Pentingnya Keteladanan dalam Mendidik Anak

Hikmawan Firdaus | Sapta Stori
Pentingnya Keteladanan dalam Mendidik Anak
Ilustrasi Ayah Mendidik Anaknya (unsplash.com/CDC)

Bagi orangtua, anak merupakan anugerah yang tak terganti. Peran orangtua tentu tidaklah mudah, banyak sekali tanggung jawab yang harus diemban. Meski begitu, setiap orangtua pastilah selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Mendidik anak tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, orangtua kini dapat lebih mudah mengakses berbagai media, demi terus belajar bagaimana caranya mendidik dan memperlakukan anak-anaknya dengan baik, agar hubungan orangtua dan anak terjalin harmonis dan menciptakan generasi penerus yang berakhlak baik. orangtua bisa melaksanakan tanggung jawabnya sekaligus menjadi ayah dan ibu yang menyenangkan bagi anak.

Acapkali orangtua kesulitan dalam menerapkan pola didik yang baik kepada anak, terlebih jika sang anak mulai menunjukkan perkataan dan perbuatan yang kurang baik. Saat hal ini terjadi, biasanya orangtua akan menganalisis siapa saja teman-teman anaknya, dengan siapa ia bergaul, juga kondusif atau tidaknya lingkungan sekitar bagi perkembangan anak. Tentunya, tidak dapat dipungkiri bahwa semua itu menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan baik-buruknya tumbuh kembang seorang anak.

Namun, terkadang orangtua lupa, bahwa keteladanan juga menjadi salah satu faktor utama penentu perilaku anak. Kurangnya keteladanan orangtua dapat menjadi penyebab sulitnya menerapkan didikan baik kepada anak, sebab sang anak tentunya akan lebih melihat contoh yang pasti dari orangtuanya.

Misalnya saja, ketika seorang anak mengucapkan kata-kata kasar. Sebelum mencari tahu mengenai faktor-faktor luar yang menyebabkan anak berucap seperti itu, alangkah baiknya jika orangtua dapat melihat ke dalam diri sendiri. Renungkan kembali, apakah orangtua, baik disengaja maupun tidak, masih mengucapkan kata-kata kasar saat berbicara? Masihkah orangtua melontarkan kata-kata makian saat merasa kesal kepada sesuatu atau seseorang? Jika iya, tidak menutup kemungkinan, tanpa sadar orangtua sendirilah yang telah menanamkan kebiasaan kurang baik kepada anak, terlebih jika anak mendengar sendiri saat mulut orangtuanya melontarkan kata-kata yang kurang pantas untuk diucapkan, sehingga anak berpikir bahwa hal tersebut sah-sah saja untuk dilakukan.

Fenomena ini kerap terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja, seorang balita terbiasa mengucapkan kata-kata kasar dan sang ibu sangat kesulitan untuk melarangnya. Setelah ditelusuri, rupanya penyebab sang ibu sulit melarangnya adalah karena ibunya sendiri menggunakan kata-kata yang serupa dalam kesehariannya. Entah disadari atau tidak, ia sendirilah yang telah menurunkan kebiasaan buruk pada sang buah hati.

Contoh lainnya, saat seorang ayah melarang anaknya mengisap rokok, sang anak tentu akan bertanya-tanya apabila ayahnya sendiri memberikan contoh yang berkebalikan dengan apa yang diajarkannya. Ketika anak melihat ketidaksesuaian didikan, perbuatan, dan perkataan orangtuanya, ia akan kebingungan mengambil sikap untuk menentukan apa yang baik dan buruk, mana yang benar dan yang salah, serta nilai dan norma seperti apa yang harus ia anut.

Tentunya, orangtua pastilah ingin terus berusaha memberikan arahan dan pendidikan terbaik, serta melakukan berbagai hal agar anak-anaknya kelak tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan berbudi luhur. Namun, alangkah baiknya jika orangtua mampu memberikan keteladanan secara langsung kepada anak, agar orangtua sungguh-sungguh dapat menjadi figur terbaik di mata anak-anak.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak