Saat menjalin hubungan, tidak jarang pasangan kita bad mood sehingga berimbas pada suasana hati. Sebagai pasangannya, kita kerap kebingungan untuk meredam emosi yang berlarut-larut itu.
Diam dianggap tidak peduli, melakukan sesuatu dirasa salah. Begitulah penilaiannya terhadap kita saat dia bad mood. Nah, agar tidak salah langkah, kira-kira apa saja, sih, cara atasi pasangan yang tengah bad mood?
1. Jadilah Pendengar
Ya, jadilah pendengar yang baik meski kadang tak memberi solusi. Percayalah, kadang pasangan kita hanya butuh didengar alih-alih kita sodorkan beragam opsi jalan keluar.
Tentu menjadi pendengar di sini tidak bisa sembarangan. Misalnya, kita mendengarkan keluh kesahnya tetapi sambil main gawai. Jadilah pendengar yang tulus, tatap kedua matanya dan hadirkan suasana jika kita benar-benar ada di sisinya.
2. Hibur dengan Hal yang Dia Sukai
Lakukan apa yang menjadi kesukaannya. Semisal menyukai renang, ajaklah ke pantai atau ke kolam renang. Jika dia suka kuliner, ajaklah makan. Jika dia suka game, biarkan dia melakukan hobinya. Setidaknya dia akan teralihkan dengan hal-hal yang dia sukai.
3. Berikan Waktu Menyendiri
Jangan paksa cerita jika ia belum siap cerita. Paksaan yang kita lakukan justru akan menambah bad mood yang sedang ia alami.
Beri dia waktu untuk menyendiri dan merenungi. Kadang, me time itu perlu kita luangkan untuk pasangan dengan tujuan lebih memahami keadaan.
4. Cari Tahu Penyebabnya
Jangan terburu-buru melakukan sesuatu jika kita belum tahu pasti penyebabnya bad mood.
Bila kita sembrono, bukan tidak mungkin hal yang kita lakukan justru berhubungan dengan penyebabnya bad mood.
5. Komunikasi dengan Baik
Cara kita menghadapi pasangan berpengaruh terhadap kualitas hubungan. Oleh karenanya, kita perlu mengenali bahasa tubuhnya, dan perhatikan nada bicaranya.
Berkomunikasilah yang baik dengan menjaga batasan. Artinya, kita tidak terjebak terhadap perilaku pasangan yang sulit dikontrol.
Sebab tidak jarang, seseorang menggunakan bad mood sebagai senjata untuk memperoleh apa yang ia inginkan. Kita harus memiliki batasan, alih-alih menuruti permintannya yang di luar nalar.