5 Tanda Umum yang Menunjukkan Kamu Seorang Emotionally Unavailable, Sulit Berempati!

Ayu Nabila | 🌸🌸Lily 🌸🌸
5 Tanda Umum yang Menunjukkan Kamu Seorang Emotionally Unavailable, Sulit Berempati!
ilustrasi menyendiri (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Emotionally unavailable merupakan sebuah kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman merasakan emosinya sendiri dan berbagi emosi dengan orang lain. Bahkan gak jarang sebuah kehadiran untuk menjadi lebih responsif terhadap emosi orang lain pun dihindari karena alasan tidak nyaman berada dalam situasi tersebut.

Kondisi ini biasanya dipicu oleh pengabaian dan perundungan di masa lalu serta pengalaman ditinggalkan yang membuat sisi emosionalnya terluka hingga dewasa atau bahkan depresi yang tengah dirasakan saat ini. Tanda-tanda “terpapar” kondisi ini pun bisa dikenali dengan cukup mudah, lho.

BACA JUGA: Asal Usul Nama Dave, Kucing yang Dibawa Pemain Inggris dari Qatar

Kalau lima tanda umum ini ada dalam dirimu dan dirasakan sangat kuat, bisa jadi kamu termasuk seorang emotionally unavailable. Kenali dulu, yuk!

1. Tidak ingin terlalu dekat dengan siapa pun

ilustrasi menyendiri (Unsplash.com/Aleksandr Popov)
ilustrasi menyendiri (Unsplash.com/Aleksandr Popov)

Mindset yang cenderung membuat dirimu merasakan ketakutan untuk berbagi perasaan dan pikiran membuatmu gak ingin terlalu dekat dengan siapa pun. Perasaan gak nyaman andai kembali terluka tanpa sadar membuatmu menjaga jarak dan menjauhi hubungan atau hal-hal yang melibatkan sisi emosional.

Pada akhirnya, kamu memilih untuk gak punya kedekatan emosional dengan siapa pun, termasuk dalam hal percintaan dan persahabatan. Saat ada orang yang berusaha mendekat dan mencari celah menjalin hubungan, kamu akan langsung menetapkan batasan dengan dalih privasi hingga terbangun “benteng”  yang membuatmu makin tak tersentuh.

2. Cenderung menghindari komitmen

ilustrasi pasangan (Unsplash.com/Milan Popovic)
ilustrasi pasangan (Unsplash.com/Milan Popovic)

Menjalin kedekatan saja sudah merasa gak nyaman, jadi gak heran kalau imbasnya kamu jadi cenderung sulit berkomitmen dalam hubungan apa pun. Bukan cuma sulit didekati, kamu juga sengaja menghindari komitmen yang nantinya bisa menggiringmu dalam hubungan dan seolah menjebakmu terlibat kedekatan secara emosional yang memang enggan kamu ciptakan.

Status hubungan romantis apa pun akan coba kamu tunda dan bahkan kamu sudah merasa gak nyaman duluan saat ada lawan jenis yang menyatakan cinta padamu. Kamu memang masih bisa menjalin hubungan di "level" biasa saja, tapi saat dirasa mulai menjurus pada ikatan emosional yang serius, kamu akan langsung memilih mengakhirinya tanpa basa basi.

3. Merasa sulit untuk percaya pada orang lain

ilustrasi mengawasi (Unsplash.com/Kate Williams)
ilustrasi mengawasi (Unsplash.com/Kate Williams)

Gak cuma urusan hubungan romantis saja yang seolah ingin ditiadakan, kamu juga cenderung kesulitan untuk menaruh kepercayaan pada orang lain. Kamu menghindari keterbukaan perasaan dan menganggap orang lain gak bisa dipercaya untuk jadi tempat berbagi.

Ujungnya, kamu jadi lebih nyaman menyimpan semua hal sendiri, baik urusan perasaan maupun hal-hal pribadi lainnya. Kamu juga mulai makin defensif saat menghadapi permasalahan hidup. Gak bisa berbagi dengan orang lain malah membuatmu jadi mudah menyalahkan pihak luar demi melindungi diri dari potensi luka hati yang  bakal dirasakan.

4. Suka menarik diri dan menghindar dari pergaulan sosial

ilustrasi menyendiri (Unsplash.com/Ismail Hamzah)
ilustrasi menyendiri (Unsplash.com/Ismail Hamzah)

Keterikatan secara sosial menjadi hal yang sangat dihindari kalau kamu sudah memasuki kondisi emotionally unavailable yang makin kuat. Kamu akan memilih menghindar saat dibutuhkan orang lain karena potensi kedekatan emosi yang mungkin muncul, termasuk jika ada yang ingin curhat padamu. 

BACA JUGA: Berikut Pemain Asia yang Paling Banyak Cetak Gol di Piala Dunia, Tiga dari Korsel

Andai tidak bisa menghindar, kamu akan memilih untuk meminimalkan respons emosional dengan orang lain. Misalnya, alih-alih jadi pendengar yang baik, kamu akan merespons dengan candaan agar sesi curhat gak terjadi. Kamu juga gak ragu untuk mengubah topik obrolan atau malah gak melibatkan diri dalam obralan sama sekali karena merasa enggan jika harus mengekspresikan perasaan dan pikiran.

5. Sulit menunjukkan empati pada orang lain

ilustrasi menyendiri (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)
ilustrasi menyendiri (Unsplash.com/Priscilla Du Preez)

Imbasnya, kamu perlahan menjadi pribadi dengan tingkat empati yang terbilang cukup rendah akibat sikap membatasi diri untuk terlibat dengan orang lain secara emosional. Meski membatasi diri, tapi bukan berarti kamu gak punya kepedulian sama sekali, lho.

Menariknya, kamu tetaplah pribadi yang bisa peduli, hanya saja memilih untuk berpura-pura abai pada sekitar. Ada rasa enggan menggali perasaan orang lain. Bukan benar-benar abai, tapi kamu hanya menutup semua celah yang mungkin akan membuat orang lain berbalik peduli dan ingin menggali perasaanmu.

Kelima tanda tadi jadi bukti bahwa kamu seolah lebih butuh jarak agar tidak terkoneksi dengan orang lain dibanding menjalin kedekatan sosial yang terkesan menimbulkan ketergantungan. Memang benar ada sisi kemandirian yang tinggi dari seorang dengan emotionally unavailable. Namun, membatasi diri dengan enggan berbagi perasaan atau merespons kondisi orang lain juga gak selamanya akan berdampak positif bagi hidupmu. Jika, kelima tanda tadi kamu rasakan, jangan sungkan untuk konsultasikan ke tenaga profesional, ya!

Video yang Mungkin Anda Suka.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak