Jika kecerdasan didefinisikan sebagai kemampuan menangkap informasi dan menguasai suatu keterampilan, maka semakin seseorang cerdas semakin baik penguasaan informasi dan keterampilan. Pada dasarnya otak sama seperti tubuh membutuhkan latihan. Jika tubuh terus berlatih secara teratur dan terpola, maka akan semakin baik performanya. Begitu pun otak manusia akan semakin baik performanya jika sering dilatih.
Para ahli sering mengatakan kegiatan-kegiatan tertentu yang sangat baik untuk melatih kecerdasan otak. Seperti menulis, membaca, mempelajari bahasa asing, main musik, main catur dan berbagai kegiatan produktif lainnya. Namun, siapa sangka 3 kebiasaan kontraproduktif yang cenderung membuang-buang waktu berharga ini dapat menandakan kamu seseorang yang cerdas.
1. Orang cerdas Senang main game
Video game yang semakin mendunia keberadaannya dan banyak digandrungi anak-anak dan kawula muda sering membuat para orang tua khawatir karena anaknya rela menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar daripada berjam-jam membaca buku. Faktanya banyak anak-anak yang malas belajar hingga nilai akademiknya merosot setelah kecanduan video game.
Para peneliti dari Karolinska Institutet dan Vrije Universiteit Amsterdam, dilansir Game Quitters, meneliti korelasi antara kebiasaan main game dan intelegence. Penelitian ini dilakukan selama dua tahun dan hasilnya sungguh mengherankan bahwa anak-anak yang bermain game dibawah satu jam menunjukkan kenaikan skor IQ sebanyak 2,5 poin. Sementara itu, menonton TV ataupun video bahkan sosmed tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan kognitif.
Namun demikian, penelitian ini tidak fokus pada dampak buruknya seperti kemerosotan nilai akademis, aktivitas fisik ataupun kesehatan mental. Dalam banyak penelitian lainnya oleh para ahli, video game berdampak positif meningkatkan memori, perhatian, pembelajaran dan kemampuan penyelesaian masalah, dilansir Game Quitter.
Disamping dampak positifnya, main video game juga memiliki dampak negatif jika berlebihan seperti menyebabkan malas, merusak kesehatan mental, merusak hubungan sosial, merosotnya prestasi akademik dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, dampak positif dari video game itu sendiri hanya dapat diperoleh jika dilakukan secara terkontrol, yaitu tidak lebih dari satu jam, tidak kecanduan serta pemilihan video game yang edukatif.
2. Orang yang senang melamun ternyata memiliki otak yang cemerlang
Karena melamun dianggap sebagai kegiatan yang kurang baik, walau tak ada dampak negatifnya, maka orang sering membuyarkan seseorang dari lamunannya. Namun, sebenarnya tak ada yang perlu dikhawatirkan sebab menurut penelitian terbaru melamunkan hal menyenangkan baik untuk otak.
Ketika seseorang sedang melamunkan hal menyenangkan, otak memasuki gelombang alpha ( 8-13 Hz), dimana kondisi ini seseorang menjadi lebih tenang, membangkitkan perasaan positif sekaligus menurunkan kecemasan.
Dilansir Verywellmind, melamunkan hal menyenangkan penting sebab otak yang sehat membutuhkan relaksasi setelah seharian bekerja atau setelah perdebatan hebat dengan teman. Hal ini akan sejenak menjauhkanmu dari situasi yang menegangkan sebab melamunkan hal menyenangkan semacam alat untuk mengenyampingkan kecemasan dan tekanan.
Menurut sebuah studi tahun 2017 dari Georgia Institute of Technology, Amerika Serikat, dilansir Tribunnewswiki orang yang sering melamun tergolong cerdas dan kreatif. Hal ini dibuktikan melalui sejumlah tes untuk mengukur kemampuan intelektual dan kreatif 100 relawan. Juga, terdapat kuesioner yang harus mereka isi untuk mengetahui seberapa besar pikiran mereka mengembara dalam kehidupan sehari-hari. Setelah para peserta berbaring di mesin MRI didapatkan hasil peserta yang menyatakan lebih sering melamun memiliki skor lebih baik dalam hal kemampuan intelektual dan kreativitas. Selain itu, pernyataan ahli lainnya bahwa melamun dapat meningkatkan memori.
Namun demikian, untuk meningkatkan kreativitas dan memori hal yang perlu diperhatikan melamunkan hal positif, menyenangkan, harapan baik dan tidak mengabaikan dunia nyata.
3. Sering dilarang ternyata kebiasaan tidur larut menandakan kecerdasan
Kata bang Roma Irama dalam lirik lagunya “Begadang jangan begadang kalau tiada artinya.” Betul, sering orang tua menasehati anaknya supaya tidur cepat, jangan begadang. Juga, sering orang merasakan efek buruk begadang keesokan harinya seperti perasaan lelah, letih, lesu, kurang fokus dan lain sebagainya. Namun, akan lain ceritanya jika kegiatan begadang atau tidur terlalu larut dilakukan oleh orang-orang yang memang secara alami tak dapat tidur cepat.
Bagi beberapa orang, tidur sangat larut adalah kebutuhan agar ia dapat mengerjakan sesuatu yang produktif sementara orang-orang sekitarnya tertidur nyenyak. Malam hari adalah masa-masa paling produktif dan fokus bagi orang-orang seperti ini.
Namun, tahukah kamu? Menurut penelitian semakin cerdas seseorang, semakin tidur larut, dilansir Psychology Today. Artinya, ritme sìrkadian individu dapat dipengaruhi skor IQ. Sehingga, individu dengan skor IQ tinggi cenderung tidur lebih larut dan sangat aktif di malam hari (nocturnal).
Penelitian terhadap sejumlah muda-mudi Amerika telah terbukti, bahwa semakin cerdas seorang anak semakin ia beradaptasi dengan gaya hidup nocturnal saat dewasa.
Misalnya, anak-anak dengan skor IQ kurang dari 75 tidur pukul 12.41 pada hari Senin-jumat saat mereka dewasa. Sementara itu, anak-anak dengan skor IQ diatas 125 (sangat cerdas) tidur sekitar pukul 00.12.
Jika ketiga hal diatas sudah menjadi kebiasaanmu dalam keseharian dan dilakukan secara terkontrol, selamat otakmu bekerja dengan baik. Juga, kamu harus segera mengendalikan dirimu jika ini dilakukan secara tidak terkontrol hingga kamu melupakan tugas dan kewajiban, kesehatan dan hal lainnya.