Perceraian tak hanya mengorbankan sebuah hubungan, tapi juga mengorbankan anak. Besar tidaknya rasa sakit yang diterima anak broken home tergantung di usia berapa dia melihat orang tuanya bercerai. Jika anak tersebut masih bayi, maka dia tidak akan merasakan sakit yang dalam karena belum mengetahui banyak hal. Namun, jika dia sudah tumbuh remaja, mungkin belasan tahun, maka rasa sakitnya akan terasa sangat dalam. Anak broken home di usia ini butuh perhatian lebih dari siapa pun, termasuk kedua orang tuanya yang masih peduli.
Tanpa adanya perhatian khusus yang diberikan kepada anak broken home, dia bisa tumbuh dewasa dengan cara yang buruk. Sebaliknya, dengan perhatian khusus yang diberikan dari orang-orang di sekitar, dia bisa tumbuh dewasa dengan memiliki kedewasaan yang lebih baik dari orang-orang lainnya. Sebenarnya apa sih yang dirasakan oleh anak broken home semasa pertumbuhannya?
Nah, berikut 4 hal yang sering dirasakan anak broken home.
1. Membenci Orang Tuanya Sendiri
Perceraian pasti dikarenakan adanya masalah yang datang. Dari kacamata anak broken home, ia mungkin melihat salah satu dari orang tuanya yang menjadi penyebab perceraian itu terjadi. Alhasil dia akan menyalahkan salah satu dari orang tuanya, tak peduli jika orangtua yang dibenci masih peduli dengannya.
2. Canggung dengan Orang Tua Baru
Mengenal orang baru yang masuk menjadi anggota keluarganya sangatlah canggung bagi anak broken home yang masih remaja. Dia tidak tahu harus menerimanya atau tidak. Kasih sayang kedua orang tuanya yang terdahulu tentu sangat membekas dan rasanya tak bisa digantikan. Tanpa pendekatan yang baik dari orang tua barunya, anak broken home akan menolak dan bisa memilih kabur dari rumah.
3. Merasa Dibedakan
Hal ini bisa terjadi saat orang tua barunya memiliki anak lagi yang kemudian disebut sebagai adik tiri. Mungkin awalnya si anak broken home merasa senang dengan kehadiran si bayi kecil yang imut. Namun, seiring berjalannya waktu dan pertumbuhan bayi itu, si anak broken home akan sadar bahwa kedua orang tuanya lebih sering mengutamakan adiknya. Hal tersebut bisa membuat anak broken home merasa dibedakan karena ia sendiri bukanlah anak kandung dari orang tua barunya.
4. Iri Hati pada Keluarga Lain
Perasaan iri sering dirasakan oleh anak broken home saat melihat teman-temannya mendapat perhatian dari orang tua mereka. Anak broken home akan mengingat masa-masa saat orang tuanya lengkap. Terlebih jika teman-temannya lebih sukses daripada dirinya.
Itulah 4 hal yang sering dirasakan anak broken home. Memang tidak mudah menjalani hidup sebagai anak broken home, apalagi jika sifat anak itu sendiri selalu tertutup. Kurangnya interaksi dengan orang-orang akan membuatnya semakin tenggelam dalam rasa sakit. Keinginan untuk menikmati kebahagiaan pun bisa dilampiaskannya melalui jalur yang instan dan salah. Jika kita termasuk salah satu anak broken home, cobalah untuk berpikir bahwa kita bisa menjadi lebih baik dari orang tua kita dalam menjalin hubungan. Jangan menyendiri dan perbanyak teman yang bisa memberi dampak positif untuk perjalanan hidup kita.