Kue keranjang adalah kue beras manis yang terbuat dari tepung beras ketan dan gula. Kue ini merupakan salah satu hidangan yang wajib ada saat tahun baru imlek. Bagi masyarakat Tionghoa, kue keranjang dipercaya sebagai kue yang membawa keberuntungan. Dilansir dari laman China Highlights, berikut beberapa fakta unik mengenai kue keranjang.
1. Asal nama
Dalam bahasa Mandarin, kue keranjang disebut Nian gao atau niangao ( /nyen-gao/ 'kue tahun'). Karakter berarti 'tahun', dan karakter berarti 'kue', yang di mana memiliki pengucapan yang sama dengan tulisan (/gao/), yang berarti 'tinggi' atau 'tinggi'.
Jadi, pelafalan niangao terdengar seperti 'tahun tinggi' (), yang melambangkan pendapatan yang lebih tinggi, posisi yang lebih tinggi, pertumbuhan anak-anak, serta umumnya menjanjikan tahun yang lebih baik dalam pikiran orang Tionghoa. Oleh karena itu, memakan kue keranjang dianggap membawa keberuntungan selama periode Tahun Baru Imlek.
BACA JUGA: Nggak Cuma Dodol, Ini 4 Makanan Khas Garut yang Wajib Dicoba
2. Legenda Dewa Dapur
Kue keranjang atau nian gao awalnya diciptakan sebagai persembahan kepada Dewa Dapur, yang diyakini bersemayam di setiap rumah. Menurut legenda, pada setiap akhir tahun, Dewa Dapur akan membuat "laporan tahunan" kepada Kaisar Giok.
Untuk mencegahnya Dewa Dapur menceritakan yang jelek tentang rumah mereka, orang-orang menawarkan nian gao, sebagai makanan untuk menutup mulutnya. Oleh karena itu, nian gao dipersiapkan untuk persembahan sebelum Tahun Baru Imlek.
3. Legenda Batu Bata Pondasi
Legenda lain tentang nian gao adalah legenda batu bata pondasi, yakni sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Menurut legenda, setelah kematian Wu Zixu (559–484 SM), seorang jenderal dan politikus kerajaan Wu pada Periode Musim Semi dan Musim Gugur (771–476 SM), raja Yue, Goujian, mulai menyerang ibu kota Wu, dan tentara Wu serta warga terjebak di kota dan tidak ada makanan yang mengakibatkan banyak orang mati kelaparan selama pengepungan terjadi.
Pada saat itu, ada seseorang yang memikirkan kata-kata dari Jenderal Wu Zixu yang berbunyi, “Jika negara sedang berada di dalam kesulitan dan orang-orang membutuhkan makanan, pergi dan gali tiga kaki di bawah tembok kota dan dapatkan makanan."
Berikutnya, para prajurit itu melakukan apa yang diperintahkan Wu Zixu dan menemukan bahwa fondasi tembok itu dibangun dengan batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan.
Makanan ini menyelamatkan banyak orang dari kelaparan. Batu bata ini adalah niangao yang asli. Pada setiap tahun, niangao digunakan untuk memperingati Wu Zixu. Seiring berjalannya waktu, niangao sekarang dikenal menjadi kue menyambut Tahun Baru Imlek.
BACA JUGA: 3 Perbedaan Mendasar antara Dodol dan Kue Keranjang, Jangan Salah Sebut!
4. Makna Kue Keranjang
Bahan dasar kue keranjang adalah tepung ketan. Tepung ini memiliki tekstur yang lengket, yang kemudian dipercaya dapat melambangkan persaudaraan yang begitu erat. Sedangkan, rasa manis dari kue keranjang merupakan simbol sukacita dan kebahagiaan.
Selain tekstur lengket, kue keranjang yang sudah masak juga terasa kenyal yang kemudian dilambangkan sebagai bentuk kegigihan dalam hidup. Tidak hanya itu, kue keranjang yang memiliki daya tahan cukup lama melambangkan kesetiaan.
Demikian 4 fakta mengenai kue keranjang yang barangkali belum kamu ketahui. Semoga bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS