Tak Hanya Nilai 100, Ini 4 Pencapaian Anak di Sekolah yang Harus Dihargai!

Hikmawan Firdaus | Mutami Matul Istiqomah
Tak Hanya Nilai 100, Ini 4 Pencapaian Anak di Sekolah yang Harus Dihargai!
Orang tua dan anak.[Freepik.com]

Banyak orang tua yang menganggap mendapatkan nilai 100 adalah sebuah keharusan. Seolah segala sesuatu yang anak pelajari hanya berupa nilai semata. 

Anak yang sudah masuk dalam lingkup dunia pendidikan, selayaknya mendapatkan apresiasi dalam berbagai hal, aspek, ketertarikan, minat dan bakatnya.

Sebagai orangtua, kita tidak boleh menyepelekan usaha anak dalam meraih segala sesuatu yang lain di samping nilai mata pelajaran yang harus 100. 

Sebagai renungan, cobalah untuk melihat beberapa aspek ini agar kita lebih menghargai usaha anak. 

1. Kedisiplinan

Apakah anak menanamkan kedisiplinan seperti yang kita ajarkan sejak dini? Pernahkah sebagai orang tua kita memperhatikan bagaimana cara anak mengatur waktu untuk bermain dan belajar? Menyisihkan waktu sebelum tidur malamnya untuk mengerjakan beberapa tugas sekolah? Berusaha bangun tidak terlambat dan berjalan kaki menuju sekolahnya? 

Mereka adalah anak-anak yang hebat. Mereka mampu membagi waktu sendiri, tanpa menunggu orang tuanya mengingatkan. Bahkan mungkin, orang tuanya terlalu sibuk dengan pekerjaan, usaha, bisnis dan urusan duniawi yang lainnya sehingga perhatian kepada anaknya teralihkan. 

2. Percaya diri

Membentuk kepercayaan diri seorang anak membutuhkan proses yang tidak sebentar. Bahkan menjaga anak agar terus menjadi percaya diri, membutuhkan sikap kebijaksanaan dan kehati-hatian orang tua. 

Setelah anak masuk bangku sekolah, kita bisa memperhatikan bagaimana anak tumbuh dan tampil dengan percaya diri. Entah itu ketika bergaul dengan teman-temannya, berani tampil di depan umum, berani mengikuti perlombaan, berani maju ke depan kelas, dan lain sebagainya. 

Seberapa sering kita sebagai orang tua mendengarkan cerita anak tentang kisah di sekolahnya? Atau kita terus menunda cerita anak dengan harapan nanti dan nanti sampai anak tertidur dan kita lupa kepada janji diri sendiri? 

3. Bakat

"Anakku senang bermain bola", "Anakku pandai menggambar", "Anakku sangat lincah ketika menari", "Anakku pandai menyusun cerita" 

Sisi lain anak yang tidak mendapatkan nilai 100, mereka memiliki keistimewaan yang lain. Pernahkah orang tua memperhatikan apa yang anaknya suka? 

Atau justru orang tua justru menampik kegemaran anak dengan kalimat "Waduh, kamu jangan main bola terus. Cepat ikut les matematika!", "Percuma juara lomba menggambar kalau nilai bahasa Inggrisnya 50", kita tipe orang tua yang mana? 

Anak membutuhkan perhatian atas apa yang dia suka, dukungan untuk memfasilitasi kegemarannya, kepercayaan orang tua yang dapat membuat anak membuktikan keberhasilannya. 

Tidak melulu harus nilai matematika 100, anak bisa unggul dalam hal lain, contohnya dalam perlombaan. 

4. Kejujuran

"Mama, maaf. Adek tadi di sekolah uangnya hilang", "Mama, maaf. Adek tadi di sekolah ngerusakin buku temen", "Mama, tadi Adek terlambat masuk kelas"

Bagaimana respon kita dalam menanggapi anak yang berterus terang tentang kesalahannya? Menerima, memeluk dan menenangkan anak atau malah memarahi, membentak, dan menganggapnya anak yang bandel dan nakal? 

Banyak anak yang sulit untuk jujur kepada orang lain. Jika anak kita termasuk anak yang selalu berterus terang, berarti didikan kita berhasil dan hal tersebut patut diapresiasi..

"Terima kasih sudah berkata jujur, Nak. Besok kita siap-siap lebih pagi agar kamu tidak terlambat lagi, ya".

Sesederhana mengucapkan kata terima kasih dan memberikan solusi atas masalah anak bisa menjadi salah satu bentuk apresiasi anak yang mau berkata jujur. 

Kita patut merasa bangga ketika anak kita mau berterus terang dengan segala hal, termasuk kesalahannya sendiri. 

Itu dia 4 hal yang harus kita hargai dan apresiasi dari anak selain nilai 100. Semoga bermanfaat!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak