Tertarik dengan Gaya Hidup Minimalis? Yuk Simak Filosofinya!

Tri Apriyani | Desy
Tertarik dengan Gaya Hidup Minimalis? Yuk Simak Filosofinya!
Ilustrasi meja kerja minimalis (pixabay.com/@Candid_Shots)

Beberapa tahun ini, gaya hidup minimalis menjadi sebuah tren dikalangan masyarakat terutama kaum milenial. Para milenial di Indonesia telah banyak yang menerapkan gaya hidup minimalis ini. Mereka mulai membersihkan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi dan kemudian mulai menata ruangan mereka dengan barang-barang yang lebih fungsional.

Tren gaya hidup minimalis ini mulai diterapkan seperti dengan mendekorasi ulang ruangan menggunakan barang dan furnitur yang lebih sederhana namun fungsional sehingga akan terlihat lebih rapi dan memiliki ruang yang luas.

Kaum milenial yang mulai menerapkan gaya hidup minimalis ini juga telah mulai menggunakan barang-barang yang sustainable seperti lebih memilih untuk menggunakan tumbler, sedotan stainless steel, dan tote bag dibanding barang sekali pakai. Fenomena gaya hidup minimalis ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja, namun juga telah banyak terjadi di luar negeri dan menjadi hal yang populer.

Sebelumnya apakah kamu tahu bagaimana gaya hidup minimalis ini bisa menjadi hal yang populer? Pada awalnya gaya hidup minimalis yang menjadi populer di kalangan milenial ini karena dinilai dapat memberikan ketenangan, kejernihan pikiran dan rasa fokus dalam menjalani hidup. Selain itu, orang-orang yang telah menjalankan gaya hidup minimalis ini juga menilai bahwa minimalisme ini dapat membantu menjaga lingkungan.

Di Indonesia sendiri gaya hidup minimalis ini mulai populer ketika adanya beberapa buku yang membahas mengenai gaya hidup minimalis hadir di tengah masyarakat Indonesia. Salah satu buku yang berpengaruh yaitu buku dari Marie Kondo yang hadir dengan metode Konmarinya. Selain itu, gaya hidup minimalis ini juga sempat dipopulerkan oleh seorang komedian Raditya Dika yang berbagi tentang pandangan gaya hidup minimalis yang dijalaninya.

Menurut Fumio Sasaki penulis buku “Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang”, konsep hidup minimalis merupakan hidup dengan cara mengurangi jumlah kepemilikan. Ketika menerapkan hidup minimalis ini kita harus bisa menyingkirkan barang-barang yang tidak penting dan berlebihan.

Pada saat kita hanya berfokus pada barang-barang yang penting dengan jumlah yang cukup dan memiliki kegunaan yang besar bagi hidup kita, maka kita dapat merasakan hidup yang lebih bermakna dan berkualitas dengan menghemat energi, waktu, dan materi untuk merawat barang-barang kita.

Selain itu ada juga buku karya Francine Jay dengan judul “Seni Hidup Minimalis” yang berisi penjelasan tentang penerapan hidup minimalis dan cara-cara untuk menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pada bagian pertama buku ini akan membawa kita berpikir mengenai pola pikir minimalis kemudian akan dipaparkan pula kiat-kiat untuk mencoba menerapkan gaya hidup minimalis. Dengan menerapkan gaya hidup minimalis ini diharapkan pelakunya dapat lebih menikmati ruang yang tersedia dan meringankan beban dalam merawat barang-barang yang dimiliki.

Dahulu gaya hidup minimalis ini banyak dipopulerkan oleh orang-orang Jepang. Di Jepang gaya hidup ini dipengaruhi oleh kondisi negara yang memang berada pada zona yang rawan bencana gempa dan tsunami yang membuat masyarakatnya merasa lebih nyaman dengan hanya memiliki sedikit barang sehingga lebih praktis dan selamat dari bencana.

Selain itu, minimalisme ini juga terinspirasi oleh filosofi Buddhisme Zen, yaitu “less is more” yang menentang perilaku konsumtif dengan cara mengurangi barang-barang yang dimiliki dan menanamkan kesederhanaan serta percaya bahwa untuk mencapai sebuah pencerahan spiritual harus terbebas dari keinginan materialistis.

Bahkan dalam ajaran agama Islam pun terdapat ajaran untuk hidup dengan tidak berlebih-lebihan. Meski begitu, gaya hidup minimalis ini masih sering dianggap sebagai perilaku hidup hemat atau irit. Namun, dalam hidup minimalis ini mengajarkan tentang cara hidup dengan lebih sedikit barang dan hanya memilih barang yang esensial dan memiliki fungsi dalam jangka panjang.

Sedangkan hemat ini merupakan cara tentang bagaimana kita bisa mengeluarkan dana sesedikit mungkin. Dalam hidup minimalis ini menerapkan bagaimana kita dapat mengatur pengeluaran yang lebih sedikit, namun juga memikirkan tentang kegunaan barang-barang yang kita pilih.

Gaya hidup minimalis ini dapat juga dipraktikkan pada aktivitas keseharian kita seperti menyusun jadwal dan pekerjaan yang lebih praktis dan rapi sehingga kegiatan akan lebih produktif dan memiliki waktu yang baik untuk berkarya atau belajar menambah skill baru.

Ketika kamu ingin menerapkan gaya hidup minimalis ini, mungkin kamu juga perlu tahu pro dan kontra yang ada di dalamnya. Orang-orang yang menerapkan gaya hidup minimalis ini percaya bahwa gaya hidup ini dapat mengurangi stres, lebih memberikan kebebasan, menambah makna dalam hidup, membuat kita menjadi lebih fokus, dan bisa menciptakan ruang yang lebih luas.

Sedangkan beberapa orang berpendapat bahwa tidak mudah untuk memulai gaya hidup minimalis ini, karena membutuhkan komitmen yang kuat untuk sanggup menyingkirkan semua hal yang sudah tidak memberikan kebahagiaan.

Selain itu, adanya ketakutan akan kehilangan barang yang telah memiliki ikatan secara emosional dengan diri kita akan terasa semakin sulit.

Dilihat dari pro dan kontra yang ada, sebenarnya banyak manfaat yang ada pada gaya hidup minimalis ini, kesulitan-kesulitan dalam penerapannya mungkin akan ditemukan diawal dan hal ini juga tergantung terhadap setiap individu yang melakoninya. Setelah berhasil melewati masa sulit tersebut, kita akan merasakan manfaatnya untuk diri kita sendiri maupun untuk lingkungan kita.

Jika ingin memulai gaya hidup minimalis ini, kita bisa memulainya dengan hal-hal yang sederhana. Misalnya dengan meluangkan waktu untuk merapikan ruangan kita, membereskan barang-barang kita, mencoba memilah barang yang sudah tidak terpakai dan berusaha menyingkirkan barang tersebut.

Selain itu, kita harus bijak dalam membeli barang, pikirkan terlebih dahulu dengan baik setiap ingin membeli barang baru dan pastikan barang tersebut memang kamu butuhkan dan bermanfaat dalam hidup.

Kemudian gunakanlah waktu secara efektif dan efisien, tentukan skala prioritas kamu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Pilihlah kegiatan yang bermanfaat dan tinggalkan kegiatan yang tidak berguna dan membawa dampak tidak baik bagi kehidupan kita.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak