Menilik Teknik Bermain Drama Ala Richard Boleslavky

Ayu Nabila | Ismi Maulidiyah
Menilik Teknik Bermain Drama Ala Richard Boleslavky
Pementasan "Janger Merah" Karya Ibed S. Yuga oleh Teater Syahid, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (25/11/21) (Dok. Teater Syahid)

"Drama adalah seni yang menggambarkan sikap dan sifat manusia dengan melahirkan suatu gerakan." -Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen

Kehadiran drama menjadi salah satu produk kebudayaan yang banyak dinikmati dan diminati hampir di seluruh dunia. Drama yang hadir sering kali menggambarkan situasi yang sedang terjadi pada zaman drama tersebut dipertunjukkan.

Ferdinan Brunetiere dan Balthazar Verhagen menganggap drama sebagai kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku. Oleh karena itu, pentingnya seorang aktor dalam suatu lakon drama mengetahui dengan baik teknik bermain drama agar dapat melukiskan perasaan dan pesan yang ingin disampaikan lewat gerakan atau actionnya kepada penonton.

Pendapat Rendra yang dinukil oleh Hasanuddin WS., dalam bukunya yang berjudul Drama Karya dalam Dua Dimensi, teknik bermain (acting) merupakan unsur yang penting dalam seni seorang pemain (actor) alam maupun yang bukan. Pemain berdasarkan bakat alam dan yang bukan perlu mengetahui seluk-beluk teknik bermain, meskipun cara mereka mendapatkan teknik itu berbeda.

Richard Boleslavky menjadi salah satu nama yang tidak mungkin dapat dihapus dari perkembangan perihal teknik bermain drama. Konsep teknik bermain drama yang diajarkan oleh Boleslavky jika dirumuskan dapat disebutkan bahwa bermain peran adalah memberi bentuk lahir pada watak dan emosi aktor, baik di dalam laku dramatik maupun di dalam ucapan.

Lantas, apa saja konsep ajaran teknik bermain drama ala Richard Boleslavky? Mari kita tilik lebih lanjut di bawah ini.

Konsentrasi

Konsentrasi menjadi teknik pertama bermain drama menurut Richard Boleslavky. Konsentrasi merupakan pemusatan perhatian pada berbagai aspek guna mendukung kegiatan seni perannya.

Pemusatan perhatian amat perlu dilakukan agar aktor tidak tetap hadir sebagai dirinya sendiri dan bukan tokoh yang diperankannya. Proses pemusatan pikiran ini setidaknya melibatkan faktor fisik, mental, dan emosional.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melatih kesanggupan konsentrasi bagi keadaan fisik, mental, dan emosional seorang aktor. Misalnya latihan pernafasan, latihan vokal, latihan diksi, tari klasik, mengenal berbagai karakter manusia melalui bacaan atau observasi.

Selain itu, latihan menguasai indra dalam segala situasi sehingga mudah mengasosiasikan dengan sesuatu dan apa pun kegiatan yang dirasakan dapat dimanfaatkan dalam proses pemusatan perhatian, menjadi teknik latihan yang juga diperlukan. Oleh sebab itu, harus disadari bahwa konsentrasi tidak mungkin tumbuh serta-merta.

Kemampuan Mendayagunakan Emosional

Richard Boleslavky berpendapat jika kemampuan seorang pemain untuk menumbuhkan bermacam-macam bentuk emosional dengan kemampuan dan kualitas yang sama baiknya, di dalam berbagai situasi merupakan kemampuan mendayagunakan emosional.

Pengungkapan emosional yang baik, akan terekspresikan pada wajah, bahkan gerak anggota tubuh. Ungkapan rasa sayang, mungkin akan lebih menantang jika diungkapkan melalui sorot cahaya mata, gerak ujung bibir, warna kulit muka, dibanding dengan kata sayang itu sendiri. Hal tesebutlah yang dituntut dari setiap pemain seni peran.

Kemampuan Laku Dramatik

Kesanggupan pemain di dalam melakukan sikap, tindakan, serta perilaku yang merupakan ekspresi dari tuntutan emosi menjadi salah satu teknik bermain drama menurut Richard Boleslavky. Kemampuan laku dramatik inilah yang merupakan faktor utama seni peran. Tanpa menguasai hal tersebut, seorang aktor tidak mungkin melakukan apa-apa di atas pentas.

Boleslavky juga menanggap laku dramatik yang baik adalah laku dramatik yang dapat mendukung ujuran dan emosional secara wajar, artinya mendukung dengan tidak berlebihan. Laku dramatik hendaknya terus disiasati dengan kreatif sehingga pemain dapat melakukan improvisasi dan eksperimen untuk menciptakan laku dramatik yang menarik dan artistik.

Kemampuan Membangun Karakter

Kesanggupan pemain untuk lebur ke dalam suatu pribadi lain dan keluar dari dirinya sendiri selama bermain peran menjadi salah satu teknik bermain drama ala Richard Boleslavky. Pemain harus mengenal dirinya sendiri dan mengenal tokoh yang akan diperankannya agar mampu membangun karakter tersebut.

Pengenalan tokoh dapat dilakukan pemain dengan mengidentifikasi hal-hal yang menyangkut profil. Seperti; sikap hidup, orientasi terhadap nilai-nilai tertentu, gerak anggota tubuh (performance), karakter yang dominan dan sering kali muncul serta mewarnai sikap dan tindakan.

Selain itu, pemain sebaiknya juga menguasai hal-hal yang berhubungan kemampuan berbagai jenis warna suara, kemampuan pantomimik, dan lainnya agar mampu membangun karakter tokoh yang diperankannya lebih dalam.

Kemampuan Melakukan Observasi

Kesanggupan pemain untuk melakukan pengamatan terhadap sikap aktivitas manusia di dalam kehidupan sehari-hari merupakan kemampuan melakukan observasi yang menjadi teknik bermain drama menurut Richard Boleslavky. Teknik ini dapat dilakukan dengan memperhatikan bermacam-macam kegiatan atau pekerjaan sehari-hari yang menarik untuk diperhatikan.

Misalnya orang mengecat dinding rumah, membersihkan kaca jendela, mencuci mobil, membakar rokok, dan lain sebagainya. Semakin banyak hal yang dapat diobservasi, semakin banyak punya latihan, maka akan semakin banyak kemampuan laku dramatik yang mampu dilakukan.

Kemampuan Menguasai Irama

Kesanggupan pemain untuk menguasai permainan, sehingga pementasan memberikan suspence kepada penonton menjadi merupakan kemampuan menguasai irama yang menjadi salah satu teknik bermain drama ala Richard Boleslavky.

Untuk memperoleh insting tentang irama, pemain dapat melatih dirinya dengan mendengarkan berbagai jenis musik dan dengan mendengar bunyi-bunyi alam. Misalnya gemuruh air terjun, bunyi meluncurnya kereta api di rel, bunyi kicauan burung pagi hari, bunyi gemericik air sungai yang berbenturan dengan batu-batuan, bunyi desauan pepohonan yang ditiup angin, dan lain-lain. 

Demikianlah, teknik bermain drama ala Richard Boleslavky yang penting untuk dikuasai dan dipelajari dengan baik oleh seluruh pemain seni. Semua teknik bermain drama yang telah ditilik di atas berguna agar pemain lakon drama menyadari bahwa permainan perannya bukan bertujuan untuk menipu dan membohongi para penonton, melainkan menampilkan simbol-simbol yang dapat diinterpretasikan para penontonnya.

Bagaimana, sudah mulai tertarik memulai bermain drama dengan teknik ala Richard Boleslavky? Yuk, terapkan setelah menilik teknik bermain drama ala Richard Boleslavky agar permainan drama semakin baik dan lebih baik lagi.

Refrensi : 

WS., Hasanuddin, 2015, Drama Karya dalam Dua Dimensi, Bandung: Penerbit Angkasa.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak