Perfeksionis adalah karakter atau sifat yang ada pada seseorang untuk menetapkan standar tinggi dan selalu mengejar kesempurnaan. Entah itu terkait perencanaan, hasil pekerjaan, dan hal penunjang lainnya. Semua harus sempurna. Selain itu, orang yang perfeksionis akan selalu mengkritik diri sendiri secara berlebihan dan takut akan penilaian seseorang.
Sebenarnya sifat perfeksionis sejatinya baik karena selalu ada intropeksi terhadap pekerjaan, artinya selalu ada upaya untuk mencegah kesalahan. Namun dengan catatan jangan sampai berlebihan, karena bisa saja membuat kecemasan, kelelahan,dan keterlambatan pekerjaan, ujungnya bisa mengakibatkan stress. Artinya sifat perfeksionis memiliki dua sisi, yakni positif dan negatif, tergantung dari jenis perfeksionisnya.
Sementara menurut D.E. Hamachek seperti disadur dari skillacademy.com, perfeksionis terbagi menjadi dua, yaitu healthy perfectionist dan neurotic perfectionist.
“Emang apa, sih, perbedaannya?”
Pertama, healthy perfectionist atau perfeksionis yang sehat. Orang yang memiliki karakter ini biasanya punya standar yang tinggi, namun masih realistis. Kadang kala akan berusaha menjadi versi terbaik menurut dirinya sendiri, bukan dari semua orang. Jadi, ketika target tidak tercapai, mereka beranggapan tidak apa-apa, justru dijadikan sebagai bahan evaluasi agar bisa menjadi lebih baik. Mereka akan menerima kalau misalnya ada kegagalan atau kesalahan dalam hidup.
Kedua, neurotik perfeksionis atau disebut juga maladaptif perfeksionis. Mereka yang dari karakter ini bukan hanya memasang standar yang tinggi, tetapi cenderung tidak realistis. Mereka akan berusaha menjadi yang terbaik dari semua orang. Ketika standarnya tidak tercapai, mereka biasanya akan menyalahkan dan menghukum diri sendiri, bahkan bisa menyalahkan orang lain.
Pada dasarnya, memiliki standar yang baik dan berusaha untuk mewujudkan agar hasil pekerjaan bisa memberikan yang terbaik, tentu boleh dan sangatlah bagus. Tetapi, kalau menuntut harus semua sempurna tentu sulit dan bisa merundung kelelahan. Terkait dengan hal tersebut, berikut lima ciri manusia perfeksionis.
1. Memperhatikan hingga ke detail terkecil
Bagi orang yang perfeksionis, mereka akan selalu cenderung menimbang dan memperhatikan sampai pada detail terkecil sekalipun pada setiap pekerjaan, walau terkadang itu tidak penting. Teliti pada setiap pekerjaan memang harus dan juga perlu, tetapi kalau sampai mengurus pada hal-hal yang tidak terlalu penting jelas tidak baik dan hanya membuang waktu saja secara percuma. Di sisi lain rekan kerja pun dapat merasa ilfeel dan tidak suka dengan kita karena terlalu banyak mengurusi pekerjaan yang tidak urgent.
2. Kerapian adalah prioritas
Kerapian pada setiap pekerjaan tentu amatlah baik diterapkan, bahkan memang harus dibiasakan. Kerapian dalam bekerja tentu bisa memberikan hasil pekerjaan yang bisa memuaskan dan memberikan hasil yang lebih baik. Di sisi lain orang-orang yang ada di sekitar (rekan kerja) tentu akan menyukai kita jika menerapkan pola hidup yang rapi, entah rapi dalam berpakaian maupun rapi dalam bekerja.
3. Well prepared
Ciri orang yang perfeksionis juga selalu memiliki persiapan secara matang sebelum melakukan sesuatu (bekerja). Seperti menyusun jadwal perencanaan dan list perlengkapan yang akan dibutuhkan. Hal ini bertujuan guna meminimalisir kesalahan agar bisa mencapai hasil sesuai target. Di sisi lain melalui perencanaan yang matang tentunya bisa memberikan hasil yang lebih baik dan tidak membuang waktu secara percuma saja karena sudah jelas jalan dan langkah yang diambil.
4. Kepikiran pada pekerjaan yang sudah selesai
Orang yang perfeksionis akan cenderung selalu mengecek hasil pekerjaan yang sudah dilakukan. Hal itu dilakukan guna memastikan apakah sudah rapi atau belum, apakah sudah maksimal atau belum, dan lain sebagainya. Sebenarnya selalu mengecek hasil pekerjaan tentu amat baik, namun bisa menjadi keliru kalau itu terus yang dilakukan secara berulang-ulang.
5. Suka menunda pekerjaan
Karena kebiasaan selalu mengecek hasil pekerjaan secara keseluruhan, maka bisa saja mengakibatkan suka menunda pekerjaan. Kondisinya bisa membuat mereka kadang lama dan alot dalam melakukan action selanjutnya. Kondisi seperti ini harus bisa diminimalisir oleh orang yang perfeksionis, jangan sampai sering menunda pekerjaan, dikhawatirkan pekerjaan bisa menumpuk. Intinya perlu perencanaan dan rasa konsisten untuk selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Nah, terkait dengan itu sejatinya kita bisa menjadi manusia perfeksionis yang mengarah pada sisi positifnya. Mengingat ketika kita bisa untuk perhatian dan selalu teliti dalam bekerja, nantinya juga akan memberikan hasil yang maksimal. Lagi-lagi butuh perencanaan matang dan tujuan yang jelas, serta selalu memiliki rasa introspeksi pada diri sendiri.