Bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa, baik secara spiritual ataupun ekonomi. Di bulan ini konsumsi masyarakat berubah drastis. Di bulan ini orang – orang akan lebih banyak berbelanja. Entah itu untuk keperluan ibadah, konsumsi buka puasa dan sahur, ataupun persiapan hari raya. Tentu saja hal ini menjadi peluang emas bagi para pelaku UMKM untuk meningkatkan omzet. Namun, di tengah keuntungan yang besar ada pula tantangan dalam mengelola keuangan yang semakin meningkat.
Tidak sedikit pelaku usaha yang menambah stok berlebihan, melakukan strategi marketing tanpa berpikir matang, bahkan ada yang menghabiskan seluruh keuntungan tanpa memikirkan dana cadangan. Akibatnya setelah Ramadan berlalu, mereka justru mengalami kesulitan keuangan karena penjualan menurun dan arus kas tidak stabil. Oleh karena itu, perencanaan keuangan yang baik adalah kunci agar para UMKM tidak hanya meraup keuntungan di bulan Ramadan, tapi juga bisa bertahan setelahnya.
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat diterapkan untuk mengelola keuangan UMKM dengan bijak selama bulan suci ini.
1. Membuat Anggaran Khusus Ramadan
Selama Ramadan, ada kemungkinan pengeluaran meningkat. Misalnya untuk stok produk, membuat promosi khusus, atau memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan. Oleh karena itu, penting untuk membuat anggaran khusus Ramadan yang mencakup estimasi pemasukan dari peningkatan penjualan. Dengan estimasi pemasukan penjualan yang jelas, kita bisa lebih mudah untuk mempertimbangkan pengeluaran yang akan dilakukan.
Karena di bulan Ramadan ini biasanya kita juga membutuhkan promosi khusus, maka hal ini juga perlu dibuat anggarannya. Agar tidak hanya bermanfaat untuk menjangkau pelanggan lebih luas, tapi juga masih terjangkau dengan keuangan kita.
Hal yang tidak dapat dipungkiri ketika bulan Ramadan datang adalah kenaikan bahan baku. Jadi, kita juga harus Bersiap diri dengan kemungkinan tambahan biaya. Yang terakhir adalah anggaran untuk THR karyawan juga harus dipertimbangkan agar karyawan bisa sejahtera dan usaha juga tetap dalam keadaan aman.
Dengan perhitungan anggaran yang tepat, UMKM dapat menghindari pengeluaran yang berlebihan dan dapat menjaga bisnis tetap stabil. Jangan lupa juga untuk teliti dalam mencatat pemasukan dan pengeluaran Ramadan agar bisa menjadi pembelajaran di tahun – tahun berikutnya.
2. Memanfaatkan Momen untuk Promosi
Ramadan adalah momen yang tepat untuk melakukan strategi pemasaran dengan membuat promosi yang menarik. Hal ini dilakukan untuk menarik minat pembeli dan juga membangun hubungan yang baik dengan para pembeli.
Kita bisa melakukan promosi dengan membuat diskon khusus Ramadan, menyediakan produk edisi khusus Ramadan yang sedang tren, mengoptimalkan media sosial, bahkan hingga bekerja sama dengan para influencer untuk menjangkau pelanggan lebih luas lagi.
3. Menghindari Pengeluaran yang Tidak Perlu
Banyak para pelaku UMKM yang tergoda untuk membeli stok banyak tanpa peduli seperti apa daya beli masyarakat setelah Ramadan berakhir. Untuk menghindari kerugian, kita bisa melakukan beberapa cara. Misalnya adalah dengan menganalisis seperti apa penjualan di tahun sebelumnya, menerapkan sistem PO (pre-order) atau hanya berfokus pada barang ataupun jasa yang diminati selama Ramadan.
Dengan mengendalikan pengeluaran yang tidak perlu, kita akan terhindar dari kelebihan stok, keuangan yang berantakan, atau bahkan kemungkinan terburuknya adalah bangkrut karena kehabisan modal.
4. Maksimalkan Penjualan Online
Di era digital seperti sekarang ini, banyak orang yang memilih untuk berbelanja dari rumah. Tinggal mengetik di ponsel, lalu barang diantarkan. Oleh karena itu, kita juga harus bisa mengimbangi dan ikut terjun kepada dunia yang serba online ini.
Sebagai pelaku UMKM, kita bisa mengoptimalkan e-commerce dan media sosial. Barang yang biasanya hanya kita jual secara offline, maka mari mulai memberanikan diri untuk menjualnya di e-commerce.
Kita juga bisa memberikan layanan kiriman antar. Sehingga para pelanggan hanya perlu menghubungi lewat WhatsApp, lalu kita akan mengantarkan ke rumahnya secara gratis. Selain itu, kita juga harus lebih aktif di sosial media hingga melakukan iklan berbayar untuk menjangkau pelanggan.
5. Siapkan Dana Cadangan untuk Pasca Ramadan
Setelah Ramadan berakhir, konsumsi masyarakat akan berubah, bahkan menurun. Oleh karenanya, para pelaku UMKM harus menyiapkan dana cadangan untuk mengantisipasi penurunan penjualan. Langkah yang bisa kita mulai adalah dengan menyisihkan keuntungan Ramadan sebagai dana darurat, menyediakan produk yang setelah Ramadan yaitu adalah produk yang relevan untuk idul fitri.
Dengan memiliki dana cadangan, UMKM tetap bisa bertahan meskipun ada penurunan pendapatan setelah Ramadan. Selain itu, UMKM juga harus mulai merencanakan produk jangka panjang, evaluasi terhadap keberhasilan di bulan Ramadan adalah bekal terbaik untuk menyusun keberhasilan berikutnya.
Mengelola keuangan UMKM di bulan Ramadan bukan hanya soal meningkatkan penjualan, tapi juga memastikan bisnis tetap berjalan meskipun Ramadan berakhir. Dengan membuat anggaran khusus Ramadan, membuat promosi, menghindari pengeluaran berlebihan, mengoptimalkan penjualan online dan menyediakan dana darurat, diharapkan UMKM dapat bertahan bahkan menjadi lebih baik.