Menilik Fenomena Oversharing, Ajang Sensasi dan Validasi

Ayu Nabila | Dini Hariyani
Menilik Fenomena Oversharing, Ajang Sensasi dan Validasi
Ilustrasi orang menggunakan sosial media. (Pixabay/Kirill Averianov)

Oversharing merupakan fenomena yang belakangan muncul di beragam sosial media. Seperti namanya oversharing berarti membagikan hal secara berlebihan. Lihat saja beragam hal pribadi dan menjadi konsumsi publik tersebar luas di sosial media. Fenomena ini menjadikan tak ada lagi sekat antara ranah pribadi dan ranah publik. Lalu mengapa hal ini terjadi?

Oversharing tentang hal pribadi dilakukan orang dengan banyak tujuan. Membagikan informasi bisa menjadi salah satunya. Namun, selain itu ada juga yang bermaksud ingin dipuji, ingin viral, bahkan ingin mendapat validasi dari orang lain. Budaya oversharing dengan beragam maksud dan tujuan ini tak jarang menimbulkan pro dan kontra. Misalnya saja, seseorang yang mengunggah makanan mahal yang dinikmatinya. Postingan itu akan tersebar ke banyak orang dan mungkin salah satu yang melihatnya belum pernah menikmati makanan tersebut dan membuatnya jadi merasa kecewa karena tak seperti orang yang mengunggah makanan itu. Bukankah akan memprihatinkan? Ingat, tak semua orang bisa menikmati hal yang kita rasakan dan mungkin ada orang di luar sana yang menginginkan kehidupan seperti kita.

Menilik oversharing hal pribadi, alangkah lebih baiknya perlu memilah dan memilih. Kita hidup dengan banyak orang yang tentunya memiliki latar belakang yang berbeda. Sehingga membagikan sesuatu hal mungkin dapat menimbulkan dampak yang belum tentu positif karena akan menimbulkan persepsi yang berbeda. Lantas bagaimana menghentikan atau setidaknya mengurangi budaya oversharing ini?

Mengutip dari kanal YouTube Si Kutu Buku ada dua hal dapat digunakan untuk mengurangi budaya oversharing ini.

Pertama, pikir dahulu sebelum posting. Sangat penting untuk memikirkan hal yang akan kita posting di sosial media. Pikirkan alasan terkuat mengapa harus membagikan informasi tersebut kepada banyak orang. Terlebih lagi pada hal yang bersifat pribadi. Perlukan semua orang mengetahui hal tersebut?

Kedua, tidak semua hal harus dibagikan. Sesuai dengan maksud dan tujuan membagikan sesuatu yang telah disebutkan diatas menjadikan banyak orang dengan mudah membagikan sesuatu yang bersifat pribadi. Maka mulai sekarang, pikirkan kembali bahwa semua hal tentang dirimu itu tidak harus dibagikan, tak harus semua orang tahu tentang kehidupan pribadimu. Ingat, cara pandang setiap orang berbeda dan tentunya berbeda pula mereka akan menyikapinya.

Demikian ulasan mengenai budaya oversharing yang kerap kali terjadi di sekitar kita. Bijaklah menggunakan sosial media dan ingat dampak baik-buruknya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak