Dalam menjalani kehidupan, kita sebagai manusia pasti memiliki banyak mimpi yang ingin diwujudkan. Tak jarang, kita rela bersusah payah untuk menggapai mimpi-mimpi tersebut.
Lalu bagaimana jika kenyataannya kematian malah lebih dulu menghampiri kita, padahal mimpi-mimpi yang kita rancang belum terwujud?
Apakah kita akan mampu menghadapi kenyataan bahwa diri kita adalah seseorang yang gagal?
BACA JUGA: Mewujudkan Generasi Bangsa yang Pandai Melalui Literasi
Untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa mengambil pelajaran dari jalan hidup seorang ninja -tokoh fiksi dalam animasi Naruto- yang bernama Jiraiya.
Siapa sangka karakter fiksi ini ternyata memiliki filosofi hidup yang mengagumkan. Kali ini, kita tidak akan memandang Jiraiya sebatas karakter ninja, tapi kita akan melihatnya sebagai manusia biasa seperti kita, yang ternyata telah berhasil berdamai dengan takdirnya.
Meskipun hanya merupakan tokoh karangan, Jiraiya ini memiliki karakter yang tidak jauh berbeda dengan manusia pada umumnya di kehidupan nyata. Jiraiya juga memiliki mimpi dan harapan, namun kerap kali ia dihadapkan pada kondisi yang jauh dari harapannya.
Dalam perjalanan hidupnya, Jiraiya mengalami banyak kegagalan. Ia gagal mengejar dan membujuk teman satu kelompoknya untuk kembali ke desa, ia gagal mewujudkan mimpinya untuk mempersatukan orang-orang agar dapat memahami satu sama lain.
Tak berhenti sampai di situ, ia juga gagal mengatasi berbagai perselisihan yang terjadi. Ia sangat menyesali kematian murid dan gurunya yang gagal ia lindungi.
Kehidupan asmara Jiraiya pun tidak berjalan dengan mulus, ia selalu ditolak oleh pujaan hatinya yang malah memilih orang lain.
Sedih sekali ya, kehidupan Jiraiya ini.
BACA JUGA: Salah Kaprah Peran Ganda Wanita: Membebani Satu Pihak?
Lalu, apakah Jiraiya menyerah?
Tentu saja tidak, ia terus menjalani hidupnya dengan segenap keberanian dan keyakinan, bahwa selama mimpi yang ia genggam meliputi kebaikan, maka akan selalu ada orang lain yang dapat melanjutkan dan mewujudkan mimpi tersebut.
Jiraiya juga tidak keberatan atas keberhasilan yang ternyata tidak berpihak padanya, selama mimpi itu benar-benar berhasil diwujudkan oleh orang lain.
Selama ini, kita sering kali memandang kehidupan dengan berbagai impian yang hanya berkutat pada mimpi kita sendiri, mimpi yang berlandaskan keinginan individu saja.
Kita terlalu fokus pada ambisi diri sendiri dan melupakan keberadaan orang lain yang justru memberikan kekuatan kepada kita untuk bertahan dalam setiap fase perjuangan.
Di sisi lainnya, ketika mimpi yang kita miliki hanya sebatas mewujudkan keinginan pribadi, tanpa peduli terhadap orang lain di sekitar kita, maka saat kita mati, mimpi kita juga akan mati saat itu juga.
Dalam kisahnya, Jiraiya berhasil berdamai dengan dirinya dan juga takdirnya. Ia berhasil melampaui semua itu, ia tidak membentuk mimpi yang terhenti pada ego dan hasrat pribadi saja.
Semua itu terjadi karena Jiraiya memahami bahwa dunia ini tidak hanya berputar di atas kepalanya. Dunia ini tidak hanya soal keberadaan dirinya seorang, tapi juga perihal tanggung jawab untuk melindungi sesama, serta kewajiban untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Oleh sebab itu ketika kematian datang menjemputnya, mimpi yang dimilikinya tetap hidup di dalam diri orang lain.
BACA JUGA: Dear Mahasiswa, Mending Aktif Organisasi atau Magang Ya?
Pelajaran lain yang dapat kita petik dari sosok Jiraiya adalah ketika dirinya tidak terhenti dengan kenyataan bahwa ia merupakan orang yang gagal. Baginya, ia telah melakukan yang terbaik selama hidupnya dan tidak pernah menyerah dengan keyakinan yang dimilikinya.
Cara Jiraiya menghadapi kegagalan inilah yang membuatnya bertahan sejauh itu, untuk kemudian mewariskan mimpinya kepada generasi yang akan datang.
Jiraiya memiliki tekad yang kuat dalam dirinya sehingga ia tetap berusaha meski kematian telah ada di pelupuk matanya.
Karakter seperti itu hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang memiliki impian besar. Jadi untuk kita yang masih menggenggam mimpi, jangan takut untuk membuat perubahan dan melakukan beragam tindakan yang berdampak bagi orang lain. Karena saat kita benar-benar mati, memori baik yang tersimpan oleh orang lain lah yang membuat kita terus hidup.
Itulah filosofi hidup Jiraiya dalam memaknai kegagalan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS