Revolusi industri pertama terjadi pada abad ke-18, ketika ditemukan mesin-mesin bertenaga uap, yang membuat manusia beralih dari mengandalkan tenaga hewan ke mesin produksi mekanis. Revolusi industri kedua berlangsung di sekitar 1870, ketika perindustrian dunia beralih ke tenaga listrik yang mampu menciptakan produksi massal.
Revolusi industri ketiga terjadi di era 1960-an, saat perangkat elektronik mampu menghadirkan otomatisasi produksi. Kini perindustrian dan manufaktur dunia bersiap menghadapi revolusi industri 4.0.
Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek yang diprakarsai oleh pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur. Revolusi industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial intelligence.
Revolusi Industri 4.0 berpotensi meningkatkan pendapatan global dan kualitas hidup bagi masyarakat dunia, yang akan menghasilkan harga murah dan kompetitif, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, menurunkan biaya transportasi dan komunikasi, meningkatkan efektivitas logistik dan rantai pasokan global, biaya perdagangan akan berkurang, akan membuka pasar baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi. (Tjandrawinata, 2016).
Lee et al (2013) menjelaskan, revolusi industri 4.0 ditandai dengan peningkatan digitalisasi manufaktur yang didorong oleh empat faktor: 1) peningkatan volume data, kekuatan komputasi, dan konektivitas; 2) munculnya analisis, kemampuan, dan kecerdasan bisnis; 3) terjadinya bentuk interaksi baru antara manusia dengan mesin; dan 4) perbaikan instruksi transfer digital ke dunia fisik, seperti robotika dan 3D printing.
Revolusi industri keempat terlihat melalui digitalisasi di berbagai bidang akan menghubungkan jutaan manusia melalui web, secara tajam meningkatkan efesiensi bisnis dan organisasi, serta memperbarui lingkungan hidup melalui manajemen aset yang lebih baik (Klaus Schwab: 2017).
Teknologi mempermudah orang mengakses suatu informasi melalui teknologi digital dengan bebas dan terkendali, sehingga perkembangan teknologi membentuk masyarakat dunia baru, yaitu masyarakat era digital. Era Digital merupakan terminologi bagi masa yang segala sesuatunya dihidupkan dengan teknologi.
Revolusi Industri 4.0 merupakan fase revolusi teknologi yang mengubah cara beraktivitas manusia dalam skala, ruang lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya.
Lifter dan Tschiener (2013) menambahkan, prinsip dasar industri 4.0 adalah menggabungkan mesin, alur kerja, dan sistem, dengan menerapkan jaringan cerdas di sepanjang rantai dan proses produksi untuk mengendalikan satu sama lain secara mandiri. Perkembangan teknologi yang pesat juga akan mendorong perubahan perilaku masyarakat.
Peningkatan kebutuhan akan mendorong berubahnya dan terciptanya peluang jenis bisnis dan pekerjaan baru. Perubahan dan peluang bisnis baru didorong dengan perkembangan penggunaan internet, dimana peluang ini juga disadari oleh pelaku bisnis sehingga memanfaatkan internet dalam proses bisnis.
Penggunaan internet dalam bisnis mengalami perkembangan, dari pertukaran informasi secara elektronik ke aplikasi strategi bisnis, seperti pemasaran, penjualan, dan pelayanan pelanggan. Internet mendukung komunikasi dan kerja sama global antara pegawai, konsumen, penjual, dan rekan bisnis yang lain.
Internet memungkinkan orang dari organisasi atau lokasi yang berbeda bekerja sama sebagai satu tim virtual untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan, dan memelihara produk atau pelayanan. Internet memungkinkan aplikasi Electronic Commerce (EC) yang dapat digunakan pada jaringan global dan biasanya dilengkapi dengan aplikasi pemrosesan pesanan secara online, Electronic Data Interchange (EDI) untuk mengirim dokumen bisnis, dan keamanan sistem pembayaran Electronic Funds Transfer (EFT).
Pemanfaatan teknologi internet, khususnya dalam dunia bisnis, dapat dilakukan dengan memaksimalkan pemanfaatan teknologi internet sebagai media informasi, dalam hal ini memperoleh ataupun menyebarkan informasi serta menjalin lebih banyak relasi/hubungan dengan orang lain. Perubahan di dunia bisnis yang terjadi karena internet dapat memberikan dampak terhadap pemasaran terhadap perusahaan, produk, dan pelayanan menjadi proses yang interaktif saat ini.
Perubahan ternyata juga terjadi pada perusahaan lama yang menyadari perlunya memiliki sarana interaksi dengan stakeholder melalui internet. Maka kemudian muncul beribu nama perusahaan.com atau namaperusahaan.co.id, yang semula menanyangkan informasi tentang perusahaan beserta produk dan jasa yang dipasarkan, hingga akhirnya banyak diantaranya yang memanfaatkan internet untuk transaksi bisnis.
Pada model pertama, detik.com, amazon, yahoo, ebay dan lainnya menggunakan konsep klik dan mortar yang mengacu pada model bisnis baru yang operasionalnya dan sumber penghasilan sepenuhnya mengandalkan transaksi melalui internet. Internet berhasil mendorong terciptanya bisnis baru, harapan baru dan perilaku bisnis yang sebelumnya bahkan tidak terbayangkan.
Selain yang baru memulai bisnis sendiri, internet juga bisa dimanfaatkan oleh mereka yang telah lebih dulu memiliki bisnis di dunia nyata, yaitu dengan meng-online-kan (membuka usahanya di internet) bisnisnya, sehingga semakin banyak yang dapat mengakses produk yang dipasarkannya, bahkan sampai ke masyarakat global yang tidak harus datang tempat/toko si pemilik bisnis.
Keuntungan yang diperoleh dari internet ditimbulkan dari kemampuan menjaga loyalitas konsumen, mengantisipasi kebutuhan konsumen mendatang, menanggapi kepedulian konsumen, dan memperbaiki pelayanan konsumen. Jadi menurut saya, pemanfaatan internet dalam bisnis menjadi strategi dan peluang dalam memberikan kesempatan kepada perusahaan besar dan kecil untuk menawarkan produknya secara cepat dengan biaya murah, pelayanan dengan kualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Keuntungan dari konsumen adalah mendapatkan barang yang diinginkan lebih mudah, dan proses pembayaran yang mudah serta terjamin.
Pengirim : Rona Asima Hotnida silaban, mahasiswa Institut Teknologi Del, Prodi Manajemen Rekayasa