Transformasi Bidang Pendidikan di Tengah Pandemi

Ayu Nabila | al mahfud
Transformasi Bidang Pendidikan di Tengah Pandemi
Kebijakan Kemdikbud di Masa Pandemi (Instagram) / @ditjen.gtk.kemdikbud

Dunia pendidikan adalah aspek pokok yang menentukan masa depan bangsa. Pendidikan Indonesia diharapkan mampu menjawab dan menghasilkan generasi penerus yang unggul di tengah pesatnya perubahan zaman. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus melakukan tranformasi sehingga bisa menghadirkan pendidikan berkualitas dan bermutu.

Di tengah situasi pendemi Covid-19 selama kurang lebih dua tahun terakhir, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) telah berupaya melakukan transformasi pendidikan di berbagai aspek. Pandemi jelas memberi tantangan tak mudah untuk menjalankan berbagai program transformasi pendidikan tersebut. 

Meski menghadapi tantangan tidak mudah, Kemendikbud Ristek telah menggulirkan program-program transformasi pendidikan. Program-program pendidikan dengan semangat Merdeka Belajar terus dijalankan demi bisa melakukan terobosan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. 

Salah satu bentuk program transformasi pendidikan yang berjalan di tengah situasi pandemi ini adalah Asesmen Nasional (AN). Asesmen Nasional merupakan evaluasi yang dilakukan pemerintah guna membuat pemetaan mutu dan sistem pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan menengah. Dengan AN, pemerintah memiliki bekal dan data yang akan bermanfaat dalam pembuatan kebijakan pendidikan yang tepat dan akurat. 

Asesmen yang menggunakan instrumen asesmen kompetensi minimum, survei karakter, dan survei lingkungan belajar tersebut sudah mulai berjalan di tengah situasi pandemi. Asesmen Nasional ini lebih menilai proses pembelajaran secara komprehensif di satuan pendidikan. Setiap sekolah akan bisa melihat perkembangan masing-masing dari tahun ke tahun. Dari sana, setiap sekolah terdorong memperbaiki performa dan kualitas masing-masing.

AN dinilai bisa menghilangkan persaingan antarsekolah yang selama ini kerap menjadikan nilai UN sebagai tolok ukur kualitas sekolah. Hal ini seperti diungkapkan Ketua Yayasan Guru Belajar, Bukik Setiawan, "Dalam konteks ini yang dikejar bukan persaingan sekolah dengan daerah lain, yang dikejar adalah persaingan dengan diri kita sendiri seberapa baik dari tahun ke tahun," katanya dalam Webinar Jurus Jitu Lulus AN: Bagaimana Seharusnya Guru dan Kepala Sekolah Menyikapi AN pada 3 November 2020, dikutip dari medcom.id.

Kemudian, salah satu program transformasi pendidikan yang juga berjalan di tengah situasi pandemi adalah peluncuran kanal media khusus budaya bernama Indonesiana. Kanal Indonesiana bisa diakses melalui laman indonesiana.tv, siaran televisi jaringan Indihome saluran 200 (SD) dan 916 (HD), Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan TikTok kanal Indonesiana TV. 

Tujuan diluncurkannya kanal Indonesiana adalah mewadahi, mengintegrasikan, serta mempromosikan karya dan ekspresi budaya masyarakat Indonesia. Ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan visi pemajuan kebudayaan, yakni Indonesia bahagia berlandaskan  keanekaragaman budaya yang mencerdaskan, mendamaikan, dan menyejahterakan.

Dikutip dari tempo.co., menurut Indeks Pembangunan Kebudayaan (IPK) Indonesia, skor IPK dari tahun 2018 ke 2019 mengalami kenaikan. Akan tetapi, nilai aspek ekspresi budaya masih rendah yakni 37,14 dari rentang 0-100. Hal ini dikarenakan media yang menjadi sarana pembelajaran, ekspresi, dan interaksi budaya Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, kehadiran kanal Indonesiana diharapkan bisa menjadi solusi tepat untuk mengatasi hal tersebut dengan menghadirkan wadah pustaka keragaman budaya yang berkualitas. 

Kehadiran kanal Indonesiana menjadi kabar bahagia bagi para pegiat kebudayaan dan  seniman. Hal tersebut seperti diungkapkan Penggiat Budaya dan Maestro Tari Didik Ninik Thowok seperti dikutip dari kemdikbud.go.id., “Kerinduan seniman Indonesia, termasuk saya, untuk berekspresi, akan terwujud dalam kanal Indonesiana ini,” katanya.

Kemudian, transformasi bidang pendidikan yang terlihat di masa pandemi ini adalah upaya peningkatan kesejahteraan guru lewat rekrutmen PPPK. Pertama kalinya dalam sejarah, sudah ada 173.329 guru honorer yang dinyatakan lulus ujian seleksi tahap pertama dan diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK) sebagaimana diumumkan pada 8 Oktober 2021 kemarin. 

Seleksi PPPK pun masih berlangsung untuk tahap 2 dan 3, sehingga guru honorer yang diangkat menjadi PPPK akan lebih banyak lagi nantinya. Ini tentu hal positif dalam konteks meningkatkan kesejahteraan guru honorer. Tak hanya dalam hal kesejahteraan, dengan menjadi PPPK, para guru honorer akan punya kesemapatan banyak untuk ikut berbagai program peningkatan kompetensi. Dari sana, diharapkan rekrutmen PPPK ini juga akan berdampak positif bagi peningkatan kualitas pembelajaran yang didapatkan anak didik.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak