Badut Pandemi

Tri Apriyani | nurro
Badut Pandemi
Badut Harno (twitter.com/BadutHarno)

Pak Suharno atau yang sering dipanggil Harno adalah pria yang berprofesi sebagai badut panggilan untuk pesta anak-anak. Beliau tinggal di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Pekerjaannya sebagai badut sudah dijalaninya selama tiga puluh tahun. Sebelum memulai kariernya yang sekarang, Pak Harno pernah menjadi petugas keamanan di toko ritel.

Pria yang digemari anak kecil ini selalu memakai kostum warna-warni dengan motif polkadot di seluruh sisinya. Tak lupa ia menggunakan topi badut dan hiasan hidung bulat berwarna merah untuk memaksimalkan tampilannya. Namun, itu semua tidak seberapa dari perlengkapan lainnya yang juga sangat beliau perlukan. Pasalnya, Pak Harno masih membutuhkan perlengkapan make up untuk mengubah warna kulitnya menjadi putih sempurna serta gincu merah yang sengaja dipakai melebihi garis bibir aslinya. 

Pria berumur 58 tahun ini mengalami banyak jatuh bangun dalam masalah perekonomian di kondisi pandemi. Cukup banyak klien yang membatalkan menggunakan jasa beliau semenjak Maret tahun lalu. Penyebab utamanya lantaran tidak mendapat izin untuk membuat suatu acara yang memicu berkumpulnya banyak orang pada satu tempat. Biarpun demikian, Pak Harno tidak berkecil hati dan tetap berusaha untuk bisa bertahan hidup di masa sulit ini. Ia bahkan menjadi sopir ojek online untuk membenahi pemasukannya yang kian berkurang ketika pekerjaannya sebagai badut panggilan tidak banyak digunakan.

Pada tahun 2020, Pak Harno ingin menjual akun Twitternya tersebut karena ingin membuka usaha warung. Padahal, akun Twitter tersebut adalah awal mula di mana Pak Harno mulai banyak dikenal masyarakat. Akun dengan jumlah pengikut 3.200 tersebut ia gunakan untuk mempromosikan jasanya. Sesudah itu, ia berencana menggunakan uang hasil penjualan akunnya tersebut untuk membeli peralatan sulap dan mengembangkan usaha badut ulang tahun.

Unggahan Twitternya tersebut menarik simpati masyarakat. Sehingga, tak lama setelah itu banyak orang baik yang melakukan donasi untuk membantu beliau di masa sulit ini. Kebanyakkan orang baik tersebut menganggap Pak Harno adalah sosok pahlawan. Saya sendiri pun setuju dengan pendapat mereka. Saya paham betul bahwa mencari sepeser uang di masa pandemi ini sangatlah susah. Apalagi, sangat sedikit yang masih mencari badut untuk acara pesta ulang tahun.

Pekerjaan Pak Harno ini menuntut kondisi mental beliau harus tetap stabil. Pak Harno dituntut untuk selalu bisa membuat orang lain tertawa akan aksi-aksi yang ditampilkannya. Tak peduli tentang apa yang sebenarnya ia rasakan. Ia memang harus selalu terlihat sebagai badut yang menyenangkan.

Riasan super tebal dan kostum badut yang berat sudah menjadi tanggungan sehari-hari Pak Harno. Namun, beliau sangat menikmati pekerjaannya ini. Beliau sangat suka apabila bisa membuat anak-anak tersebut tertawa dengan lantang. Setelahnya itu pun, ia masih harus menjadi sopir Gojek hingga larut malam untuk mendapat penghasilan lebih karena penghasilan dari profesinya sebagai badut sangat minim.

Bagi Pak Harno, jatuh bangun yang dialaminya memang tidak mudah. Akan tetapi, beliau sangat beruntung karena selalu dikelilingi orang baik yang ingin merangkul dan mendukungnya, dan ini terasa sudah lebih dari cukup.

Beberapa orang hanya memandang Pak Harno sebagai badut panggilan. Beberapa lagi hanya sebagai driver Gojek. Namun, saya sendiri memandang beliau sebagai sosok pahlawan yang terus berjuang untuk menghidupi keluarganya di masa pandemi yang mematikan.

Tidaklah penting seragam apa yang kita gunakan. Selama kita masih bisa bermanfaat bagi orang banyak, kita adalah pahlawan bagi diri kita sendiri, dan Pak Harno adalah wujud dari semua itu.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

19 Agustus 2021 | 21:24 WIB

Opor Ayam Terakhir dari Eyang

Tampilkan lebih banyak