3 Hal Ini akan Terjadi jika Terus Pura-pura Bahagia, Hentikan Segera!

Hikmawan Muhamad Firdaus | Rizky Melinda Sari
3 Hal Ini akan Terjadi jika Terus Pura-pura Bahagia, Hentikan Segera!
Ilustrasi senyum palsu (pexels)

Kehidupan sekarang ini memang terlalu banyak kepalsuan. Kita dituntut untuk selalu tampil prima dan percaya diri di hadapan semua orang. Kita juga dituntut untuk selalu merasa bahagia bagaimanapun kondisi yang kita hadapi sekarang.

Banyak yang lebih memilih untuk berpura-pura bahagia dengan alasan tidak ingin terlihat menyedihkan oleh orang lain. Kita memilih demikian karena terkadang lingkungan kita tidak mau tahu bahwa kita sedang bersedih. Parahnya, jika kita mengaku sedang bersedih, bukannya bersikap menghibur kita, yang ada mereka malah mengatakan kalimat-kalimat yang hanya akan membuat kita semakin sedih.

Namun, terlalu membiasakan diri untuk selalu berpura-pura bahagia juga tidak baik untuk kesehatan jiwa kita. Kita akan semakin jauh dari makna bahagia yang sebenarnya. Berikut adalah beberapa hal yang yang akan terjadi jika kita terbiasa pura-pura bahagia.

1. Sulit merasa bahagia sungguhan

Terlalu sering memakai topeng bahagia di hadapan semua orang, sampai-sampai kita sendiri lupa bagaimana rasanya bahagia sungguhan. Pikiran dan mental kita sudah terbiasa untuk selalu menampilkan wajah yang tidak sesuai dengan keadaan hati kita.

Hal ini menyebabkan kita jadi bingung dan merasa gamang tentang arti bahagia bagi diri sendiri. Kita jadi terlalu berpikiran jauh dan rumit bahwa bahagia adalah sesuatu yang sangat jauh dari diri kita, karena kita hanya bisa berpura-pura merasakannya, tanpa pernah ingat rasa bahagia yang sebenarnya seperti apa.

2. Terbiasa dengan kepalsuan

Selalu memakai topeng bahagia di hadapan orang lain, lama-kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan bagi diri kita. Hal ini tentu saja tidak baik dan dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan mental kita. Hidup yang dijalani dengan menyembunyikan perasaan di balik topeng akan membuat kita merasa terbiasa dengan kepalsuan.

Seakan kepalsuan sudah menjadi bagian dari hidup kita. Karena sudah terlalu terbiasa, hal ini akan semakin menjauhkan kita dari arti bahagia yang sebenarnya. Kita jadi tidak bisa lagi membedakan apakah kita benar-benar sedang bahagia atau hanya kebetulan memakai topeng bahagia yang cocok dengan kita.

3. Lupa untuk bersikap jujur pada diri sendiri

Kepura-puraan yang sudah menjadi bagian dari hidup akan membuat kita lupa untuk bersikap jujur terhadap diri sendiri. Kita senantiasa menampik ketika sedang merasa sedih, dan selalu berusaha berkata pada diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja. Padahal, bisa jadi kita memang sedang terpuruk dan perlu pelampiasan.

Kesehatan mental dapat terganggu jika kita tidak jujur terhadap diri sendiri atas apa yang sedang kita rasakan. Jika kita saja tidak bisa membantu diri sendiri dengan mengakui apa masalah kita, bagaimana orang lain dapat membantu kita untuk keluar dari permasalahan tersebut. Jadi, berhenti merasa baik-baik saja, tidak masalah untuk menangis sekali-sekali.

Bersikap jujur terhadap diri sendiri itu penting. Hanya diri kita yang tahu perasaan kita sebenarnya, bukan orang lain. Bersikap pura-pura bahagia memang diperlukan di waktu-waktu tertentu, tetapi kita jangan sampai terbiasa.

Mari kita bersikap lebih peduli pada diri sendiri. Bagaimanapun juga, kebahagiaan sejati tidak menuntut hal-hal yang rumit dan berat, terkadang makna bahagia sesederhana mendapati diri kita masih bisa bernapas dengan baik detik ini.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak