Ada banyak hal yang bisa memengaruhi perilaku ataupun kepribadian seseorang ketika dewasa. Pengasuhan orang tua, pengaruh teman sebaya, kondisi finansial keluarga, adalah beberapa contoh faktor yang dapat membentuk karakter anak ketika besar.
Sebagai orang tua tentu sudah menjadi tugasnya dalam mengarahkan anak agar selalu berada di jalan yang ‘lurus’. Maka tak heran ketika anak berbuat salah kemudian dikritik ataupun dihakimi.
Meski demikian, dibesarkan oleh orang tua yang judgemental atau gampang sekali menghakimi bisa memiliki dampak buruk yang signifikan pada perkembangan dan kepribadian seorang anak.
Perilaku ini bisa memunculkan pola pikir serta perilaku yang kemudian membentuk kesamaan yang bisa dilihat dari beberapa poin berikut ini seperti dilansir dari laman HackSpirit.
1. Terlalu keras dalam mengkritik diri sendiri
Anak-anak yang tumbuh dengan orang tua judgemental cenderung menjadi sangat keras pada diri sendiri. Mereka terbiasa menerima kritik yang tajam dan sering kali tanpa henti dari orang tua mereka, sehingga mereka menginternalisasi cara pandang ini. Akibatnya, mereka sulit memaafkan kesalahan sendiri dan selalu merasa belum cukup baik.
Parahnya, cara pandang ini kemudian bisa berpengaruh buruk terhadap cara kamu bersosialisasi. Akibat memasang standar terlalu tinggi ke diri sendiri, kamu pun jadi memaksakan standar tersebut ke orang lain. Tentu saja hal ini bikin hubungan sesama jadi gak harmonis.
2. Terlalu mudah meminta maaf
Terbiasa dikritik saat masih anak-anak sering kali bikin kamu jadi mudah merasa bersalah bahkan untuk hal-hal remeh dan tak seharusnya.
Kamu cenderung meminta maaf secara berlebihan karena merasa takut membuat kesalahan atau mengecewakan orang lain. Kamu berusaha mati-matian untuk menciptakan keharmonisan hubungan dan menghindari konflik, meskipun hal tersebut harus dibayar dengan mengabaikan kebutuhan dan keinginan sendiri.
Meminta maaf memang harus, tapi dengan catatan kalau memang kamu salah. Terlalu sering meminta maaf, justru akan bikin kamu gak dihargai oleh sekitar, lho. Gak jarang kamu malah jadi sasaran empuk tukang bully karena dianggap lemah.
3. Sulit menerima pujian
Gak semua orang ketika dipuji akan merasa senang. Ada pula sebagian yang merasa canggung dan gak layak saat menerima apresiasi dari orang lain.
Pengalaman masa lalu yang penuh kritik akibat dibesarkan oleh orang tua judgemental membuat kamu meragukan tulusnya pujian yang diberikan, menganggapnya sebagai bentuk sarkasme, atau malah dianggap berlebihan karena yang kamu raih dianggap sesuatu hal yang biasa aja.
4. Selalu butuh validasi orang lain
Kesamaan selanjutnya dari anak-anak yang mendapat pengasuhan ortu tukang kritik, yakni biasanya selalu mencari validasi dari orang lain.
Kamu merasa kurang pede dengan keputusan atau pandangan sendiri karena dulunya selalu dinilai oleh orang tua. Kamu sering kali membutuhkan pengakuan dan penerimaan dari luar untuk merasa berharga dan apa yang kamu lakukan sudah benar.
Dampak dari pola asuh judgemental ini memang signifikan, tetapi bukan berarti tidak bisa diubah, ya. Dengan pemahaman, dukungan dari orang sekitar, dan bantuan profesional, anak-anak yang terjebak dalam pola ini bisa belajar untuk lebih menerima diri sendiri, membangun hubungan yang sehat, dan menemukan validasi dari dalam dirinya sendiri. Jadi, jangan putus harapan, ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS