Clash of Champions: Bukti Neat Jika "Ikut-ikutan" Trend Tidak Selamanya Buruk

Ayu Nabila | Ellyca Susetyo
Clash of Champions: Bukti Neat Jika "Ikut-ikutan" Trend Tidak Selamanya Buruk
Poster game show Clash of Champions (ruangguru)

Masyarakat Indonesia memang dikenal suka "ikut-ikutan" hal viral, mulai dari pakaian, aksesoris, hingga budaya. Masyarakat kita mudah sekali untuk menyerap hal baru dan membawanya ke dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu trend viral yang sedang "ditiru" saat ini adalah program "Clash of Champions", setelah sebelumnya "University War" mendapat banyak perhatian di Korea Selatan. Keberhasilan dan kesuksesan salah satu serial televisi realitas ini pun menginspirasi Ruangguru sebagai sebagai salah satu bimbingan belajar untuk membuat acara serupa.

Namun ternyata, tidak selamanya "ikut-ikutan" itu buruk. Karena dengan hadirnya program ini, membuat banyak masyarakat Indonesia yang menjadi lebih termotivasi dalam belajar.

Berkumpulnya para mahasiswa cerdas dari berbagai program studi dan universitas Indonesia ini menunjukkan bahwa anak-anak bangsa juga memiliki talenta di bidang pendidikan. Bahkan, salah satu peserta Clash of Champions bernama Hanif menyebut bahwa mendapatkan pendidikan tinggi tidak hanya bisa dinikmati kalangan atas. Namun juga masyarakat menengah ke bawah.

Melansir Yoursay.id, mahasiswa Universitas Gadjah Mada jurusan Matematika dengan IPK yang sempurna alias 4 ini mengaku bahwa ia bisa berkuliah dengan beasiswa. Tak hanya itu, bahkan pendidikannya mulai SMP hingga kuliah semuanya dari beasiswa berprestasi.

Peraih bronze medal untuk OSN Matematika 2022 ini tentu menjadi contoh positif bagi generasi muda untuk tidak hanya mengandalkan privilege. Namun mengejar kesempatan dan tidak hanya berpangku tangan.

Viralnya program ini membuat lebih banyak orang yang bisa dijangkau, terlebih dengan pesatnya perkembangan media sosial saat ini. Sehingga hadirnya "Clash of Champions" yang sedang dibicarakan di banyak tempat ini tidak hanya ikut-ikutan trend yang sedang viral. Namun juga membuka sudut pandang baru bagi generasi z, yang selama ini identik dengan keviralan yang menjurus hal negatif.

Siapa sangka dengan prestasi yang dikantongi para peserta ini mereka tidak hanya mendapat medali, tapi juga diundang di acara bergengsi seperti ini. Sehingga tak menutup kemungkinan kesempatan-kesempatan lain akan semakin terbuka lebar selepas mereka berpartisipasi dalam "Clash of Champions".

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak