Menurut Chan (2020), gaslighting merupakan manipulasi psikologis yang ditujukan untuk membuat korban mempertanyakan ingatan, persepsi, dan kewarasan mereka akan realita. Gaslighting ini sering sekali terjadi dalam suatu hubungan. Pelaku bisa saja dengan sengaja melakukan gaslighting kepada korban, tetapi bisa pula tidak sengaja.
Baik sengaja maupun tidak sengaja, gaslighting ini berdampak besar bagi keadaan psikis korban, lho. Menurut Dorpat (1996), gaslighting menyebabkan emosi menjadi tidak stabil, self-esteem yang rendah, dan distorsi kognitif yang menyebabkan individu mempertanyakan pikirannya sendiri.
Orang yang kerapkali mendapat perlakuan gaslighting, biasanya akan terbiasa melakukan self-gaslighting. Yaitu, suatu perilaku memanipulasi diri sendiri dengan menekan perasaan dan emosi yang dirasakan. Hal ini terjadi karena, ia merasa self-gaslighting adalah mekanisme pertahanan diri menyenangkan orang lain yang digunakan untuk melindungi diri dari ketidaknyamanan, bahaya, atau konflik.
BACA JUGA: Harus Tahu! Inilah 3 Cara agar Kamu Tidak Menjadi People Pleaser
Sederhananya, self-gaslighting ini seperti pikiran-pikiran yang ditanamkan pada diri sendiri untuk menepis keadaan atau perlakuan negatif yang ia terima dari orang lain, khususnya orang yang ia cintai. Namun, ia rela mengorbankan perasaan dan emosinya sendiri.
Berikut beberapa ciri-ciri self-gaslighting yang perlu kamu ketahui:
1. Merasa Pantas Mendapatkan Perlakuan Buruk
"Aku pantas kok diginiin." Pernah mengucapkan kalimat tersebut? Ketika kamu berpikir bahwa kamu pantas menerima perlakuan buruk dari orang lain dan mewajarkan hal tersebut, mungkin kamu sedang melakukan self-gaslighting.
Mari menganalisis kembali kejadian yang kamu alami, apakah kamu memang benar-benar pantas mendapatkan perlakuan tersebut? Kamu juga punya hak, lho. Katakan baik-baik jika kamu punya ingin diperlakukan baik selama perbuatanmu tidak buruk.
BACA JUGA: Harus Disadari! Simak 3 Alasan Mengapa Kamu Tidak Bisa Menjadi Diri Sendiri
2. Merasa Diri Sendiri Sangat Sensitif atas Ucapan atau Perbuatan Orang Lain
Kalimat atau perbuatan orang lain yang melukai hati kamu, malah kamu pikir diri kamu yang sensitif, terlalu baperan atau merasa terlalu dramatis. Kamu juga berhak merasa sedih, kecewa dan marah, lho. Kadang-kadang perasaan itu muncul bukan karena kamu terlalu sensitif, tetapi karena kamu juga ingin merasa dihargai.
Yuk, coba ubah kalimat, "Aku sensitif banget." Jadi kalimat, "Kalo aku merasa sesedih ini, berarti ada pemicunya. Lalu, gimana, ya, caraku biar bisa sembuh?".
BACA JUGA: Jangan Diabaikan! Simak 4 Tips Menyelesaikan Masalah dalam Dunia Kerja
3. Menyalahkan Diri Sendiri dan Mendoktrin Diri Sendiri Tidak Pantas Bahagia
Kalimat menyalahkan diri sendiri seperti, "Gara-gara aku dia pergi, aku memang gak pantas bahagia." Jika sering kamu pakai harus belajar dikurangi, ya. Setiap orang pantas dan berhak bahagia kok. Kamu juga tidak perlu terus-terusan menyalahkan diri sendiri terlalu keras, apalagi atas kesalahan yang sebenarnya tidak kamu buat.
Berbuat baik kepada orang lain itu boleh kok, tetapi jangan sampai kamu mengabaikan diri kamu sendiri, ya. Ubah self-gaslighting jadi self-love dengan pelan-pelan belajar memerdekakan perasaanmu. Kamu layak memperoleh cinta yang lebih besar dari dirimu sendiri.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS