Intip Yuk, 5 Permainan Anak-Anak yang Meningkatkan Kecerdasan Majemuk

Candra Kartiko | sari rachmah
Intip Yuk, 5 Permainan Anak-Anak yang Meningkatkan Kecerdasan Majemuk
anak cerdas (pexels.com/Pixabay/sarirachmah)

Teori kecerdasan majemuk pertama kali ditemukan oleh Howard Gardner, seorang profesor sekaligus psikolog Universitas Harvard. Pada prinsipnya, menurut Howard Gardner, kecerdasan manusia tidak hanya menyoal kecerdasan logika, tetapi juga terdapat kecerdasan-kecerdasan lainnya diluar itu yang disebut sebagai kecerdasan majemuk. Beliau terkenal dengan teorinya tentang 9 kecerdasan majemuk, diantaranya kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan spasial-visual, kecerdasan kinestetik-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial. 

Pada dasarnya setiap anak memiliki 9 kecerdasan dalam dirinya, tetapi tetap saja pasti ada satu, dua atau tiga yang paling dominan diantara yang lainnya. Bagi orangtua yang memiliki anak kecil, penting mengetahui bakat dan minat anak berdasarkan 9 kecerdasan ini. Anak-anak belajar melalui permainan. Melalui permainan dan meniru lingkungan sekitar, anak-anak mempelajari banyak hal. Juga, melalui permainan  kecerdasan majemuk pada anak-anak ikut terasah dan menguat. 

Tanpa kita sadari, ternyata 5 permainan yang biasa dilakukan anak ini menstimulasi 9 kecerdasan majemuk. Tak penasaran apa sajakah itu ? 

1. Permainan mobil-mobilan mengasah kecerdasan interpersonal

main mobil-mobilan (pexels.com/Cottonbro)
main mobil-mobilan (pexels.com/Cottonbro)

Kecerdasan interpersonal merupakan kemampuan sosial dalam berinteraksi dan memahami masyarakat. Individu yang kuat dalam kecerdasan interpersonalnya mampu bekerja sama dengan baik bersama orang lain, seperti bekerjasama dalam sebuah tim. Individu ini memiliki kepekaan terhadap perasaan orang, lebih peka terhadap lingkungan dan oleh karenanya cenderung memiliki banyak teman. 

Dalam permainan mobil-mobilan, anak akan bermain peran seolah-olah ia adalah pengemudi sekaligus ia akan bermain bersama temannya. Bermain mobil-mobilan bersama teman akan melibatkan kerjasama dan kompetisi sehingga menstimulasi kecerdasan interpersonal anak. 

2. Permainan anak seperti lego atau balok menstimulasi kecerdasan visual-spasial

main balok (pexels.com/Cottonbro)
main balok (pexels.com/Cottonbro)

Dalam permainan lego atau balok, anak akan terdorong untuk berimajinasi membayangkan pola, rancangan, dan bentuk bangunan ruang, rumah, kota, robot, mobil dan sebagainya. Permainan semacam ini membantu anak meningkatkan kecerdasan visual-spasial. Dikutip dari Aladokter, bahwa menurut penelitian anak yang dilatih mengembangkan kecerdasan visual-spasial cenderung memiliki kemampuan memori, daya nalar dan logika yang baik. 

Orang dengan kecerdasan visual-spasial merupakan individu yang sangat baik dalam memvisualisasikan objek atau melahirkan ide-ide secara visual. Dikutip dari Verywell, orang dengan kecerdasan visual- spasial memiliki ciri sebagai berikut :

  1. Baik dalam membaca dan menggambar
  2. Mampu menyusun puzzle dengan cepat
  3. Baik dalam menafsirkan gambar, grafik, chart
  4. Mudah memahami pola

3.Bermain di alam bebas sambil mengeksplorasi lingkungan sekitar efektif mengasah kecerdasan naturalis

ilustrasi main di alam (pexels.com/Syeed Qaarif Andraabi)
ilustrasi main di alam (pexels.com/Syeed Qaarif Andraabi)

Apa sajakah kegiatan anak-anak ketika bermain di alam bebas? Selain kejar-kejaran, anak-anak cenderung menyukai eksplorasi hewan yang ada disekitar. Dengan tingkat penasaran yang sangat tinggi, anak-anak akan melakukan apa saja untuk memuaskan rasa penasarannya, seperti menggali sarang semut, menangkap belalang, menangkap capung, mengejar kupu-kupu  dan lain sebagainya. Tapi tahukah, kegiatan ini akan menstimulasi kecerdasan naturalis. 

Dikutip dari Verywell, orang dengan kecerdasan naturalis sangat menyukai eksplorasi alam dan mempelajari spesies. Individu ini sangat peka terhadap alam sehingga ia akan cepat menyadari perubahan sekecil apapun yang terjadi pada alam. Pekerjaan yang cocok untuk individu ini diantaranya petani, ahli biologi, ahli konservasi, dan lain sebagainya.

4. Permainan bola meningkatkan kecerdasan kinestetik

main bola (pexels.com/kampus Production)
main bola (pexels.com/kampus Production)

May Lwin dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bahwa kecerdasan kinestetik adalah gabungan fisik dan pikiran yang menghasilkan gerakan sempurna. Permainan bola yang sering ditampilkan anak-anak salah satu permainan yang dapat menstimulasi kecerdasan kinestetik. Anak dengan kecerdasan kinestetik yang dominan memiliki keseimbangan dalam koordinasi mata dan tangan. Juga, mudah mengingat melalui praktek daripada melihat atau mendengar. 

5.Memanjat pohon juga menstimulus kecerdasan kinestetik

manjat pohon (pexels.com/Yogendra Singh)
manjat pohon (pexels.com/Yogendra Singh)

Memanjat pohon merupakan salah satu permainan yang paling disukai anak-anak yang hampir tidak pernah terlewatkan. Namun, tahukah orang tua memanjat pohon, pagar dan memanjat tempat tinggi lainnya dapat menstimulus kecerdasan kinestetik. 

Dikutip dari Sciencedaily berdasarkan penelitian University of North Florida yang melibatkan sejumlah relawan berusia 18 hingga 59 tahun dengan kegiatan seperti memanjat pohon, mengangkat beban, berjalan tanpa alas kaki, berjalan dan merangkak di atas balok dengan lebar 3 inci, bergerak sambil memperhatikan postur tubuh, mengangkat dan membawa benda berbobot. Setelah dua jam relawan diuji dan didapatkan hasil bahwa kapasitas memori mereka meningkat sebanyak 50 persen. 

Anak-anak terlahir dengan rasa ingin tahu yang besar dan peran orangtua adalah memfasilitasi keingintahuannya. Tidak selalu harus mengeluarkan biaya yang besar membelikan mainan untuk memfasilitasi rasa ingin tahu anak yang sangat besar. Sebab, keingintahuan anak-anak sering terjawab melalui alam dan ketika berinteraksi dengan orang sekitarnya. 

Tugas orang tua adalah jangan terlalu banyak melarang sebab ini akan membunuh rasa ingin tahunya yang merupakan cikal bakal ilmu pengetahuan baru yang didapatkannya. Kecerdasan majemuk anak juga akan terstimulus ketika rasa penasarannya terjawab melalui eksplorasi alam dan permainannya bersama teman-teman sebaya. Orang tua cukup mengawasi tanpa banyak melarang. 

Setiap anak terlahir dengan kecerdasan masing-masing yang dapat berbeda satu sama lainnya dan dapat berbeda dengan orang tuanya. Sehingga prestasi akademik di sekolah bukanlah tolak ukur seorang anak cerdas atau tidak. Orang Tua harus peka terhadap potensi anak dan disinilah peran orangtua mengembangkannya sesuai potensi yang sudah ada sejak anak terlahir ke dunia. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak