5 Strategi Resolusi Konflik dari Perspektif Psikologi Sosial

Ayu Nabila | Selpia SutriYani
5 Strategi Resolusi Konflik dari Perspektif Psikologi Sosial
Ilustrasi Resolusi Konflik (Picwizard/prostock-studio)

Resolusi konflik adalah bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan manusia. Dalam situasi konflik, penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang strategi-strategi yang dapat membantu dalam menyelesaikan konflik secara efektif. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami konflik adalah perspektif psikologi sosial. Menurut Pruitt dan Rubin (2004), terdapat lima strategi resolusi konflik yang umum digunakan, yaitu contending, problem solving, yielding, inaction, dan withdrawing. Mari kita eksplorasi strategi-strategi ini lebih lanjut.

1. Contending (Bersaing)

Strategi contending melibatkan upaya untuk memenangkan konflik dengan mengesampingkan kebutuhan dan keinginan pihak lain. Biasanya, orang yang menggunakan strategi ini cenderung agresif dan berusaha mendominasi situasi. Meskipun strategi ini dapat memberikan kepuasan dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang dapat merusak hubungan interpersonal dan memperdalam konflik.

2. Problem Solving (Pemecahan Masalah)

Strategi problem solving melibatkan pendekatan kolaboratif untuk menyelesaikan konflik. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik bekerja sama untuk mencari solusi yang memenuhi kebutuhan semua pihak. Pendekatan ini melibatkan mendengarkan dengan empati, berbagi informasi secara terbuka, dan berupaya mencapai konsensus. Strategi ini mempromosikan komunikasi yang efektif dan memungkinkan penyelesaian konflik yang saling menguntungkan.

3. Yielding (Menyerah)

Strategi yielding melibatkan mengalah atau menyerah untuk menghindari konflik atau untuk mempertahankan hubungan yang harmonis. Meskipun strategi ini dapat menciptakan kedamaian sesaat, namun dalam jangka panjang dapat menciptakan rasa ketidakpuasan dan merugikan diri sendiri. Penggunaan strategi ini perlu diterapkan dengan hati-hati dan hanya dalam situasi-situasi yang memang benar-benar penting.

BACA JUGA: 5 Peran Orang Tua dalam Mendukung Anak Hadapi Ujian Penilaian Semester

4. Inaction (Memanipulasi)

Strategi inaction melibatkan menggunakan manipulasi dan trik psikologis untuk mempengaruhi hasil konflik. Pihak yang menggunakan strategi ini sering kali berusaha untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan memanipulasi emosi atau informasi yang diberikan kepada pihak lain. Strategi ini cenderung tidak etis dan dapat merusak kepercayaan dalam hubungan interpersonal.

5. Withdrawing (Menghindar)

Strategi withdrawing melibatkan menghindari konflik atau memarik diri sepenuhnya dengan mengabaikan atau menghindari interaksi dengan pihak yang terlibat. Meskipun strategi ini dapat memberikan ketenangan sementara, namun dalam jangka panjang dapat memperdalam kesenjangan dan mempersulit penyelesaian konflik. Menghindari konflik tidaklah solusi yang baik dalam jangka panjang, karena masalah yang tidak diselesaikan dapat terus berkembang menjadi konflik yang lebih besar.

Dalam menyelesaikan konflik, penting untuk memilih strategi yang sesuai dengan situasi dan tujuan yang diinginkan. Tidak ada strategi yang benar-benar sempurna, dan keefektifan strategi resolusi konflik akan tergantung pada konteks dan karakteristik individu yang terlibat. Oleh karena itu, pemahaman tentang strategi-strategi ini dapat membantu dalam memilih pendekatan yang paling tepat dalam menyelesaikan konflik secara positif.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak