Ketimpangan Infrastruktur di Jawa Barat Selatan dari Kacamata Arsitektur

Hernawan | Jessica Valentina
Ketimpangan Infrastruktur di Jawa Barat Selatan dari Kacamata Arsitektur
Ilustrasi pembangunan (Unsplash @zane404)

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang dirasa sudah lengkap. Di lain hal, pembangunan di Jawa Barat masih belum merata, khususnya dalam aspek infrastruktur.  Secara umum, Jawa Barat mengalami ketimpangan dalam hal pembangunan. Beberapa daerah di Jawa Barat memiliki tingkat pembangunan yang lebih tinggi daripada daerah lainnya.

Contohnya, sebagian besar daerah di Jawa Barat memiliki jalan yang lebih baik, pasokan listrik yang lebih andal, dan akses terhadap layanan kesehatan yang lebih baik daripada daerah lainnya. Beberapa kota di Jawa Barat, seperti Bandung, Bogor, dan Bekasi, telah menikmati pembangunan yang lebih cepat daripada daerah lain.

Namun, masih ada daerah-daerah di Jawa Barat bagian Selatan yang masih kurangnya fasilitas infrastuktur yang memadai. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti investasi yang lebih tinggi dari pemerintah dan swasta, kemudahan akses ke modal, infrastruktur yang lebih baik, dan sumber daya manusia yang lebih kompeten. 

BACA JUGA: Gaya Kepemimpinan Prabowo: Beri Pangkat Tituler TNI pada Deddy Corbuzier

Kesenjangan antar wilayah merupakan masalah pembangunan yang terjadi hampir di seluruh wilayah, semakin terlihat adanya disparitas yang terjadi di wilayah utara dan selatan Jawa Barat. Pembangunan di Jawa Barat tidak merata karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor seperti kurang meratanya insfrastuktur, dan akses ke sumber daya manusia. Ini menyebabkan beberapa daerah di Jawa Barat menikmati kemajuan yang lebih cepat daripada daerah lain.

Kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara manusia dan desain terhadap lingkungan sekitar sebenarnya sudah dimiliki oleh leluhur dengan karya arsitektur tradisionalnya. Kesadaran akan lingkungan tempat berpijak dan kebijaksanaan untuk menjaga keseimbangan ini, tidak lepas dari aspek budaya yang berkembang karena adaptasi lingkungan (Wahyudi, Agung.2013).

Berdasarkan data yang didapat ada 2/3 penduduk yang bermukim di Jabar bagian tengah ke utara dibandingkan Jabar bagian selatan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Beberapa faktor yang menyebabkannya antara lain :

Kondisi Geografis

Akses untuk menuju daerah Jabar Selatan masih sulit, tidak seperti daerah Jabar dari tengah ke utara di mana dengan adanya tol Cipularang membuat kota Bandung yang semula terdapat ± 70 hotel, sekarang menjadi ± 400. Ini dikarenakan adanya akses yang mudah yang membuat perekonomian meningkat.

Penyebab lainnya yaitu dataran di Jabar dari tengah ke utara cenderung datar sehingga mayoritas masyarakat memilih tinggal di sana sedangkan Jabar Selatan datarannya miring sehingga menyulitkan untuk dapat tinggal di sana, terlebih pada daerah ini sering terjadi bencana alam seperti gempa bumi akhir-akhir ini menyebabkan penduduk Jawa Barat  tidak banyak tinggal di daerah ini.

Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat mengajak para arsitek untuk memiliki peran aktif dalam memberikan ide dan gagasan secara ilmiah kepada pemerintah dalam membangun Jabar lewat berbagai proyek strategis. Sektor infrastruktur dalam menunjang pembangunan Jabar Selatan tentunya harus menjadi perhatian sebab sampai kini masih ada sejumlah daerah yang belum terhubung dengan jalan lintas selatan. Pembangunan infrastruktur harus berkesinambungan antara provinsi dan kabupaten.

Kualitas Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Jawa Barat Selatan masih tergolong kurang, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya akses tenaga pendidikan yang baik, kurangnya pelatihan profesional yang ditujukan untuk para guru, dan kurangnya kesempatan kerja.

Masalah ini juga dipengaruhi oleh tingkat keterbelakangan di daerah ini sehingga menyebabkan banyak anak-anak tidak mendapatkan pendidikan yang baik. Hal ini juga menyebabkan banyak orang yang tidak memiliki keahlian khusus dan tidak memiliki pelatihan yang diperlukan untuk bekerja di bidang tertentu. Oleh karena itu, kualitas sumber daya manusia di Jawa Barat Selatan ini masih perlu ditingkatkan. Daerah Jabar Selatan masih kurang meratanya sumber daya manusia yang berpendidikan (lulusan SMA/ atau setara). 

Inflasi yang Meningkat

Inflasi di Jawa Barat Selatan cenderung meningkat sejak tahun 2018. Inflasi tahun 2018 mencapai 4,98 persen, naik dari 4,18 persen pada tahun 2017. Peningkatan inflasi ini dikarenakan kenaikan harga dari berbagai komoditas, termasuk bahan makanan, energi, dan barang. Seperti halnya sayur dari Garut 20 % membusuk dalam perjalanan ke Jakarta menyebabkan inflasi karena jalan yang berkelok.

Pemerintah daerah telah meningkatkan alokasi anggarannya untuk mengendalikan peningkatan harga yang terjadi. Pemerintah daerah juga telah melakukan berbagai tindakan meningkatkan produktivitas, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan rakyat.

Dari faktor-faktor tersebut akhirnya mulai dilaksanakan beberapa hal untuk membantu Jawa Barat selatan agar tidak tertinggal dengan wilayah Jawa Barat lainnya. Diadakan percepatan pembangunan pada kawasan Jabar Selatan yang meliputi Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan kabupaten Pangandaran.

Pembangunan Jalan Tol- Gedebage- Tasikmalaya – Cilacap

Pembangunan jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap untuk Jawa Barat Selatan merupakan salah satu proyek strategis yang sedang dikerjakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Proyek ini akan membangun sebuah jalan tol berpanjang sekitar 305,6 km yang akan melalui 12 kabupaten atau kota di Jawa Barat Selatan, yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cimahi, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Banjar. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah di Jawa Barat Selatan dan meningkatkan mobilitas dari satu daerah ke daerah lainnya.

Langkah pembangunan ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan mengurai kemacetan jalur selatan jawa serta upaya percepatan pertumbuhan ekonomi khususnya di Jabar Selatan dengan target penyelesaian tahun 2024. Dengan dibukanya akses jalan, pembangunan jalan tol dan perbaikan jalan akan membantu kelancaran pergerakan orang dan barang sehingga roda penggerak akan semakin cepat dan secara tidak langsung meningkatkan pendapatan mansyarakat.

Membangun Proyek Mitigasi Bencana di Pangandaran

Membangun Breakwater di Pangandaran untuk peningkatan resiliensi kawasan pariwisata di Jabar bagian selatan. Untuk membangun breakwater di kawasan pariwisata di bagian selatan Jabar, ada beberapa langkah yang diperhatikan, mulai dari pemerintah setempat harus melakukan survei dan analisis terhadap kondisi lokasi. Hal ini penting untuk menentukan konfigurasi yang tepat dari breakwater yang akan dibangun.

Kemudian perencanaan dan desain harus dilakukan untuk menentukan struktur breakwater yang akan dibangun, termasuk jenis material yang akan digunakan. Lalu, sebelum pembangunan dimulai, pemerintah dan masyarakat setempat harus memastikan bahwa struktur breakwater yang akan dibangun telah memenuhi persyaratan keselamatan dan lingkungan dan selama proses pembangunan, kualitas dan ketepatan waktu target harus diperhatikan. 

Jalur Double Track Penghubung Bogor, Sukabumi Cianjur, dan Bandung 

Jalur double track ini akan membantu dalam meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas lintas kabupaten dan kota di wilayah Jawa Barat Selatan. Jalur ini juga akan membantu dalam meningkatkan potensi pariwisata di Sukabumi, dengan memungkinkan wisatawan untuk dengan mudah berpergian ke kota-kota terdekat. Jalur ini juga akan membantu dalam mempromosikan berbagai destinasi wisata Sukabumi, seperti Jembatan Gantung Situ Gunung, Geopark Ciletuh, dan Curug Sawer.

Jalur ini juga akan membantu dalam mempromosikan berbagai macam budaya dan kebudayaan di kawasan tersebut. Dengan jalur double track ini, wisatawan dapat dengan mudah menikmati berbagai keindahan alam dan budaya yang ada di Sukabumi.

Dari faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa masih adanya kesenjangan yang terjadi di wilayah utara dan wilayah selatan Jawa Barat yang sangat memengaruhi perbedaan potensi perekonomian yang ada. Hal ini ditunjukkan dengan masih rendahnya tingkat pendidikan, kondisi geografis yang masih kurang mendukung, dan tingkat inflasi di wilayah selatan Jawa Barat. Hal ini juga dapat dilihat dari angka kemiskinan yang masih relatif tinggi di wilayah selatan Jawa Barat.

Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan yang lebih proaktif dari pemerintah untuk menyelesaikan kesenjangan tersebut dan meningkatkan potensi perekonomian di wilayah selatan Jawa Barat. Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan mengupayakan penyediaan infrastruktur pendukung yang memadai untuk mempermudah akses perjalanan, membangun ekosistem investasi yang kondusif, dan memfasilitasi peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar.

Pemerintah juga mengajak para arsitektur untuk turut serta berkontribusi dalam pengembangan berbagai pembangunan yang akan dilakukan di Jawa Barat bagian selatan dan pemerintah juga harus meningkatkan promosi kawasan agar menarik para investor untuk membuka usaha di wilayah tersebut. Dengan demikian, dapat diciptakan sebuah lingkungan yang kondusif bagi pengembangan ekonomi wilayah selatan Jawa Barat.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak