Tentu saja kita sebagai rakyat tidak sadar bahwa era presiden kita pak Jokowi dan Maruf amin sudah berakhir. Terimakasih sudah berusaha semaksimal mungkin demi kesejahteraan rakyat Indonesia hampir 10 tahun. Walaupun demikian dalam perjalanan banyak pro kontra terjadi di tengah lapangan yang menjadi simbol demokrasi di negeri ini. Intinya ialah setiap kepemimpinan seseorang termasuk presiden memiliki gaya tersendiri serta pasti ada kelebihan dan kekurangan masing-masing. Walaupun demikian tetap satu tujuan agar bagaimana bisa menjadi kemakmuran dan kesejahteraan bersama masyarakat di negeri ini sebagaimana mestinya serta menjadi tujuan serta cita-cita sesuai undang-undang dasar kita. Sebuah perubahan tentu saja berawal dari seorang individu tersendiri melalui proses pengetahuan dan pengalaman yang mereka lalui selam hidup baik informal, formal maupun non formal. Tentu saja hal ini berawal namanya sebuah pendidikan menjadi ujung tombak dalam semua hal bahkan akan mempengaruhi semua bidang dalam hal sebuah perubahan. Sangatlah penting masalah pendidikan di negeri ini dikarenakan urgensi sangat besar terhadap sistem pemerintahan di semua segi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apalagi ditengah kehidupan saat ini dengan berbagai era globalisasi dan modernisasi pengaruh dari barat maka pendidikan sangat perlu terlebih lagi dengan dasar atau modal yang kuat dalam hal pendidikan agama masing-masing di individu. Hal ini karena keberadaan pendidikan agama sebagai bagian integral dari sistem pendidikan menjadi semakin vital untuk membekali generasi muda dengan pemahaman yang kuat tentang ajaran agama serta membentuk akhlak dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut individu tersebut (Musa et al., 2024).
Tidak bisa disepelekan memang masalah pendidikan. Jika kita melihat anggaran pemerintah sangat besar di alokasikan ke pendidikan. Karena memang pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa (Hayadi et al., 2024). Jika kita melihat di Indonesia, sistem pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mencetak generasi yang unggul dan mampu bersaing di era globalisasi (Afiat et al., 2024). Namun, seperti halnya banyak negara berkembang lainnya, Indonesia juga dihadapkan pada berbagai tantangan dalam mengelola sistem pendidikannya yang saat ini (Hayadi et al., 2024). Bahkan beberapa kali ganti kurikulum dengan bergantinya kepemimpinan dalam hal ganti Menteri. Selain itu tantangan tersebut meliputi perubahan sosial, teknologi, dan ekonomi yang berdampak pada tuntutan baru terhadap kurikulum, metode pengajaran, serta pengelolaan institusi pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendekatan strategis dan alat intervensi yang efektif menjadi krusial untuk mengatasi tantangan tersebut (Syafruddin et al., 2024). Dengan demikian seharusnya orang tua memberikan pendidikan yang terbaik sebagai investasi keluarga dalam hal pendidikan anak sebagai agen perubahan sosial dalam kehidupan kedepannya (Ramadanti et al., 2024). Bahkan menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan yang diberikan oleh keluarga sebagai investasi dianggap sebagai upaya untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta potensi sumber daya yang manusia (Safitri et al., 2019).
Pada tanggal 20 Oktober 2024 yang bertempat di Gedung Nusantara, kompleks parlemen berlangsung pelantikan presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabumbing Raka. Hal ini menandakan dab bertanda bahwa sudah berakhir masa pemimpin sebelumnya dan sudah memiliki pemimpin baru dimana cabinet bernama merah putih. Hal ini bukan sesuatu yang mudah akan tetapi dimulai babak baru sebagai seorang pemimpin sebuah negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar serta masyarakat yang majemuk dengan segala latar belakang. Tentu ini hal yang wajar ketika dengan latar belakang konflik maka akan banyak permasalahan sosial yang ada salah satunya dalam bidang pendidikan. Tidak mungkin para jajaran cabinet sekarang tidak dipilih secara selektif dalam proses penunjukkan yang sudah mengisi masing-masing pos di kementrian. Terutama dalam hal kementrian pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi. Namun demikian berbagai macam masalah yang menjadi pro kontra di kalangan masyarakat di negeri ini.
Secara emperis tentu saja kalian yang kelahiran tahun 2000-an ke bawah sudah tau bagaimana merasakan dari sekolah dasar ketika terjadi sebuah kesalahan dilakukan. Maka sudah pasti kita akan mendapatkan sebuah hukuman oleh seorang guru seperti pengalaman penulis pernah sampai patah penggaris dipukul dan dilempar menggunakan penghapus. Itu hal wajar bagi kami dulu, bahkan orang tua kami mayoritas mendukung seorang guru menghukum siswa ketika memang itu berbuat salah di sekolah. Hal ini dikarenakan jika sudah di sekolah menjadi tanggung jawab bapak/ibu guru. semakin berkembangnya zaman sudah mulai berbeda ketika melihat tontonan yang di posting di media sosial. Beragam kasus dan yang menjadi keresahan bagi masyarakatr terutama bagi guru yang seharusnya mendidik dan mengajar sekarang takut melakukan teguran bahkan sampai dengan memukul.
Adapun kasus seperti yang di posting di Instagram dari akun Vacio.id “Pantas Pendidikan di Indonesia Tak Maju-Maju, Banyak Tenaga Pengajar dilaporkan oleh Muridnya Sendiri”. Adapun isi kasus tersebut ialah 1) Pak Sambudi divonis 3 bulan penjara karena menc*bit muridnya tidak mau sholat; 2) Ibu Supriyani dijeblos-kan ke bui karena dituduh mem*kul muridnya yang anak pol*si; 3) Pak Zaharman, matanya buta usai diket*pel ortua yang tak terima anaknya dikarenakan mer*kok; 4) Ibu khusnul jadi tersangka karena ada muridnya yang cid*ra saat bermain (dia dinilai lalai menjaga; dan 5) terakhir di posting melalu sebuah Instagram akun vivacoid “Murid Tidur Saat Jam Pelajaran, Guru Takut Negur : Nanti Dilaporin Polisi”.
Dengan demikian harapannya pemimpin baru di bangsa ini ada kebijakan baru dalam hal perlindungan terhadap guru. Tentu saja guru menjadi tombal dalam bangsa ini mencerdaskan masyarakat. Bahkan mereka rela serta ikhlas dengan mengajar anak-anak mereka apalagi yang masih honor. Jangankan banyak siswa, satu anak pun dalam rumah tangga belum tentu bisa mendidik dan mengajar. Untuk itu perlunya ada perlindungan atau hal yang menjadi perhatian sangat besar bagi pemimpin baru. Harapannya hal ini akan menjadi mudah bagi seorang pendidik mentransfer keilmuan serta akan dengan sangat mudah dampak positif bagi peserta didik dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap mereka. Jika sudah ketigal hal tersebut baik maka sudah dipastikan Indonesia akan maju dalam kacamata dunia dalam semua bidang.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.