Quarter Life Crisis, fase di mana seseorang hilang arah dalam hidupnya. Biasanya sih terjadi di usia 20-30an, saat ada banyak perpindahan tahap kehidupan: dari anak sekolah ke sosok dewasa yang harus melalui dunia kerja atau menikah.
Ada banyak kegalauan yang biasanya dialami Geng Quarter Life Crisis. Misal: "Usiaku bertambah, tapi kok hidup begini-begini aja?" atau "Iri deh, pengen punya hidup seperti mereka!" atau "Bingung banget mau mengejar apa dalam hidup!". Bahkan, buat mereka yang sudah menentukan kariernya, ada aja yang masih menggalau: "Profesi yang kujalani ini sudah tepat belum ya? Apa benar ini hidup yang kumau?"
Wah, rumit sekali hidupnya.
Mengutip kata productivity influencer, Choqi Isyraqi, ternyata 86% generasi muda (gen Z dan milenial) mengalami fase Quarter Life Crisis, lho. Mereka merasa ada di bawah tekanan buat berhasil dalam karier, hubungan, bahkan finansial sebelum menginjak usia 30 tahun.
Kamu mengalami itu juga nggak? Kalau iya, sini saya bisikin beberapa nasihat finansial yang bisa bantu kamu menghadapi fase sulit ini. Dijamin bisa menunjang kamu untuk menemukan hidup. Yuk simak!
1. Selalu punya dana investasi diri
Coba mengikuti berbagai kelas atau pelatihan yang menunjang peningkatan skill. Kamu juga bisa membeli banyak buku tentang pengembangan diri. Siapa tahu membantumu menemukan diri, dan jadi tahu apa yang ingin dikejar dalam hidup.
Buat yang ingin menikah, tidak rugi juga untuk mempersiapkannya dengan mengikuti sekolah pra-nikah. Pokoknya, dana investasi diri ini dipakai untuk membekali diri agar lebih luas cakrawala berpikirnya.
2. Ada dana proteksi
Bentuk dana proteksi itu dua: dana darurat dan asuransi kesehatan. Setelah hidup mandiri, dua dana ini wajib dimiliki. Dana darurat dipakai saat kamu tengah mengalami situasi tidak terduga, misalnya kecelakaan, kena PHK, laptop rusak, terkena bencana, atau musibah lainnya.
Sementara asuransi kesehatan, pastinya dipakai saat kamu sakit. Hidup sudah susah dengan Quarter Life Crisis, jangan ditambah susah akibat kamu tidak bisa membayar biaya kesehatan ya!
3. Punya tabungan masa depan
Meski saat ini masih bingung hidup mau dibawa ke mana, kamu tetap harus menyisihkan uang untuk masa depan. Sebelum menabung, tentukan dulu tujuannya ya. Bisa untuk tabungan menikah, S2, umrah, atau apapun yang menurutmu perlu dicapai.
Jangan menabung tanpa arah, karena sangat berpotensi tabungannya mudah kamu ambil sesukamu. Kalau punya tujuan, kamu lebih disiplin dan pastinya terarah.
4. Banyak deep talk dengan diri sendiri
Tanya pada lubuk hati: Apa yang membuat kamu bahagia? Apa yang paling jago kamu kerjakan? Apa kekuatan dirimu? Bagaimana caramu mendapat uang sekaligus bermanfaat pada sesama melalui kekuatan dirimu itu? Apa yang seringkali menghambatmu menggapai mimpi?
Ibarat kompas, mungkin pertanyaan-pertanyaan ini bisa menuntunmu pada jalan hidup yang kamu cari selama ini.
5. Berhenti membandingkan diri
“Si A kerjaannya bagus, si B jalan-jalan ke luar negeri terus, sementara aku hidupnya masih jalan di tempat,”
Stop! Jangan menjejali diri dengan hal-hal tidak produktif. Membanding-bandingkan diri dengan orang lain hanya membuat lelah. Lebih baik fokus pada hal yang berada dalam kendali dan bersyukur sudah berada di fase ini. Karena kalau tidak melalui dulu tahap ini, mungkin kamu tidak akan pernah belajar.
Begitulah, fase Quarter Life Crisis itu sulit. Nampak seperti terowongan gelap yang tidak tahu ujungnya di mana. Tapi kalau kita tidak mencoba berjalan, selamanya kita tidak akan ke mana-mana. Jadi, nikmati saja prosesnya.
Perbanyak mencoba, perbanyak belajar, dan temui pula banyak orang, hingga kamu berhasil menemukan diri yang sesungguhnya. Selamat berproses!