Setiap orang pasti ingin hidupnya sejahtera dan berkelimpahan secara keuangan. Apalagi ditengah kondisi ekonomi seperti saat ini, di mana harga kebutuhan semakin meroket.
Kita tentunya harus pandai pandai mengatur keuangan. Bukan saja hemat, tetapi apabila dimungkinkan, sekalian pilih langkah yang bisa menghasilkan.
Berbagai cara dilakukan, baik dengan cara yang wajar dan masuk akal, walaupun sebagian orang terkadang menempuh cara-cara tidak masuk akal.
Kita harus mencari tahu tentang hal yang berbau keuangan baik melalui buku-buku atau seminar. Hal tersebut sangat dianjurkan. Bahkan seorang pengusaha besar Amerika Serikat, Donald Trump pun menyarankan agar setiap orang yang mengalami permasalahan keuangan banyak membaca buku-buku tentang keuangan.
Lalu hal apa yang harus kita pahami agar kita bisa mengatur keuangan dengan baik?
Hal yang harus kita pahami dengan baik adalah cash flow keuangan, agar kita bisa memonitor arus pendapatan dan pengeluaran setiap bulannya .
Secara pengertian, cash flow adalah adalah gambaran mengenai jumlah uang yang masuk (cash in flow) dan jumlah uang yang keluar (cash out flow). Arus kas atau cash flow dalam keuangan keluarga sedikit berbeda dengan cash flow dalam perusahaan.
Dalam keuangan keluarga, cash flow yang dimaksud adalah cash flow sesuai dengan cash basis. Sebagai informasi, dalam bisnis atau perusahaan dikenal cash basis dan accrual basis.
Nah yang harus kita perhatikan adalah mana yang termasuk cash in flow dan mana yang termasuk cash out flow .
Secara sederhana, cash flow in adalah semua uang yang masuk baik itu berasal dari gaji, pendapatan usaha, atau bisnis dan hasil investasi. Arus uang yang masuk ini lah yang harus diperbesar dan diperbanyak agar bisa melebihi cash flow out.
Sedang cash flow out adalah semua uang yang keluar bagaimanapun prosesnya mengurangi arus kas atau pundi pundi uang kita.
Jika kita melakukan aktifitas yang membuat arus uang kita keluar, sebaiknya pilih yang bisa mendatangkan atau menambah uang kembali ke kantong atau tabungan kita.
Robert T. Kiyosaki mengajarkan “orang kaya tidak bekerja untuk uang, mereka memiliki uang yang bekerja untuk mereka”.
Artinya orang yang benar-benar kaya secara finansial, tidak bekerja untuk uang. Mereka menggunakan uangnya dengan se-efektif mungkin untuk menghasilkan uang yang lebih banyak bagi mereka.
Misalnya dengan cara membelanjakan uang kita untuk membeli investasi reksa dana, atau mencicil emas atau bisa juga mencicil rumah. Harapannya dari investasi yang kita “beli” akan menghasilkan pundi pundi uang yang menambah besar aset atau tabungan kita.
Investasi yang kita beli terkadang tidak selalu dalam bentuk tersebut di atas. Namun, tetap bisa menjadi sarana penambah penghasilan atau menambah arus kas kita. Misalnya dengan mengikuti kursus atau workshop yang menambah skill kita agar kedepannya bisa menambah penghasilan seperti kursus memperbaiki handphone atau Komputer, sehingga setelah mahir kita bisa membuka praktek sendiri di rumah dan menghasilkan rupiah kembali.
Jangan salah mengerti, dengan membelanjakan uang kita untuk membeli barang-barang, nilainya justru bisa menyusut jika tidak benar benar dibutuhkan seperti membeli barang atau aksesoris hanya karena tidak mau kalah gaya dengan teman.
Hal itu bukan hanya pengeluaran, tetapi juga pemborosan. Apalagi jika kita membelinya dengan cara mencicil lewat kartu kredit yang sudah pasti ada perhitungan bunga sehingga uang yang dikeluarkan makin besar.