Pada beberapa orang terutama kaum perempuan, bentuk tubuh ideal merupakan sesuatu hal yang sangat perlu untuk dicapai. Terlebih adanya pandangan masyarakat yang menetapkan standar untuk perempuan agar dinilai cantik dan menarik membuat beberapa perempuan menjadi merasa insecure dengan bentuk tubuh yang mereka miliki.
Tuntutan gaya hidup yang membuat mereka harus tampil cantik ternyata membuat sebagian perempuan menjadi salah kaprah dalam mengartikan kata cantik yang sebenarnya. Tak jarang kita menemukan perempuan yang rela menjalani serangkaian operasi plastik yang menyakitkan dan memiliki dampak di kemudian hari. Mereka juga tak enggan untuk mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar asalkan ia bisa mendapatkan bentuk tubuh yang mereka inginkan.
Selain melakukan operasi, beberapa perempuan ada pula yang berusaha merubah bentuk tubuhnya dengan cara yang bisa dibilang tidak berbahaya jika dilakukan dengan porsi semestinya. Ya, diet menjadi pilihan beberapa perempuan untuk mengurangi berat badan. Namun apa jadinya jika diet tersebut dilakukan secara ekstrem? Tentu akan menimbulkan dampak negatif bukan?
Ternyata pada beberapa perempuan, kondisi ini bisa memicu munculnya gangguan. Salah satunya yaitu gangguan makan. Kira-kira apa saja gangguan makan tersebut? Berikut ini penjelasannya.
1. Anoreksia Nervosa
Anoreksia merupakan sebuah gangguan makan yang ditandai dengan hilangnya selera makan yang disebabkan oleh faktor emosional, dimana ia akan memiliki ketakutan dan kecemasan bahwa berat badannya akan naik jika makan dalam porsi seperti kebanyakan orang.
Penderita anoreksia akan berusaha untuk menguruskan badan dengan cara diet ekstrem, parahnya mereka tidak akan makan sama sekali dalam beberapa waktu. Hingga ketika badannya sudah sangat kurus pun, mereka akan terus beranggapan bahwa badannya masih kurang kurus dan kurang ideal.
2. Bullimia Nervosa
Pada penderita Bullimia, mereka akan memakan makanan dalam jumlah banyak dalam sekali waktu, namun mereka akan memuntahkan makanan tersebut setelahnya. Biasanya penderita akan makan dalam jumlah banyak karena didorong oleh faktor emosional. Mereka akan makan berlebih ketika mood sedang buruk, atau setelah mengalami hal-hal yang dapat menguras amarah, sehingga ia akan mengalihkan emosinya melalui makan berlebih. Namun setelah itu mereka akan mengalami kecemasan dan sebagai kompensasinya, mereka akan memuntahkan makanan yang telah mereka makan.
Gangguan makan yang terjadi ketika perilaku makan berlebih ini dilakukan secara berulang dalam waktu dua kali seminggu selama kurun waktu minimal enam bulan. Tidak ada pengurangan berat badan yang drastis pada gangguan ini.
Gangguan ini dapat ditandai dengan kurangnya kontrol diri saat makan berlebih kemudian mereka akan merasa tertekan karena perilaku makannya tersebut. Biasanya mereka akan makan sambil sembunyi-sembunyi dan menghabiskannya dengan cepat. Dampak yang diakibatkan oleh perilaku makan ini adalah obesitas.
Demikian tiga jenis gangguan makan. Semoga artikel ini bermanfaat!