Menelisik Masalah Sampah di Bandung dan Strategi Kebijakan Berkelanjutan

Hayuning Ratri Hapsari | Yayang Nanda Budiman
Menelisik Masalah Sampah di Bandung dan Strategi Kebijakan Berkelanjutan
Ilustrasi sampah (Pixabay)

Kota Bandung, yang dikenal dengan julukan "Paris van Java," kini menghadapi tantangan besar dalam masalah pengelolaan sampah.

Setiap harinya, sampah yang dihasilkan oleh lebih dari dua juta penduduk kota ini terus meningkat, menciptakan fenomena yang tak hanya meresahkan, tetapi juga mengancam keberlanjutan lingkungan hidup.

Permasalahan sampah di Kota Bandung telah lama menjadi isu yang mendesak dan memerlukan perhatian serius, baik dari pihak pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta.

Volume sampah yang terus bertambah setiap tahunnya, ditambah dengan keterbatasan tempat pembuangan yang ada, menjadi tantangan besar yang tidak bisa dihadapi oleh satu pihak saja.

Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang bersifat menyeluruh, yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, DPRD, serta masyarakat dalam mengelola sampah dengan cara yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Membongkar Akar Masalah Sampah di Kota Bandung

Salah satu masalah utama yang dihadapi Kota Bandung adalah lonjakan produksi sampah yang semakin sulit terkendali. Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dan perubahan pola konsumsi masyarakat telah berkontribusi pada peningkatan volume sampah yang dihasilkan setiap tahunnya.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung 2023, produksi sampah di kota ini terus mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir.

Saat ini, perilaku dan pola hidup masyarakat masih cenderung meningkatkan jumlah sampah, karena tidak seimbangnya pemanfaatan sumber daya dengan kondisi lingkungan sekitar.

Akibatnya, pengelolaan kebersihan belum mampu mengatasi seluruh sampah yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan volume sampah terus meningkat, mengakibatkan penumpukan sampah yang signifikan dan volume yang semakin tinggi.

Menurut data dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, jumlah sampah yang dihasilkan mencapai 1.594 ton per hari. Sementara itu, berdasarkan informasi dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, volume sampah di Kota Bandung terus mengalami peningkatan setiap tahunnya antara tahun 2020 hingga 2022.

Pada tahun 2022, Kota Bandung tercatat menghasilkan total sampah sebanyak 581.876,52 ton, yang menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 581.280,03 ton.

Di tingkat Provinsi Jawa Barat, Bandung menempati urutan ketiga sebagai kota dengan kontribusi sampah terbanyak, setelah Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi. Berdasarkan jenisnya, sampah terbanyak yang dihasilkan di Kota Bandung adalah sisa makanan.

Jalan Tengah Penyelesaian Masalah

Jauh sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung telah mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi permasalahan sampah dengan menetapkan Bank Sampah Induk. Kebijakan ini ditetapkan pada 4 Januari 2022 melalui Keputusan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Nomor: LH.04.04/021-DLH/I/2022 mengenai Penetapan Bank Sampah Induk Kota Bandung.

Bank Sampah Induk ini didirikan untuk mendukung penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan 3R melalui Bank Sampah, serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah pada Bank Sampah.

Sebagai langkah awal, Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Bandung membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penerapan Kebiasaan Baru Pengelolaan Sampah melalui Keputusan Wali Kota Bandung Nomor 658.1/Kep.067-DLH/2024, yang mulai berlaku sejak 12 Januari 2024.

Pemda Kota Bandung menegaskan pentingnya memastikan keberlanjutan setelah masa darurat sampah berakhir. Satgas ini akan berfokus pada percepatan penerapan kebiasaan baru dalam pengelolaan sampah, dengan harapan masalah sampah di Kota Bandung dapat teratasi secara lebih efektif dan berkelanjutan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus memperkuat upaya-upaya untuk mengatasi permasalahan sampah di kota ini. Dalam rangka peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 dengan tema "Kolaborasi untuk Indonesia Bersih", Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, menegaskan bahwa masalah sampah menjadi salah satu prioritas utama dalam kepemimpinan pasangan Farhan-Erwin.

Ia juga menjelaskan bahwa Pemkot Bandung menerapkan tiga pendekatan utama dalam menangani sampah: penanganan, pengendalian, dan penormalan.

Salah satu fokus pemerintah adalah menangani 135 titik kumpul sampah liar, dengan target untuk mengangkut sampah tersebut ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) untuk dimusnahkan.

Meskipun Kota Bandung menghasilkan sekitar 1.500 ton sampah setiap harinya, sekitar 400 ton sampah masih belum dapat diselesaikan dengan optimal.

Kesimpulan

Krisis sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan keterlibatan semua pihak untuk penyelesaiannya. Jika tidak segera ditangani, Kota Bandung akan semakin tenggelam dalam tumpukan sampah yang merusak lingkungan, kesehatan, dan kualitas hidup warganya.

Namun, dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kota ini memiliki potensi untuk bangkit dan menciptakan solusi berkelanjutan dalam mengelola sampah, menjadikannya sebagai kota yang bersih dan ramah lingkungan bagi generasi yang akan datang.

Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan sampah menjadi kunci utama yang tidak bisa diabaikan. Berbagai inisiatif, seperti pemilahan sampah di tingkat rumah tangga, mulai diterapkan di banyak lingkungan warga. Selain itu, limbah rumah tangga juga dimanfaatkan secara kreatif, seperti diolah menjadi kompos atau barang daur ulang.

Dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan pemerintah, DPRD, dan masyarakat, tantangan dalam pengelolaan sampah di Kota Bandung dapat diatasi dengan lebih efektif.

Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan dan memastikan implementasi teknologi pengelolaan sampah yang modern berjalan dengan baik. Melalui sinergi ini, visi Kota Bandung yang bersih dan bebas sampah tidak hanya akan menjadi sebuah slogan, tetapi akan menjadi kenyataan.

Kota Bandung berpotensi menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia dalam hal pengelolaan sampah yang terintegrasi dan berkelanjutan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak