Ada yang menarik saat saya jalan-jalan ke ibukota Swiss, Bern. Kota kecil dengan bangunan-bangunan arsitekturnya yang khas ini selalu menarik minat pengunjung, terutama di kawasan Old Town (kota tua).
Tidak bosan-bosan saya mengagumi keindahan kawasan yang juga masuk dalam daftar UNESCO ini. Saya seakan berada di dunia lain. Jauh sekali dengan kehidupan metropolitan di antara gedung-gedung pencakar langit dan sibuknya lalu lintas di kota Jakarta.
Anda bisa dengan leluasa berjalan kaki di sepanjang kawasan ini. Sesekali lewat tram atau kendaraan pribadi. Tetapi, itu pun jarang. Anda seakan bisa barbaur di satu area dan bersebelahan berjalan dengan tram atau mobil pribadi.
Di tengah-tengah kawasan, Anda dapat menemui beberapa air mancur kecil yang tentu saja airnya bisa diminum jika Anda merasa haus.
Di tengah-tengah perjalanan, saya menemukan pasar kaget. Sayang, saat di sana, hari sudah mulai senja. Jadi, para pedagang sebagian sudah menutup dagangannya.
Mata saya tertuju pada satu stand yang menjual barang-barang yang saya kenal. Ah, ternyata mereka menjual aneka barang dari Bali. Ada baju-baju Bali dan sandal khas Bali dengan aneka manik-manik di atasnya.
Harganya, tentu saja berkali-kali lipat. Sepasang sendal yang biasanya kita beli dengan harga Rp20.000-an, di sini dihargai 19 swiss franc atau Rp267.000 saja. Kebayang khan Anda bisa dapat berapa pasang di Bali?
Sayang, karena waktu saya tidak banyak, saya tidak sempat berbincang dengan pemilik stand. Tetapi, surprise juga menemukan barang-barang ini di pasar kaget Swiss.
Artikel ini dikirim oleh Anjani, Jakarta
Anda memiliki artikel atau foto menarik? Silakan kirim ke email: yoursay@suara.com.