatkan oleh agensi masing-masing. Di sinilah peran besar media dalam marketing korean wave dalam membentuk subkultur diantara para penggemarnya.

Menurut Racoma (2019) dalam artikelnya “What All Marketers Can Learn from the K-Pop Industry” dijelaskan bagaimana karakteristik khas industri hiburan korea dalam memanfaatkan media dengan menyebutkan beberapa keunikan dari cara marketing industri hiburan Korea, yang diantaranya sebagai berikut:

1. Tidak seperti selebriti lain yang bebas menggunakan media sosial, Grup K-Pop biasanya berbagi halaman media sosial bersama untuk berkomunikasi dengan penggemar, rupanya hal ini memungkinkan mereka untuk mendapatkan jangkauan yang lebih besar dan tingkat keterlibatan yang lebih tinggi.
2. Bagikan konten di balik layar, trailers, dan teaser karya yang akan datang. Melakukan hal-hal ini membuat mereka lebih terasa dekat dengan penggemar dan membuat penggemar antusias.

3. Kpop menciptakan ekosistem budaya yang unik. Sebutan-sebutan seperti bias, stan, maknae,dongsaeng, hoobae, sunbae hanya akan dimengerti oleh fandomnya. Selain menciptakan, mereka juga meminjam genre musik, gaya musik dan kostum dari budaya lain dan menyesuaikannya sesuai dengan tujuan mereka.

Ketiga cara ini mampu menarik atensi dari penggemar, dan memperdalam keterikatan. Perilaku anak muda penggemar budaya populer atau fandom K-Pop kini menunjukkan identitasnya melalui gaya hidup sehari-hari seperti fashion dan media sosial yang dimiliki. Fandom (fan kingdom) merupakan kumpulan para penggemar yang dicirikan memiliki perasaan empati dan rasa persahabatan dengan orang lain karena memiliki minat yang sama (homogen).

Penggemar biasanya tertarik bahkan pada detail kecil dari objek fandom dan menghabiskan sebagian besar waktu dan energi mereka untuk terlibat dengan minat mereka. Menurut Jenkins dalam Fauziah (2015) fandom atau penggemar merupakan suatu subkultur dalam pertentangannya dengan nilai dan norma dalam kehidupan sehari-hari, penggemar cenderung merasakan lebih intens, bermain dengan bebas, berpikir secara mendalam, dan perayaan atas emosi lebih mendalam daripada kaum non-penggemar.

Subkultur ini memanfaatkan media massa khususnya media baru. Pemanfaatan dilakukan dengan melibatkan banyak kegiatan komunikasi dan interaksi di internet, yang mereka gunakan untuk tujuan pertukaran informasi rinci yang berkaitan dengan basis penggemar mereka.

Seringkali, penggemar berkumpul di forum dan papan diskusi untuk berbagi cinta dan kritik mereka terhadap karya tertentu. Kini di era digital, bentuk kegiatan yang terjadi diantara anggota fandom menjadi tidak terbatas. Fandom yang memanfaatkan media baru dapat dikategorikan sebagai masyarakat maya ( cyber community).

Seperti yang dijelaskan oleh Bungin (2018, h.164) masyarakat maya ialah sebuah kehidupan masyarakat manusia yang tidak dapat secara langsung diindera melalui penginderaan manusia, namun dapat dirasakan dan disaksikan sebagai sebuah realitas.

Sama halnya dengan masyarakat “nyata”, masyarakat maya menciptakan budaya dalam masyarakat maya. Namun hal yang membedakan diantara keduanya ialah masyarakat maya memiliki ciri khas di mana kebudayaan maya sifatnya sangat bergantung pada media. 

Oleh karena itu baik produsen hiburan kpop (agensi) maupun subkultur fandom sama-sama memiliki diuntungkan dengan adanya media. Contohnya saja ialah idol grup BTS (Bangtan Boys) yang baru saja merilis single ‘Butter’ pada tanggal 21 Mei 2021.

Agensi memiliki tugas untuk memasarkan single milik BTS lewat platform di media sosial maupun media lain agar orang-orang khususnya penggemar tertarik untuk mendengarkan single baru tersebut.

Sedangkan tugas fandom yang memiliki ciri perilaku untuk mendukung hal-hal yang dilakukan idol grup yang disukainya menerima informasi resmi yang disediakan oleh agensi serta menggerakan para penggemar BTS (ARMY) untuk terus mendengar single butter dan menyukai dan berkomentar pada music video tersebut agar single tersebut dapat menjadi trending topic.

Pengaruh media yang dimanfaatkan oleh agensi maupun fandom ini akhirnya memberikan dampak yang di mana idol grup BTS berhasil menduduki puncak Billboard no.1 selama 5 minggu berturut-turut. Diketahui lebih lanjut, mengutip dari web resmi Billboard, musik yang berada di puncak Billboard berdasarkan banyaknya jumlah streaming musik menurut survei yang dilakukan oleh Nielsen.

Oleh karena itu baik fandom maupun agensi dapat dikatakan berhasil dalam memanfaatkan media sebagai alat untuk memasarkan BTS di kancah internasional, menaikkan popularitas BTS, serta membuat BTS menjadi idol grup pertama dari Korea Selatan yang berhasil menduduki puncak Billboard.

Perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang setiap masanya berdampak pada kemudahan penggemar budaya populer atau fandom mengkonsumsi teks-teks budaya melalui berbagai media terutama dengan memanfaatkan media sosial sebagai jalan utama untuk mengakses dan berbagi video, situs, maupun platform yang menguraikan rangkaian informasi idol grup.

Selain itu kehadiran media sosial membantu bintang K-Pop berkembang di seluruh dunia, dengan cara mengunggah music video idol grup di platform Youtube serta memasarkan musiknya di platform lain seperti Instagram, Twitter, maupun Facebook dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran netizen (internet citizen) maupun menarik perhatian penggemarnya. Oleh karena itu kekuatan media massa khususnya pada internet mampu menciptakan outlet baru yang kuat untuk fandom dan menciptakan kebudayaan baru di dalam masyarakat maya (cyber community), memberikan keuntungan bagi agensi idol grup maupun pada negara Korea Selatan sendiri.

Referensi

  • Billboard. Frequently Asked Questions. diakses tanggal 1 Juli 2021 dari https://www.billboard.com/p/frequently-asked-questions
  • Bungin, Burhan. (2018). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana
  • Fauziah, Rizka. (2015). Fandom K-pop idol dan Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Penggunaan Media Sosial Twitter pada Hottest Indonesia sebagai Followers Fanbase @taeckhunID, @2PMindohottest dan Idol Account @Khunnie0624). (Skripsi, Universitas Sebelas Maret, 2015). Diakses dari https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/51953/Fandom-K-Pop-Idol-dan-Media-Sosial-Studi-Deskriptif-Kualitatif-tentang-Penggunaan-Media-Sosial-Twitter-pada-Hottest-Indonesia-sebagai-Followers-Fanbase-taeckhunID-2PMindohottest-dan-Idol-Account-Khunnie0624
  • Fuschillo, Gregorio. (2020). Fans, Fandoms, or Fanaticism?. Journal of Consumer Culture 20(3):347-365‌
  • Marsus, S. (2014, 23 Desember). Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Kementerian Keuangan. Diakses tanggal 26 Juni 2021, dari Strategi Pembangunan Korea Selatan: https://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuanganumum/20268-strategi-pembangunan-korea-selatan
  • Kompas.com. (14, Oktober 2020). Pentingnya Peran UMKM di Balik Kemajuan Ekonomi Korea Selatan. Diakses tanggal 30 Juni 2021 dari https://money.kompas.com/read/2020/10/14/215005926/pentingnya-peran-umkm-di-balik-kemajuan-ekonomi-korea-selatan?page=all
  • Kompas.com. (27, Juni 2021). Apa yang Membuat Kpop Begitu Mendunia? Inilah 4 Faktor Pentingnya. Diakses tanggal 30 Juni 2021 dari https://www.kompas.com/global/read/2021/06/27/131111870/apa-yang-membuat-kpop-begitu-mendunia-inilah-4-faktor-pentingnya?page=all         
  • Romano, A. (2018, Februari 16). How K-pop became a global phenomenon. Vox. Diakses tanggal 26 Juni 2021, dari https://www.vox.com/culture/2018/2/16/16915672/what-is-kpop-history-explained
  •  

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak