Ekspresi wajah manusia adalah cara manusia menggerakkan otot-otot wajah untuk mengekspresikan emosi. Alis naik ke atas, mata melotot, senyum, salah satu ujung bibir naik ke atas dan lain-lainnya adalah bagaimana wajah manusia berekspresi.
Banyak dari para ahli meneliti tentang ekspresi wajah ini, yang merupakan bagian dari ilmu psikologi. Misalnya, Paul Ekman yang mengkaji tentang mikro ekspresi yang muncul otomatis atas rangsangan emosional yang mana muncul hanya sepersekian detik. Oleh karenanya, sulit bagi orang awam mengenali ekspresi ini.
Sudah banyak pelatihan-pelatihan untuk memahami ekspresi manusia yang disajikan banyak lembaga. Juga, seminar psikologi mengenai ekspresi manusia adalah hal yang mudah ditemukan di era sekarang ini. Bahkan, jurnal-jurnal atau bahkan website hingga blog yang membahas materi seperti ini sudah tak terhitung lagi jumlahnya.
Namun, apa pentingnya mengetahui emosi manusia melalui ekspresi wajah ini dalam berbagai ranah kehidupan? Empat diantaranya sebagai berikut ini:
1. Mengungkap kasus kejahatan yang pelik
Mikro ekspresi yang diusung oleh Paul Ekman merupakan salah satu ilmu psikologi yang dipakai untuk membantu pihak kepolisian dalam mengungkap kasus pelik. Pasalnya, mikro ekspresi hanya terjadi sepersekian detik atas rangsangan emosional dalam diri individu. Saking singkatnya, sulit bagi orang awam untuk mengenalinya.
Seorang pakar mikro ekspresi tentu lebih memahaminya, apakah seseorang berkata jujur atau bohong, terutama lebih mengenali kejiwaan manusia. Kasus kejahatan yang melibatkan pakar mikro ekspresi sangat berpengaruh besar dalam pemecahan masalah untuk menemukan emosi-emosi yang sengaja disembunyikan para tersangka maupun terdakwa dan orang-orang yang terlibat di dalamnya.
2.Sebagai sarana untuk menjauh dari orang-orang yang berpotensi berbahaya
Memahami makna dari ekspresi manusia membantu kita untuk lebih memahami karakter seseorang. Lalu, apa pentingnya bagi kita memahami karakter seseorang? Memahami karakter seseorang bisa dikatakan sebagai alat untuk perlindungan diri dan lebih hati-hati terhadap orang-orang yang berniat jahat.
Dalam sebuah penelitian, dilansir SPSP, yang melibatkan banyak orang dari 41 negara dimana diperlihatkan kepada mereka sejumlah foto wajah orang asing. Dalam penelitian tersebut, para relawan diminta menilai mana yang memiliki tingkat narsisme lebih tinggi berdasarkan foto tersebut. Hasilnya menunjukan keakuratan para peserta untuk menilai sifat buruk seseorang diatas 50 persen.
Walaupun demikian, menurut hasil penelitian ini ataupun penelitian-penelitian sebelumnya, ini tidak berarti bahwa manusia akan selalu akurat menilai semua wajah manusia. Namun demikian, penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya masih memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan sehingga belum mencapai kesimpulan yang pasti.
Kemudian para peneliti menyimpulkan walaupun keakuratan para peserta memprediksi potensi berbahaya pada diri orang lain diatas 50 persen, ini mungkin hasil dari adaptasi evolusioner untuk menjauh dari orang-orang yang berpotensi berbahaya.
3. Sebagai sarana untuk lebih berempati terhadap perasaan orang lain
Pernahkah kamu merasa tersinggung, sakit hati, tidak suka dengan ucapan dan tingkah orang sekitarmu? Pasti pernah. Lalu, apakah kamu ingin menjaga hubungan tetap baik? Sehingga kamu memutuskan tetap bersikap tenang dan menyembunyikan perasaanmu.
Jika kamu mahir memahami indikator rasa suka, tidak suka, sakit hati, tersinggung, benci dan lain-lainnya yang muncul melalui mikro ekspresi, maka kamu akan lebih peka dan memiliki empati dengan perasaan orang sekitarmu. Saat kamu dapat meraba apa yang dirasakan orang ketika bergaul dan berkomunikasi maka kamu dapat meresponnya dengan baik.
4.Sebagai sarana menciptakan suasana bekerja yang kompetitif dan kondusif
Sudah seharusnya suatu perusahaan memiliki karyawan yang bonafid secara intelektual dan karakter. Pada negara-negara maju, penggunaan AI (artificial Intelligence ) untuk membantu rekrutmen pegawai sudah menjadi sangat penting. Pasalnya, penggunaan AI dalam rekrutmen pegawai dapat mengurangi proses perekrutan hingga 90 persen.
AI dalam perusahaan besar membantu perusahaan membaca mikro ekspresi para calon pegawai sehingga dapat terbaca karakter positif dan negatif para calon pegawai untuk menyaring kandidat terbaik. Tidak hanya mengetahui karakter asli, bahkan motivasi bekerja para kandidat dapat dikenali melalui AI. Sehingga akan tercipta hubungan kerja yang lebih positif dan kondusif.
Di lain pihak, dilihat dari sisi sesama pegawai atau karyawan, ketika kamu mampu membaca mikro ekspresi kawan-kawan sekantor sehingga lebih pandai memahami perasaannya, bukankah akan lebih mudah untuk berbicara dan berinteraksi dengan mereka.
Jadi, setelah tahu banyak manfaat dari mengenali ekspresi wajah manusia, sudah siap mempelajarinya? Kamu dapat mempelajarinya secara otodidak dari informasi-informasi yang disajikan website-website terpercaya. Namun, akan jauh lebih baik jika kamu mengikuti training atau seminarnya yang diadakan lembaga-lembaga terpercaya.