3 Rahasia Sulap Tren Menjadi Bisnis Kompeten

Munirah | wa
3 Rahasia Sulap Tren Menjadi Bisnis Kompeten
Ilustrasi Berbisnis. (Xendit)

Fenomena menjamurnya bisnis kekinian yang saat ini tengah digandrungi oleh masyarakat, tentunya menginspirasi banyak pelaku bisnis untuk mengadopsi ide bisnis serupa. Sebut saja minuman kopi kekinian, boba, dessert box, hingga produk fesyen lokal seperti tas dan sepatu.

Respon positif masyarakat terhadap berbagai inovasi produk yang dihadirkan pun mendorong peningkatan konsumsi masyarakat dan membantu pemilik bisnis dari skala kecil hingga besar untuk semakin tumbuh, khususnya di momen pandemi.

Apalagi kondisi tersebut pun secara nyata dianggap dapat mendukung upaya akselerasi pemulihan ekonomi Indonesia yang disebutkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, diproyeksikan tumbuh menjadi 7-8 persen pada kuartal II-2021.

Lihat saja yang terjadi pada eksistensi Shopee. Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay, Eka Nilam mengungkapkan, “Kami percaya bahwa ShopeePay memegang peranan besar dalam membantu para mitra usaha terus tumbuh dan berkembang di tengah banyaknya inovasi bisnis, perubahan tren yang cepat, serta persaingan pasar. Tak hanya melalui promosi, sebuah bisnis harus terus mendorong diri untuk lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat menciptakan pembeda dari bisnis lainnya. Perubahan tren yang cepat pun harus dimanfaatkan pelaku bisnis untuk memperbarui ide dalam produk atau layanan yang ditawarkan agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.”

Tentu saja, pada kenyataannya banyak sekali kesulitan yang harus dihadapi saat ingin membangun bisnis. Namun, tantangan sebenarnya adalah bagaimana bisnis mampu mempertahankan eksistensinya agar tidak redup di tengah banyaknya tren dan bisnis baru yang bermunculan.

Karena itu, kita bisa mencoba beberapa strategi berikut yang kiranya dapat dilakukan oleh para pelaku bisnis dalam mengubah tren menjadi usaha kompeten:

1. Jadilah konsumen dan pahami kebutuhannya

Tak hanya menghadirkan bisnis yang ngetren, pelaku bisnis juga harus memposisikan diri sebagai konsumen dan melakukan riset pasar agar dapat menciptakan inovasi yang sesuai.

Pastikan produk atau jasa yang ingin dikembangkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, lalu rencanakan aspek finansial seperti kebutuhan modal dan harga penjualan secara matang. Lakukan upaya ini secara berkala untuk terus berinovasi dan mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.

Kara Nugroho, Co-Founder & Creative Director PVRA mengungkapkan, “Tren yang berkembang memang dapat menjadi inspirasi bisnis yang menjanjikan. Namun, diperlukan kecermatan dan kreativitas untuk menghadirkan bisnis yang bisa bertahan lama di tengah ketatnya persaingan pasar.

Kami di PVRA berusaha untuk selalu selalu up to date dengan tren yang sedang populer sehingga produk kami selalu dicintai pengguna. Selain memberikan sentuhan khas ala PVRA setiap produk alas kaki yang kami produksi, kami juga mengadopsi beberapa metode pembayaran digital agar semakin memudahkan para pelanggan saat membeli produk PVRA melalui pembelian online.”

2. Perkuat identitas brand dan perluas pasar

Guna menjangkau lebih banyak konsumen, pelaku bisnis harus mengoptimalkan upaya pemasaran produk mereka secara rutin. Salah satu caranya adalah penggunaan media sosial dan platform e-commerce.

Penggunaan hal-hal tersebut tentunya membutuhkan perencanaan yang matang mengenai identitas brand dan produk yang ingin dipasarkan, sehingga strategi pemasaran dapat dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.

Najla Bisyir, Owner Bittersweet by Najla menjelaskan bahwa, “Bisnis Bittersweet by Najla lahir dan besar dari media sosial. Kami percaya selain kualitas produk yang baik, kami harus memanfaatkan media sosial untuk menampilkan beragam pilihan produk kami ke lebih banyak orang. Kami juga mengadopsi pembayaran digital demi kemudahan bertransaksi pelanggan kami, serta menambah kanal penjualan melalui e-commerce. Dengan upaya ini, dessert box kami dapat dinikmati oleh konsumen di lebih banyak kota di seluruh Indonesia.”

3. Memanfaatkan momentum, serta terbuka dengan inovasi dan kolaborasi

Ketika menemukan peluang bisnis pada tren yang sedang hangat, pelaku bisnis harus segera memanfaatkan momentum tersebut sebelum tren yang ada tergantikan dengan hal yang lebih baru. Sebuah bisnis dapat berkolaborasi dengan influencer atau bisnis serupa lainnya agar terjadi persilangan pelanggan dari dua pasar yang berbeda.

Sebagai hasilnya, tren yang menjadi sumber inspirasi bisnis atau produk tersebut dapat bertahan lebih lama. Adanya kolaborasi juga dapat menciptakan inovasi pada produk yang ditawarkan, menghasilkan beragam promosi menarik, serta menjawab lebih banyak permintaan dan kebutuhan pasar.

“Sebagai pegiat usaha, kita harus terbuka terhadap segala bentuk inovasi, diskusi dan kolaborasi positif, seperti yang rutin kami lakukan antar sesama anggota komunitas Tangan Di Atas. Hal ini dapat menjadi solusi praktis untuk saling berbagi tips dan strategi dalam meningkatkan layanan dan produk bagi konsumen. Untuk itu, bergabung ke dalam komunitas merupakan langkah strategis yang selalu didorong oleh komunitas Tangan Di Atas. Kami mengapresiasi inisiatif yang dilakukan ShopeePay untuk memberikan ruang diskusi positif bagi para pelaku bisnis melalui ShopeePay Talk. Melalui upaya ini, banyak bisnis dapat terbantu dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada di masa sulit ini,” pungkas Ibrahim Mochamad Bafagih, Presiden Komunitas Tangan Di Atas.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak