4 Tanda Kamu Belum Niat Keluar dari Hubungan Asmara yang Toksik, Sadar Tidak?

Hernawan | Latifah ..
4 Tanda Kamu Belum Niat Keluar dari Hubungan Asmara yang Toksik, Sadar Tidak?
Ilustrasi wanita sedih (pexels/Francesca Zama)

Setiap orang punya cara tersendiri dalam menyikapi sikap pasangan yang tak sesuai dengan keinginannya. Sebagian orang bisa dengan tegas untuk keluar dari hubungan asmara akibat sikap buruknya itu. Namun, ada pula sebagian yang masih saja bertahan di hubungan toksik akibat di dalam hati masih belum memiliki niatan untuk mengakhiri jalinan asmara.

Di bawah ini akan dikemukakan beberapa tanda kalau kamu sebenarnya masih belum serius berniat mengakhiri hubungan asmara yang toksik. Simak pembahasannya di bawah ini!

1. Berpura-pura bahagia meski dalam hati menyadari hubungan kalian bermasalah

Hal pertama penanda kalau kamu belum serius keluar dari hubungan yang toksik, yakni dalam hati sudah sadar jalinan nggak sehat. Namun sayangnya, alih-alih membicarakan dengan pasangan mengenai sikap buruknya, atau memilih pisah bila sikapnya tak berubah, yang kamu lakukan malah berpura-pura bahagia.

Kamu berpura-pura tegar dan sabar, padahal hati sudah luluh lantak disakiti olehnya. Di depan orang lain kamu tersenyum, tapi saat sendiri justru sebaliknya, yakni menangis tersedu-sedu.

2. Niatan untuk meninggalkannya selalu maju mundur

Sebenarnya, kamu sudah tak tahan dengan sikapnya, sehingga niatan untuk meninggalkannya sudah ada sejak lama. Akan tetapi, ketika dia bersikap manis, hatimu luluh kembali.

Namun, nggak lama setelah itu, dia balik lagi dengan sikap aslinya yang buruk. Saat itu, terbersit lagi niatan untuk pisah. Namun, ketika sikapnya manis lagi, kamu urung melaksanakan niatanmu itu. Begitu aja terus!

3. Menoleransi sikapnya dengan alasan menerima apa adanya

Ya, hubungan asmara yang sehat memang mesti ada kesediaan untuk menerima pasangan apa adanya. Akan tetapi, bukan berarti jadi mengorbankan diri sendiri.

Terus disakiti oleh pasangan akibat sikap buruknya, semestinya bukan malah ditoleransi, tapi disikapi dengan tegas. Bila memang dia pasangan yang baik, dan benar-benar mencintaimu, maka harusnya nggak menyakitimu, dong?

4. Terus berpegang pada harapan palsu kalau dia akan berubah

Hal lain yang membuatmu masih saja bertahan di hubungan yang toksik akibat kamu masih menaruh harapan palsu, bahwa suatu saat nanti sikapnya akan berubah. Padahal, sudah jelas dari dulu telah disampaikan kalau kamu merasa sakit hati dengan sikapnya. Namun, nyatanya dia tak berubah-ubah. Mau sampai kapan kamu terus disakiti?

Gimana, apakah tanda-tanda tadi ada padamu dan pasangan? Lebih tegas lagi, ya. Sebab, kamu berhak bahagia, lho.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak