Membaca adalah aktivitas produktif yang patut untuk dibudayakan. Mengingat membaca bagian dari sejarah yang para pendahulu kita sudah melakukannya. Melalui membaca kita dapat mengenal banyak informasi dan pengetahuan.
Di era digitalisasi hari ini, membaca tidak serumit dulu, bahan bacaan sudah banyak bisa dijumpai di berbagai toko buku. Bahkan lebih mudah lagi, bahan bacaan sudah banyak di internet, baik berbentuk tulisan online maupun versi pdf untuk buku. Asalkan punya akses jaringan internet maka seketika itu kita bisa dengan mudah membaca melalui internet.
Beda halnya yang dirasakan para pendahulu kita, selain karena memang hanya orang-orang tertentu yang bisa mengakses pendidikan, juga karena ketersediaan bahan bacaan memang kurang. Maka beruntunglah generasi yang hidup saat ini, akses buku dan bahan bacaan sudah banyak bisa kita jumpai.
Tetapi, nyatanya masih banyak juga lho yang malas membaca, tidak memanfaatkan waktu yang ia punya untuk menambah pengetahuan melalui membaca. Padahal, membaca memiliki segudang manfaat yang dapat mengembangkan setiap individu manusia.
Membaca bisa mempengaruhi pola pikir kita dan dapat menjadi lebih dewasa, mampu melihat persoalan secara objektif, dan tidak cepat mengambil keputusan terhadap suatu masalah melainkan dianalisa terlebih dahulu. Selain itu, juga punya bahan untuk membagi pengetahuan dan motivasi kepada orang lain.
Selain hanya dengan membaca, ada baiknya kalau hasil bacaan itu bisa ditulis, kalau perlu diterbitkan di berbagai media. Alasannya sederhana saja, selain untuk melatih keterampilan, juga dapat dijadikan arsip yang bisa dinikmati atau dibaca oleh orang lain.
Mungkin tidak asing dengan kata-kata, "kalau Anda ingin mengenal dunia, maka membacalah. Tetapi, kalau ingin dikenal dunia, maka menulislah." Dengan begitu, hasil bacaan kita pun bisa ditengok kembali jika memang ada tulisan yang dibuat.
Kita memang mungkin tidak pernah tahu seberapa besar manfaat yang didapatkan kalau hasil bacaan kita dapat tulis. Tetapi yang jelas tulisan kita bisa dinikmati oleh banyak orang, apalagi kalau sudah diterbitkan di media.
Kalau kita membaca tanpa berusaha untuk menulis apa yang sudah dibaca, maka tidak menutup kemungkinan akan cepat lupa dan tidak ada kenangan bahan bacaan yang bisa ditengok kembali. Padahal, membaca dan menulis amatlah penting untuk dikembangkan dan memang juga tak bisa dipisahkan.
Saat usai membaca kemudian kita menulis apa yang sudah dibaca, tidak menutup kemungkinan bisa membuat kita mampu berpikir kritis. Dengan berbagai sumber bacaan, di situ kita bisa ambil kesimpulan dan punya cara pandang tersendiri terhadap suatu masalah. Melalui itu, maka tidaklah salah kalau kita juga menyandang status sebagai penulis.
Terkait dengan hasil bacaan bisa dibukukan atau diterbitkan di media sekarang ini sudah sangat mudah. Kalau ingin menerbitkan di media online bukan rahasia lagi, mungkin sahabat pembaca tidak asing dengan media yang menerima tulisan dari kontributor, seperti Yoursay.id, Milenialis.id, Qureta, Ibtimes, Terminal Mojok, dan masih banyak lagi media lainnya.
Sahabat pembaca tinggal baca saja tiap ketentuan media tersebut, seperti apa karakter tulisan yang bisa diterbitkan dan jenis tulisan seperti apa. Mengingat masing-masing media ada yang menerima tulisan, seperti esai, artikel, ulasan, dan gaya tulisan feature, serta jenis tulisan yang lain.
Namun, ada juga media yang memang menyediakan rubrik khusus ulasan media buku. Media ini sangat cocok bagi yang hobi membaca buku lalu membuat ulasan atas buku tersebut, maka patutlah kiranya untuk menerbitkan hasil ulasan buku yang ia baca. Jadi, silahkan sahabat pembaca di searching saja media-media yang memang ada rubrik ulasannya, om google akan jawab itu semua.